Sabtu, 30 Mei 2015

[FANFICTION] 100% 1.4.3 -Chapter 4-



Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B & OC
Chapter 4 : Acted like a Real Girlfriend


-Hye Mi’s POV-

Aku dan Jaehyo sudah sampai di rumah. Sepanjang jalan dari sekolah sampai ke rumah, aku dan Jaehyo tidak banyak bicara. Tapi entah kenapa aku tidak merasa canggung, beda kalau aku jalan berdua dengan Himchan. Akan terasa sangat canggung bagiku kalau aku tidak berbicara.

Jiho oppa (yang ternyata di SMA-nya lebih akrab dipanggil Zico), Pyo Jihoon dan Park Kyung sedang sibuk dengan benda-benda aneh di ruang tengah. Sesekali kulihat Kyung mengunyah makanan ringan yang sudah disediakan di atas meja. Sementara Zico oppa dan Pyo sibuk memasang benda-benda itu menjadi suatu bentuk bangunan.

Zico oppa menyadari kehadiranku dan Jaehyo. Dia tersenyum menyambutku.

“Hai, adikku yang tidak manis,” sapa Zico oppa seperti biasa.

“Hai, Hye Mi.” sapa Kyung dan Pyo serempak. Aku tersenyum lebar menanggapi salam mereka.

“Tumben kau pulang ke rumah.” kataku sambil duduk di samping Zico. “Bikin apaan sih?”

“Maket SMA Youngkwang. Ini tugas pelajaran kesenian. Kami tidak boleh mengotori asrama, jadi aku minta izin untuk pulang. Lagipula minggu kemarin kan aku tidak sempat pulang.” jawab Zico oppa, lalu dia menoleh pada Jaehyo. “Oh, hyung. Terima kasih sudah datang.”

“Ya, kan aku sudah janji.” kata Jaehyo. “Baiklah, apa yang bisa kubantu?”

Mereka pun mulai sibuk dengan maket yang mereka buat itu. Ponselku kembali bergetar untuk yang kesekian kalinya. Aku mengeluarkan ponselku dan membukanya.

Wakkss!!! 20 panggilan tak terjawab dan 1 SMS. Semuanya dari Kim Himchan!

“Ha-halo?” aku menelepon Himchan sambil berjalan menjauh dari mereka. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Jaehyo memperhatikanku.

“Kenapa baru telepon sekarang?” tanya Himchan dengan nada datar dan terkesan dingin.

“Ma-maaf, tadi aku sedang di jalan.”

“Bukannya karena sedang jalan bersama Jaehyo?” tanya Himchan sinis.

Aku bingung harus menjawab apa.

“Ada apa, Himchan?” aku memberanikan diri bertanya.

“...”

“Halo? Himchan?” panggilku sekali lagi.

“Kau tidak baca SMS-ku?”

“SMS... eh belum.”

Aku mendengar dia berdecak. Lalu sambungan telepon diputusnya.

Tut. Tut. Tut.

Apa-apaan sih orang ini? Seenaknya saja memutuskan teleponku? Aku kesal dengan ulah Himchan, lalu membuka SMS-nya dengan malas.

-Hei, hari ini rapat OSIS dibatalkan. Ayo kita jalan.-

Uwoo~ mataku terbelalak membaca SMS Himchan. Apa maksudnya dia mengajakku kencan? Hehe, dia terlalu malu jadi tidak mau bilang secara langsung. Iya, pasti begitu. Aku tersenyum-senyum senang.

Aku mencoba menghubunginya lagi.

“Ada apa lagi?” katanya terdengar kesal.

“Himchan, apa kau mengajakku kencan?” tanyaku bersemangat.

“HAH??? Apa katamu? Kencan? Kau mabuk ya?” tanyanya membuatku patah semangat.

“Tapi... tadi... kau SMS mengajakku jalan. Berarti itu ajakan kencan kan?”

“Astaga... kau ini ke-GR-an sekali sih. Maksudku tadi ayo kita pulang bersama, seperti biasa. Bukan kencan. Sudah ya, aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu. Jangan telepon-telepon lagi!”

Klik. Lagi-lagi Himchan memutuskan teleponku sebelum aku sempat menutupnya.

Ck, dia lagi ngapain sih? Sepertinya sibuk sekali.

Aku memasukkan lagi ponselku ke saku rok sekolahku. Mengambil bola basket yang kuletakkan di dekat tiang basket dan mulai bermain sendirian.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Keesokan harinya saat akan berangkat sekolah, Jaehyo yang menginap di rumah kami karena membantu Zico oppa dan teman-temannya menyelesaikan maket mereka mengajakku untuk berangkat sekolah bersama. Aku sih tidak keberatan. Apalagi aku kan sudah biasa berangkat sendirian, mungkin sekali-sekali aku butuh teman.

Aku menutup kembali pintu pagar rumahku. Jaehyo bilang dia akan menyusul karena harus mengambil ponselnya yang ketinggalan di kamar Zico oppa. Begitu aku berbalik, Himchan dengan gayanya yang seperti biasa, menoleh ke arahku.

“Lama sekali sih... ayo berangkat!” katanya ketus.

“Eh, tapi aku mau menunggu Jaehyo dulu.” kataku teringat Jaehyo belum juga muncul.

Himchan menghampiriku.

“Apa sekarang kau pacaran dengannya?” tanya Himchan.

Pertanyaan macam apa itu?

“Tidak kok. Aku kan sedang berpura-pura jadi pacarmu. Masa’ aku pacaran dengan orang lain sih?” kataku bingung dengan pertanyaan Himchan.

“Jadi, pacar pura-puramu ini mengajakmu berangkat sekolah bersama. Apa kau mau menolak?”

“Makanya itu, kita kan hanya pura-pura. Katamu aku hanya harus pura-pura jadi pacarmu hanya saat di sekolah saja. Supaya kau tidak diganggu fans-mu, tapi kenapa sekarang aku juga harus berpura-pura jadi pacarmu?”

Tiba-tiba Himchan melingkarkan lengannya di bahuku, dan berbisik di dekat telingaku.

“Kau lihat bayangan orang yang ada di sudut jalan itu?” Himchan mengisyaratkan padaku supaya aku mengerti maksudnya. Aku mengangguk.

“Itu Clara dan temannya. Mereka mulai curiga kalau kita ini hanya pura-pura, jadi mereka mengikutiku sekarang. Aku tidak punya pilihan lain selain berbuat seperti ini padamu. Aku harap kau tidak salah paham.”

Tenang saja, aku tidak akan salah paham lagi. Cintaku kan sudah layu sebelum berkembang.

“Ya, ya, baiklah. Asal jangan coba macam-macam denganku.”

“Memangnya kau pikir aku mau ngapain? Tenang saja, aku ini cowok normal kok.” katanya enteng.

Aku mendengus. Orang ini benar-benar tidak menganggap aku sebagai wanita ya?

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Di kantin sekolah. Tiba-tiba saja Himchan mengajakku makan siang bersama. Aku jadi bingung harus senang atau sedih dengan ajakannya ini. Tapi tak urung, aku akhirnya terpaksa (?) makan siang di kantin bersamanya. Padahal biasanya aku selalu makan siang dengan bekal buatan eomma-nya Daehyun.

Aku mengamati menu Himchan. Espresso, cheeseburger dan kentang goreng. Beda sekali denganku yang lebih suka makanan lokal, jjajjangmyeon. Aku memesan sebotol air mineral karena aku tidak bisa minum segala jenis kopi ataupun cola.

“Hei, Himchan. Apa fans-mu itu memasang sesuatu seperti cctv atau antena di tubuhmu?” tanyaku melihat beberapa pasang mata tampak mengawasi kami seperti sekelompok hewan pemangsa.

“Bicara apa sih?” Himchan menggerutu karena dia hampir tersedak mendengar pertanyaanku.

“Soalnya... mereka kok bisa dengan cepat mendeteksi keberadaanmu. Ini kan menyulitkanku, karena setiap saat harus terlihat seperti pacar sungguhanmu.”

Himchan memicingkan matanya menatapku.

“Bukannya kau menyukaiku?” tanyanya.

Melihatku yang diam saja, Himchan pun melanjutkan kalimatnya. “Seharusnya hal ini tidak jadi masalah kan?”

“Kau ini menyebalkan ya ternyata? Narsis sekali.”

“Sifatku memang seperti ini. Mungkin setelah ini kau akan menyesal karena sudah menyukaiku.” katanya dengan nada datar sambil bersandar di sandaran kursinya.

Benarkah aku akan menyesal? Hmm, entah kenapa, aku malah suka melihat Himchan yang seperti ini. Seolah-olah tidak ada yang dia tutupi dariku. Aku suka Himchan menampakkan sifat aslinya padaku.

Himchan melirikku lagi. “Ck, “ dia memutar bola matanya. “Seperti dalam drama saja.” gumamnya. Aku mengerutkan dahiku bingung.

“Hei, ambilkan tisu yang ada di sebelahmu!” perintahnya.

“Kenapa menyuruhku? Kau tinggal memanjangkan tanganmu dan mengambilnya sendiri kan?”

Himchan tiba-tiba mencondongkan kepalanya mendekatiku. Refleks aku memundurkan tubuhku ke belakang. Sial, mukaku jadi panas.

Lalu Himchan mengambil tisu yang ada di dekatku tanpa melepaskan pandangannya dariku. Kipas! Kipas! Aku butuh kipas sekarang!

“Nih,” katanya memberikan tisu itu padaku. Aku menerimanya dengan heran.

“Gunakan tisu itu untuk mengelap bibir dan pipimu yang penuh noda kuah jjajjangmyeon. Aku jijik melihatnya.” katanya lalu mengalihkan pandangannya dan memundurkan kembali posisi duduknya.

Sambil mengelap bibir dan pipiku dengan tisu pemberian Himchan, aku masih bisa mendengarnya mengomel-ngomel.

Aku baru tahu kalau dia seorang pengidap mysophobia. Orang-orang seperti Himchan ini adalah orang yang sangat berhati-hati dan sangat takut dengan hal yang menurut mereka kotor. Penderita mysophobia itu adalah orang yang gila kebersihan!

Aku memperhatikan Himchan yang sudah kembali sibuk mengunyah cheeseburger-nya.

Ternyata Himchan perhatian juga ya ^^

Entah kenapa dadaku jadi berdebar-debar sangat cepat.

%%%%%%%%%%%% To Be Continued 130917 %%%%%%%%%%%%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar