[Fanfiction]
BEFORE THE FULL MOON RISES
Authorized
by : Ujen / 박수잔
Cast(s)
: Moon Ga Young & GOT7 (Mark, Jr., JB, Jackson, Youngjae, Bambam &
Yugyeom)
Genre
: School life, Fantasy
Disclaimer
: The story and cover are belong to me.
Chapter
1 : Back to the School
“Kau yakin gadis itu yang kita cari
selama ini?” seorang beralis tebal mengamati seorang gadis yang sedang
berlari-lari di tengah lapangan sekolah. Mata kecilnya menatap gadis itu dengan
penuh rasa penasaran. Melihat tidak ada respon dari orang yang ditanyanya, dia
pun menoleh. “Ya (hei), Wang Jackson?”
“Ne (ya), Pangeran Zen--?”
“Ck, sudah kukatakan selama di sini
namaku adalah Park Jinyoung. Dan berhenti menggunakan kalimat formal denganku. Kita
tidak sedang berada di kerajaan.” Laki-laki beralis tebal yang ternyata bernama
Park Jinyoung itu bergumam sebal.
“Aahh, haha.. maaf, aku lupa. Aku
terlalu fokus memperhatikan gadis itu jadi tidak konsentrasi menjawab
pertanyaanmu.”
“Geuraeseo (jadi)?”
“Ya, gadis itu memang gadis yang
kita cari. Dia lahir tepat saat bulan purnama ke tujuh, 17 tahun lalu. Aku
mendapatkan informasi ini dari ‘orang itu’. Terlebih, dia sudah melakukan
penyelidikan terhadap latar belakang gadis itu.”
Jinyoung tersenyum samar.
“Anak itu ternyata melakukan
tugasnya dengan baik.”
***
Moon Ga Young berlari tergesa-gesa
menuju kelasnya. Hari ini adalah hari pertama dia kembali masuk sekolah setelah
mengalami kecelakaan dan harus dirawat selama empat bulan di rumah sakit. Sebenarnya
dia sudah berencana kembali bersekolah sejak dua minggu lalu, tapi orangtuanya
belum mengizinkannya.
“Dan mereka bahkan tidak
membangunkanku padahal tahu hari ini hari pertamaku kembali ke sekolah. Ugh—“
Karena tergesa-gesa, dia bahkan
tidak sempat memeriksa persiapannya lagi. Tali sepatunya yang belum terikat
tanpa sengaja terinjak olehnya sehingga membuatnya jatuh di lapangan sekolah. Rasa
nyeri menjalar dari telapak kakinya.
Ga Young meringis menahan sakit dan
mencoba berdiri namun gagal. Lalu tiba-tiba, matanya mendapati sepasang sepatu
Nike AirForce putih di depannya. Ga Young mendongak untuk melihat siapa pemilik
sepatu itu. Matanya melebar begitu melihat raut muka asing berdiri di depannya
tanpa ekspresi. Alis yang tebal dan tulang hidung yang tinggi bertengger
sempurna di wajah orang itu. Begitu mata orang itu menyipit, Ga Young
terkesiap.
Cowok
ini cantik sekali, gumamnya dalam hati.
“Mwol bwa (apa yang kau lihat)?” tegur cowok itu sinis.
“Oh? Ah.. salyeojwo (tolong aku)—“ tangan kanan Ga Young sudah siap terulur,
mengira cowok asing itu akan menolongnya saat tahu-tahu cowok itu membungkuk, namun
ternyata untuk mengambil sebuah benda
yang sepertinya jatuh tepat di depan Ga Young.
Cowok asing itu menaikkan sedikit
satu sudut bibirnya. Lalu tanpa bicara apa-apa lagi, dia memutar badan dan
melengos begitu saja. Ga Young melongo.
Kupikir
tadi dia mau menolongku.
“Jeo-jeogiyo (permisi)?~ bisa bantu aku berdi—“
“Mark!” seseorang meneriakkan
sebuah nama yang membuat cowok asing itu kembali menoleh ke belakang. Empat
orang menghampirinya. Sementara Ga Young, yang masih terduduk di tanah tidak
jauh dari tempat mereka berdiri hanya bisa melongo melihat sekelompok
cowok-cowok asing itu bercakap-cakap.
“Yaa~ Mark. Sudah kubilang kan untuk menungguku? Kenapa kau main
pergi duluan begini sih?”
“Geurae (begitukah)? Mian
(maaf).” Cowok asing yang ternyata bernama Mark itu bicara dengan sangat
santai. Lantas kembali memutar tubuh untuk melanjutkan langkahnya. Empat orang
yang barusan menghampirinya itu mengamati sosok Mark yang semakin menjauh.
“Keu jasshig (bocah sialan
itu), seharusnya kau beri dia pelajaran, Jinyoung.” Cowok bermata paling sipit
di antara mereka bergumam. Membuat Jinyoung, si cowok beralis tebal yang tadi
bicara dengan Mark menoleh kepadanya.
“Sekali lagi kau bicara begitu,
Jaebum, kau yang pertama kali mendapatkan pelajaran dariku. Mengerti?”
Salah satu dari mereka, cowok
berambut coklat yang di lehernya terkalung headphone
menyenggol lengan Jinyoung, lalu mengedikkan dagunya ke arah Ga Young.
Jinyoung menoleh ke arah Ga Young,
lalu tersenyum sambil berjalan menghampiri gadis itu.
“Gwaenchanha (tidak apa-apa)?” tanya Jinyoung sambil mengulurkan
tangan kanannya.
Ga Young terkesiap melihat Jinyoung
tersenyum ramah padanya. Lalu menerima uluran tangan Jinyoung dan akhirnya bisa
berdiri. Ga Young menepuk-nepuk debu di roknya.
“Gomawoyo (teruma kasih),” ujar Ga Young sambil tersenyum lebar.
“Tidak perlu berbahasa formal
denganku karena sepertinya kita seumuran, Moon Ga Young-sshi.”
“Oh? Begitukah? Sebenarnya agak
aneh karena kita baru saja bertemu hari ini, tapi… baiklah. Terima kasih atas
bantuannya. Dan omong-omong, dari mana kau tahu namaku?”
Jinyoung kembali tersenyum. Lalu
matanya beralih pada nametag di rompi seragam Ga Young.
“Namamu tertulis jelas di sana,
Moon. Ga. Young.” Jinyoung mengeja nama Ga Young.
Ga Young menyadari kebodohannya. Lalu
mengambil kesempatan untuk mengetahui nama orang itu. Park Jinyoung.
“Ahh, benar juga. Pokoknya, terima
kasih, Park Jinyoung. Kalau begitu, aku duluan.” Ga Young membungkuk hormat dan
segera berlari menuju kelasnya. Jangan sampai orang-orang itu semakin menemukan
kebodohannya yang lain.
“Ah, tali sepatumu lepas, Ga
Young!~” seru Jinyoung, membuat Ga Young kembali merutuki kebodohannya, yang
lain.
***
“Selamat pagi. Namaku Moon Ga
Young. Ngg, mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu bahwa sebenarnya aku
bukan murid baru di kelas ini. Tapi karena aku mengalami suatu kecelakaan dan
harus dirawat selama empta bulan di rumah sakit, jadi aku baru bisa kembali
bersekolah hari ini. Aku harap teman-teman mau memakluminya. Dan juga, mohon
bantuannya~” Ga Young memperkenalkan diri di depan kelas. Teman-teman
sekelasnya menatapnya dengan beragam ekspresi. Sebagian besar dari mereka
menatap dengan tatapan penasaran sekaligus kasihan.
“Baiklah, karena sekarang Ga Young
sudah kembali lagi bersekolah, mari kita beri tepuk tangan penyemangat
untuknya!~” Bang sonsaengnim, wali
kelas mereka, mengomando murid-muridnya untuk bertepuk tangan. Semuanya
menurut, kecuali satu orang yang hanya duduk di bangkunya sambil memberi
tatapan tak terbaca kepada Ga Young.
Oh?
Orang itu kan si cowok cantik tadi. Mark!
Suara pintu dibuka menghentikan
kegaduhan di kelas itu. Suasana mendadak senyap saat wakil kepala sekolah masuk
ke kelas dan diikuti oleh beberapa orang murid baru.
“Ah, sudah datang rupanya.” Bang sonsaengnim terlihat bersemangat. Lalu
kembali berbicara.
“Yaedeura (anak-anak), selain kembalinya Ga Young kita ke sekolah,
hari ini kita kedatangan empat orang teman baru yang berasal dari luar negeri. Beri
tepuk tangan untuk mereka~” Bang sonsaengnim kembali mengomando murid-muridnya
untuk bertepuk tangan sementara Ga Young, yang masih berdiri di sampingnya
hanya bisa melongo.
Mwoya
(apa-apaan ini)? Ternyata mereka semua murid baru dan ke lima-limanya sekelas
denganku?
Ga Young sudah pernah memprediksi
bahwa kemungkinan akan terjadi perubahan di sekolah selama empat bulan dia
dirawat di rumah sakit. Tapi, dia tidak akan pernah menyangka bahwa perubahan
itu lebih banyak dari yang dia pikirkan.
Keempat orang itu kemudian
memperkenalkan diri mereka satu persatu. Cowok beralis tebal bernama Park
Jinyoung, cowok bermata sangat sipit bernama Im Jaebum, cowok dengan sebuah
anting kecil di telinga kirinya bernama Wang Jackson dan cowok dengan headphone melingkar di lehernya bernama
Choi Youngjae. Selesai perkenalan, wali kelas mempersilakan mereka berempat dan
juga Ga Young untuk kemudian berjalan
menuju bangku yang sudah ditunjuk.
Jaebum dan Jinyoung memilih duduk
di dekat jendela, di belakangnya ada Mark dan Jackson. Ga Young sendiri duduk
di bangku lamanya, di samping bangku Mark dan Jackson. Bangku di sampingnya
yang biasanya kosong, kali ini ditempati oleh Youngjae.
Ga Young menoleh pada Youngjae yang
balas menatapnya dengan tatapan mengantuk.
“Annyeong—“
Ucapan Ga Young terputus saat
tahu-tahu Youngjae menutup kedua telinganya dengan headphone lalu kemudian tidur dengan kepala bertumpu pada tas di
mejanya.
Heol,
di hari pertamanya sekolah, dia sudah berani tidur di dalam kelas seperti ini? Pasti
ada yang tidak beres dengannya.
Kepala Ga Young mendadak jadi
pusing.
Atau
mungkin juga aku.
***To
Be Continued***
박수잔,
150903. 20.55 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar