Title
: Forever Young
Author
: Park Su Jan (Tsujana Albarabumulih)
Casts
: Ji Chang Wook & OC (Ahn Cheon Sa)
Genre
: slice of life
Chapter
4 : Bring Our Memories
Oktober
2014.
Chang Wook mengunjungi National
Museum of Modern and Contemporary Art (MMCA) yang berlokasi di dekat istana
Gyeongbokgung, Seoul. Chang Wook sudah berkeliling areal museum ini untuk
sekedar mengagumi arsitektur dan koleksi karya seni yang dipamerkan di sini. Diapun
akhirnya memutuskan untuk meninjau aula yang akan disewa untuk pameran
perdananya.
Eomoni
bilang gadis itu ditugaskan untuk ikut andil dalam pameranku, berarti sekarang
dia sedang ada di sana? gumam Chang Wook seorang diri. Dengan
senyum terkembang, pria 27 tahun itu segera memasang kacamata dan topi hitam
untuk menyamarkan wajahnya. Dia ingin bertaruh apakah dia atau gadis itu yang
terlebih dahulu akan mengenali wajahnya.
Chang Wook mengedarkan pandangan
berkeliling, mencari-cari sosok yang paling memungkinkan tentang gambaran gadis
itu. Dan, akhirnya dia menemukannya. Menemukan Cheon Sa yang sedang sibuk
berjalan kesana-kemari dengan setumpuk kertas di pelukannya. Diamatinya
penampilan Cheon Sa. Tidak banyak berubah, rambutnya yang sedikit ikal dan
berwarna kecoklatan masih diurai hampir menyentuh pinggang. Mata bulat besarnya
tampak kelelahan, bintik-bintik keringat menghiasi dahi dan ujung hidungnya.
“Yeppeojyeotda (semakin cantik),” gumam Chang Wook. Dilangkahkan
kakinya menuju Cheon Sa dan berhenti begitu sampai di depan gadis itu.
Langkah Cheon Sa ikut terhenti,
kepalanya mendongak untuk mencari tahu siapa yang sudah memblokir jalannya. Diamatinya
wajah asing itu, lalu dia menghembuskan nafas.
“Maaf, Ahjusshi, bisakah Anda minggir?” tegur Cheon Sa.
Chang Wook melongo. Tidak apa-apa
kalau Cheon Sa belum mengenalnya, tapi ‘Ahjusshi’? Memangnya tampangnya setua
itu?
“Jeogiyo (permisi), Ahjusshi?”
Chang Wook masih menatap tajam mata
Cheon Sa dari balik kacamatanya. Apakah dia sudah banyak berubah sehingga Cheon
Sa tidak bisa mengenalinya? Dirinya bahkan bisa mengenali Cheon Sa di detik
pertama.
Cheon Sa menghela nafas frustasi, ahjusshi di depannya ini tidak mau
minggir. Mungkin saja dia memang orang asing yang tidak mengerti bahasa Korea,
tapi entah kenapa Cheon Sa merasa yakin kalau orang di depannya ini orang
Korea. Saat ini dirinya sedang sibuk, sehingga tidak punya waktu untuk tetap
berdiri di sini tanpa melakukan apapun. Kalau ahjusshi ini memang butuh sesuatu, dia bisa bertanya di
resepsionis.
Gadis itu mengangguk mantap. “Jeogiyo, Ahjusshi, apa ada yang bisa saya bantu? Jika tidak, bisakah Anda
menyingkir? Saat ini saya sedang sangat sibuk, bulan depan akan ada pameran—“
Tiba-tiba Chang Wook memegang tangan Cheon Sa, lalu tangan satunya melepas
kacamata yang dipakainya.
“Oraenmaniya, (lama tidak berjumpa) Angel-sshi, animyeon (atau),
Ahn Cheon Sa-ya,” sapa Chang Wook
sambil menyeringai. Sementara gadis yang disapanya hanya bisa melebarkan mata,
ekspresinya terlihat sangat kaget melihat orang yang disangkanya ahjusshi itu ternyata Ji Chang Wook, sosok
yang begitu dirindukannya selama 12 tahun ini.
“Wae (kenapa)?” tanya Chang Wook melihat respon yang diberikan Cheon
Sa. “Anbogoshipeoseo (tidak
merindukanku)?”
Cheon Sa mengerjapkan matanya,
bibirnya gemetar sementara air matanya sudah hampir menggenang.
“Nappeun nom (orang
jahat)!” gumamnya, lalu tiba-tiba memelintir lengan Chang Wook yang
memegangnya.
“UWAAA~ apheuji (sakit, kan)!? Lepaskan~ LEPASKAAANN~”
***
Chang Wook dan Cheon Sa memilih
duduk di sudut StarBucks Coffee, suasana hening karena tidak satupun
berinisiatif memulai pembicaraaan. Chang Wook sesekali melirik Cheon Sa yang
terus memperhatikan gelas StarBucks-nya.
“Mian, “ akhirnya Chang Wook duluan yang membuka suara. Cheon Sa
mendongak padanya, menunggu sambungan kalimatnya.
“Musun mianhada (untuk
apa)?” tanya Cheon Sa menaikkan sebelah alisnya.
“Karena tidak pernah berusaha
menghubungimu.”
Cheon Sa mendengus geli. “Lantas? Oppa pikir aku selalu menunggu kabar
dari Oppa? Oppa pikir Oppa siapa?”
“Tetanggamu? Ah, maksudku cinta
pertamamu?”
“Neomu utkiya (lucu
sekali), memangnya kenapa kalau kau cinta pertamaku? Itu hanya cinta anak kecil
berusia 13 tahun! Sudah tidak ada artinya sekarang.”
“Jadi bagimu, cinta pertama hanya
sebatas cinta pertama?”
“Memangnya kenapa?” suara Cheon Sa
meninggi.
“Aku hanya tidak yakin.” Chang Wook
menggoda Cheon Sa, matanya memicing melihat wajah Cheon Sa yang sudah memerah.
“Hah?”
“Kau masih menyimpan surat yang
kutitipkan ke bibiku waktu itu kan? Apa kau sudah membaca pesan rahasianya?”
“Ya, aku sudah membacanya.”
Chang Wook tersenyum senang. “Sudah
kuduga kau akan menangis waktu membacanya. Maaf ya, oppa sudah membuatmu sedih. Manhi
himdeulji (sangat berat kan)?”
“Aku benar-benar tidak mengerti apa
maksudmu. Memangnya kenapa aku harus menangis saat membacanya?”
“Eii, geojitmalma (jangan bohong)! Kalau kau tidak menangis, darimana kau
bisa tahu pesan rahasianya? Tidak mungkin kan pesan itu timbul begitu saja.”
“Geurae (benar), pesan rahasia itu timbul begitu saja saat Jang Mi sunbae menyemburkan air dari mulutnya
dan tidak sengaja membasahi surat itu. Puas?”
Chang Wook melongo. Tidak mungkin
ada kejadian kebetulan begini. Tadinya ia pikir Cheon Sa akan sedih lalu
menangis saat membaca surat yang ditinggalkannya.
“Jadi, apa maksud pesan rahasia Oppa itu?” tanya Cheon Sa dengan tatapan
menyelidik.
“Huh? Ah… itu…”
“Aro, aro (ngerti,
ngerti). Aku senang mengetahui kenyataan bahwa cinta pertamaku ternyata tidak
bertepuk sebelah tangan waktu itu. Tapi seperti yang aku bilang tadi, cinta
pertama hanya sebatas cinta pertama. Sekarang kita sudah sama-sama dewasa,
cerita-cerita seperti itu akan menjadi kenangan indah dalam hidup kita. Iya
kan?”
Chang Wook menggoyang-goyang gelas
StarBucks-nya yang tinggal bongkahan es.
“Neo… namja chingu ga isseo (kau… apa kau
punya pacar)?”
Cheon Sa menaikkan alisnya. “Kenapa?
Bukannya wajar kalau aku punya pacar? Umurku sudah hampir 25 tahun. Oppa sendiri pasti punya kan? Pacar Oppa yang di New York?”
“Aku tahu kau sedang berbohong. Matamu
akan bergerak ke kiri dengan gugup dan suaramu akan meninggi. Aku sudah sangat
mengenalmu.” Chang Wook mencibir. “Ibumu bilang kau sama sekali tidak terlihat
jalan dengan pria manapun selama ini. Dan kau sering terlihat melamun sambil
memegang suratku. Kau masih… menungguku kan?”
“Apa maksud Oppa menyembunyikan satu lukisan yang akan dipajang di pameran
bulan depan?” tiba-tiba Cheon Sa mengalihkan topik pembicaraan. “Jangan
mentang-mentang kau sudah menjadi pelukis terkenal, lantas seenaknya saja
mengatur—“
“Aku sudah minta izin kepada
atasanmu. Why? Problem? Dan jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan seperti itu,
kau punya hutang penjelasan padaku.”
“Ahh, micheonnabwa (rasanya aku mau gila). Memangnya hanya aku yang harus
menjelaskan? Bagaimana dengan Oppa? Selain
surat aneh itu, apa Oppa pernah mencoba menghubungiku? Menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi? Apakah benar seperti yang kuduga selama ini? Apakah Oppa meninggalkan Korea karena marah
padaku? Selama ini aku sudah merasa sangat bersalah, aku bertanya-tanya …
apakah penyakit jantung Oppa kambuh
karena aku??” akhirnya air mata Cheon Sa tumpah. Dia sudah tidak peduli jika
berada di tempat umum yang sedang ramai dikunjungi.
Chang Wook memegang punggung tangan
Cheon Sa. “Ayo, pulang. Di rumah nanti kau boleh memukulku sepuasmu. Aku janji.”
Dia membujuk Cheon Sa supaya gadis itu tidak menumpahkan emosi di tempat itu.
***
D-Day
Pameran, November 2014.
“Bagaimana penampilanku?” Chang
Wook berusaha terlihat sempurna untuk pameran pertamanya.
Cheon Sa menoleh malas, “Dasimu
kurang rapi,” katanya, refleks membetulkan dasi Chang Wook.
Chang Wook tersenyum geli. Teringat
olehnya beberapa waktu lalu, bagaimana Cheon Sa benar-benar memukulnya saat dia
menjelaskan bahwa kepergiannya ke USA bukan karena kesalahan Cheon Sa. Walaupun
awalnya dia tidak mengerti kenapa Cheon Sa tiba-tiba menghindarinya, tapi
akhirnya dia menyadari bahwa itu karena Cheon Sa marah dengan perkataan Chang
Wook yang mengatakan bahwa mereka hanya kakak-adik.
“Itu
karena aku malu. Kau tahu sendiri bagaimana Hyun Woo hyung-ku itu. Tapi aku
sadar kalau kau marah dan terluka karena pernyataanku itu. Makanya… aku membuat
surat itu.” Jawab Chang Wook waktu itu.
“Kau
ini kekanak-kanakan sekali ya?” sindir Cheon Sa.
“Kau
sudah tahu? Aku memang selalu bersikap kekanakan. Karena aku sangat menyukai
masa kanak-kanakku.”
Chang Wook kembali memperhatikan
Cheon Sa yang sangat konsentrasi membetulkan dasinya. Lalu dia pun mendengus
geli karena tidak tahan.
“Kau tahu tidak apa artinya jika
seorang pria membiarkan wanita membetulkan dasinya?”
Cheon Sa mengernyit sebal, matanya
menatap tajam mata Chang Wook. “Itu artinya… “dia menarik dasi Chang Wook
kuat-kuat, “Aku bisa mencekikmu sekarang juga!”
“A-akkhh, lepaskan!” Chang Wook
buru-buru melepaskan cengkeraman tangan Cheon Sa. “Kau ini kalau bercanda suka
kelewatan.” gerutunya sambil mengipasi wajahnya.
“Makanya jangan macam-macam. Aku
tidak akan segan meskipun kau ini pelukis idola Michele J, bagiku kau tetap
tetanggaku, Ji Chang Wook.” ujar Cheon Sa ketus, lalu segera berbalik
meninggalkan Chang Wook.
“Siapa ya yang memberiku nama
Michele.. Michelangelo?” goda Chang Wook.
“Shut up!”
***
“Selanjutnya kita akan mendengarkan
kata sambutan dari sang bintang kita pada hari ini, siapa lagi kalau bukan
pelukis kebanggaan Korea, Michele J~ beri tepuk tangan!” sang MC tersenyum
lebar mempersilakan Chang Wook untuk naik ke podium memberikan sepatah-dua
patah kata.
“Terima kasih atas sambutan
hangatnya,” Chang Wook membungkuk hormat, lalu bibirnya menyunggingkan senyum
lebar. “Rasanya sudah lama sekali aku aku bermimpi untuk bisa mengadakan
pameran tunggal di tanah kelahiranku ini. Aku akan bercerita sedikit bagaimana
aku bisa berada di sini, dengan membawa nama Michele J, yang selama ini kalian
kenal.
“Nama asliku Ji Chang Wook. Waktu
kecil, aku punya seorang tetangga yang sangat akrab dan sangat lucu, dia
kujuluki Angel, karena memang kehadirannya membuatku bisa melupakan rasa sakit
akibat penyakit jantung bawaanku. Setiap hari, dia selalu datang ke kamarku,
lewat jendela, dan akan berusaha mengagetkanku walaupun usahanya selalu gagal. Dia
sangat ceria, aku merasa punya teman selain hyung-ku,
sebelumnya aku merasa kesepian karena aku tidak punya teman di sekolah. Kepribadianku
sangat tertutup, itulah kenapa orang-orang tidak berani mendekatiku.
“Sampai suatu hari, di usiaku yang ke
15, untuk pertama kalinya aku merasa gugup di dekat gadis itu. Awalnya aku
tidak tahu kenapa. Tapi aku mulai mengerti ketika aku melihatnya bicara akrab
dengan laki-laki lain, bahkan dengan hyung-ku
sendiri. Aku merasa… ingin marah saat itu. Aku ingin gadis itu hanya dekat
denganku, tidak dengan orang lain. Tapi di saat punya kesempatan untuk
mengatakan perasaanku, aku malah membohongi diriku sendiri bahwa aku hanya menganggapnya
sebagai adik. Dia marah, aku tahu. Di saat aku ingin mengatakan yang
sebenarnya, sayangnya aku harus pergi ke luar negeri untuk waktu yang lama.
“Pameran tunggalku ini kuberi tema
Forever Young.” Chang Wook berhenti sejenak untuk tersenyum, lebar. Dia berjalan
menuju satu pigura yang tertutup kain putih, disibakkannya kain itu, nampaklah
sebuah lukisan yang sangat mirip dengan Cheon Sa yang sedang melukis dengan
latar belakang pinggiran pantai. “Aku sangat menyukai waktu kanak-kanakku. Waktu-waktu
yang kuhabiskan bersama gadis itu. Kalian boleh menganggap gadis itu sebagai
sumber inspirasiku. Karena memang demikian kenyataannya. Sebagian lukisanku
yang dipajang di sini beraliran natural-ekspresionis, karena aku selalu
mengingatnya setiap menyapukan kuasku. Mengingat wajah… cinta pertamaku, Ahn
Cheon Sa.” Chang Wook menunjuk pada Cheon Sa yang berdiri di sudut aula
pameran. Seketika semua mata mengarah padanya, membuat Cheon Sa mendadak salah
tingkah. Tanpa aba-aba, suara tepuk tangan mendadak bergemuruh memenuhi ruangan
itu.
“Ahn Cheon Sa… nae yeoja chinga ga dwae jullae (maukah kau menjadi pacarku)?”
Cheon Sa menunduk malu. “Aishh, dasar gila!” gumamnya sambil
mengumpat. Dilirik ke kanan-kirinya, semua orang masih mengharapkan jawabannya.
Dia sudah tidak bisa mengukur seberapa malu keadaannya sekarang. Perasaannya bercampur
aduk. Jantungnya berdegup kencang. 12 tahun menunggu cinta pertamanya, akhirnya
dia mendapatkannya.
Jawaban yang selama ini
diimpikannya.
“Cheon Sa-ya?” Chang Wook memanggilnya lagi.
“Dwae (iya, aku mau).”
“Eh?”
“Aku mau jadi pacarmu.” ulang Cheon
Sa cepat-cepat. Di depannya, Chang Wook sempat melebarkan matanya sebelum detik
berikutnya tersenyum sangat lebar, lalu dia segera berlari menuju Angel-nya.
Ahn Cheon Sa.
Forever
Young. Perasaan yang selama ini disimpan rapat dalam hati
Chang Wook. Perasaan yang selalu ingin kembali ke masa-masa remajanya. Akhirnya
dia bisa kembali dan membawa kenangannya itu ke masa sekarang.
Your
eyes that saw me for the first time
In them, I saw a number of stars
They were following me in a funny way that day
So, why, on that day…
In them, I saw a number of stars
They were following me in a funny way that day
So, why, on that day…
…Couldn’t
I forget about you, in that moment
The day the shining you, came towards me
To me you’re the Best of the Best no one I ever had
I’ll give you a gift, So I won’t regret
The day the shining you, came towards me
To me you’re the Best of the Best no one I ever had
I’ll give you a gift, So I won’t regret
Forever
young this moment that’s just ours
Forever young I don’t want to let it get away
Forever young woo baby
Woo woo baby woo woo baby
Cuz I wanna be
Forever young you and I, just as we are
Forever young even if time passes by
Forever young woo baby
Woo woo baby woo woo baby
Forever you’re my shawty
Forever young I don’t want to let it get away
Forever young woo baby
Woo woo baby woo woo baby
Cuz I wanna be
Forever young you and I, just as we are
Forever young even if time passes by
Forever young woo baby
Woo woo baby woo woo baby
Forever you’re my shawty
(GOT7-Forever
Young)
***SELESAI***
150505,
19.11 WIB.
huwaaa,,, Ujen-ah, seruuu endingnya.. you know me so well >_<
BalasHapusoh iya, eon penasaran pas si Jcw blg "Kau tahu tidak apa artinya jika seorang pria membiarkan wanita membetulkan dasinya?” nah itu jwbn-a apa saeng? apa artinya itu si pria suka sm si cewk?
aniway, jeongmal gomawo buat FF nya :*