Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana
Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B and OC
Chapter 2 : Is It Bad or Good
Day?
-Hye Mi’s
POV-
Himchan mengedipkan sebelah matanya
padaku memberi kode supaya aku mau berkomplot dengannya. Dan bodohnya, aku
malah mengangguk mengiyakan kalau kami memang dekat, seperti yang dibilangnya.
“Himchan, apakah itu benar?” tanya Yongguk sunbae tidak percaya dengan wajah
penasaran.
“Hye Mi?” Minhyuk sunbae bertanya padaku. Aku tidak bisa menjawab apa-apa selain nyengir
kaku.
Sementara Clara sunbae
tidak berkata apa-apa lagi setelah sempat mengirimkan tatapan mata membunuh-nya
padaku. Dia pergi diikuti kedua orang temannya.
Himchan, yang masih merangkulku akhirnya setengah
menyeretku berjalan melewati teman-temannya.
“Sejak kapan kalian—“
“Tadinya aku mau merahasiakan ini dari kalian, tapi
akhirnya ketahuan juga.” Himchan memotong kalimat Taeil sunbae dengan nada sok imut.
Aku dan Himchan berjalan keluar dari ruangan itu,
tapi aku masih bisa merasakan tatapan heran dari tiga orang sunbae-ku itu mengikuti kami sampai kami
menghilang dari pandangan mereka.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Di tengah perjalanan menuju rumah kami. Himchan
tidak banyak bicara, tapi dia sudah melepaskan rangkulannya begitu tiga orang
temannya tadi sudah tidak bisa melihat kami.
“Hei, maaf ya, membawamu ke dalam masalahku.” katanya
membuka percakapan.
Lihat kan? Sudah kubilang dia tidak tahu namaku,
sejak dulu dia suka memanggilku ‘Hei’.
Aku melirik Himchan yang tersenyum tipis menunggu
responku.
“Kenapa kau berbohong pada mereka?” tanyaku.
“Bohong apa?”
“Kau bilang kau sedang dekat denganku, itu kan
bohong.”
“Lho, aku tidak bohong kok.”
Apa? Apa maksudnya tadi...
“Saat aku bilang aku sedang dekat denganmu, jarak
kita berdiri kan memang dekat. Dan aku juga tidak bohong kalau kita sedang
bersama, buktinya sekarang kita berjalan bersama kan? Salah sendiri kenapa
mereka jadi salah paham.”
Ohh, jadi itu maksudnya?
Hufftt, aku kecewa.
“Omong-omong, kenapa tadi kau juga mau saja
mengangguk saat aku memanggilmu ‘Pacarku’? Kupikir tadi kau sudah mengerti...
Ahh, aku tahu!” serunya tiba-tiba.
“A-apa? Tahu apa?” tanyaku cemas. Apa Himchan sudah
tahu kalau aku menyukainya?
Himchan memegang bahuku, lalu menatap lurus ke
mataku.
“Kita... pura-pura pacaran saja.” usulnya riang.
Aku melongo beberapa saat berusaha mencerna
ucapannya. Detik berikutnya...
“HEHH???” tanyaku tidak percaya.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
-Himchan’s
POV-
“HEHH?” responnya begitu aku mengatakan usulku. Aku
tahu dia akan kaget, tapi aku tidak tahu reaksinya akan berlebihan begitu. Aku
kan tidak mengatakan ramalan kiamat! Dasar cewek aneh.
“Iya, kita pura-pura pacaran saja, biar aku tidak
lagi digangguin cewek-cewek itu.” kataku menjelaskan maksudku.
Dia mengerjap-kerjapkan matanya beberapa kali.
“Lalu bagaimana denganku? Aku tidak mau nanti
diganggu cewek – cewek serigala itu.”
Cewek-cewek serigala? Pfftt, dia lucu sekali.
“Kau tenang saja, mereka tidak akan berani
mengganggumu karena aku akan melindungimu. Yang penting sekarang kau harus
membantuku. Oke?” aku berusaha meyakinkannya.
Tatapannya seakan kosong, kupikir otaknya sudah
menghilang dari tempurung kepalanya. Tapi kemudian aku mendengarnya menghela
nafas dan berkata, “Yahh, baiklah.”
Ck, respon apaan itu? Kupikir dia akan menyetujui
usulanku dengan reaksi heboh seperti yang sering dia lakukan. Tapi ternyata reaksinya
biasa-biasa saja.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
-Hye Mi’s
POV-
Di ruang dance,
keesokan harinya.
Berita mengenai aku yang pacaran dengan Himchan
dengan cepat menyebar. Wajar sih, dia kan sangat populer di sekolah. Dan
sekarang, tiga orang sahabatku –ah tidak, aku lebih suka menyebut mereka hewan-hewan
peliharaanku karena tingkah mereka yang sangat lucu dan menggemaskan, sedang
mengerubungiku meminta penjelasan.
“Jadi apa benar kau pacaran dengan Himchan sunbae?” Moon Jongup, atau yang sering
dipanggil Jonguppie (kecuali aku yang memanggilnya JongPuppy), cowok bermata
paling sipit diantara ketiganya bertanya padaku.
“Tidak kok, hanya pura-pura.” jawabku apa adanya sambil
mengibas-ngibaskan telapak tanganku.
“Tapi kenapa berita itu...” kali ini, Kim Yu Kwon
(atau yang sering kupanggil Kitty Kwon) menarik-narik lenganku.
“Aeyy, semuanya hanya pura-pura. Himchan meminta
bantuanku untuk pura-pura jadi pacarnya.”
“Tapi kenapa harus kau? Himchan sunbae kan tidak mengenalmu.” JongPuppy masih penasaran ternyata.
Aku meniup poniku. “Aku juga tidak tahu. Mungkin
karena kemarin dia melihatku di tempat kejadian perkara, jadi aku yang harus
kena getahnya. Ck, sial. Aku merasa Clara sunbae
sedang berencana mengintimidasiku.”
“Kurasa ini kesempatan bagus, Hyena. Kau kan suka
Himchan sunbae.” Choi Junhong (cowok
berkulit pucat ini kupanggil Bunny Hong atau kadang kusingkat jadi Bunhong)
akhirnya ikut membuka suaranya sambil tetap asik sendiri memainkan PSP-nya.
Ah, aku lupa. Selain aku yang suka memanggil mereka
bertiga dengan sebutan hewan-hewan peliharaan yang lucu, mereka juga
memanggilku ‘hyena’. Tahu kan sejenis serigala yang biasa hidup di gurun dan
mencari mangsa secara berkelompok itu? Jenius sekali kan mereka? Hye Mi jadi ‘hyena’
-_____-
“Haahha aisshh,
Choi Bunhong, kau ini... sudah kubilang jangan keras-keras kan? Bagaimana kalau
yang lain dengar?” aku menggertakkan gigiku sebal dengan omongan Bunhong.
“Mianhae...
aku kan hanya berpendapat.”
“Kesempatan bagus apanya? Dia itu dingin sekali. Itu
wajar sih karena sifatnya memang seperti itu. Jadi kalian bertiga jangan
berharap akan mendengarkan kisah romantis di antara kami. Mengerti?” aku
mengultimatum tiga orang itu. Sementara mereka bertiga hanya menatapku polos,
membuatku ingin sekali mencubit pipi mereka satu-persatu.
“Aisshh,
hei asal kalian tahu saja, kemarin aku sudah sangat senang saat dia memanggilku
‘pacarku’.”
“Lalu?” tanya JongPuppy.
“Tapi kemudian dia bilang, dia sengaja memanggilku
begitu karena dia tidak tahu namaku. Sialnya, setelah aku memberitahu namaku,
dia malah memanggilku ‘Hye Mi’ saja, dan kadang-kadang tetap memanggilku ‘Hei’.
Menyedihkan. Padahal kami sudah saling memberi tahu nomor ponsel masing-masing.”
“Walaupun seperti itu, tapi berharap boleh kan?”
Kitty Kwon menaikkan sebelah alisnya sambil nyengir lucu. Dia baik sekali
menghiburku seperti ini.
“Terima kasih sudah menghiburku, Kitty Kwon.” kataku
pura-pura terharu sambil menggenggam telapak tangannya.
“HEI! Apa yang kalian berempat lakukan di sini? Pemanasan
sudah dimulai!” suara Minhyuk sunbae
mengagetkan kami. Sontak aku melepas tangan Kitty Kwon dan berdiri serempak
bersama tiga orang sahabatku itu.
Lee Minhyuk sunbae.
Sepertinya orang ini punya kepribadian ganda. Dia sangat ramah di luar klub
tapi berubah jadi sangar dan suka marah meledak-ledak saat sudah mulai fokus latihan
dance, apalagi kalau melihat ada
orang lain yang tidak serius saat sedang latihan dance. Wajar saja kalau orang lain menjulukinya B-BOMB!
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Aku mengirim pesan pada Himchan untuk mengatakan
kalau aku menunggunya di depan gerbang sekolah. Aku baru saja selesai mengikuti
latihan di klub dance-ku beberapa
saat lalu, sementara Himchan masih mengikuti rapat di ruang OSIS. Hari sudah
semakin sore dan langit sudah semakin merah. Sebenarnya aku tidak pernah pulang
sesore ini, tapi karena tadi aku, JongPuppy, Bunhong dan Kitty Kwon dihukum
karena ketahuan ngobrol saat latihan, akhirnya kami diperbolehkan pulang.
Mereka bertiga pulang ke arah yang sama. Tadinya mereka berniat menemaniku dan
mengantarku pulang, tapi aku dengan sok beraninya bilang kalau aku sudah biasa
pulang sendirian.
Huwaa~ padahal aku tidak seberani itu. Aku ini takut
gelap! Argghh, mana Himchan belum juga keluar lagi.
Ponselku bergetar, ada pesan masuk dari Himchan. Aku
membacanya :
== Hei,
tidak usah menungguku. Pulang saja duluan==
Mauku sih begitu, tapi kan aku takut gelap. Jadi
tidak ada pilihan lain selain harus menunggu Himchan di sini. Walau aku juga
sebenarnya ingin pulang bersama Himchan sih, hehe :p
“Pssstt, Nona. Hei, nona yang ada di dekat gerbang
sekolah itu.” panggil seseorang bersuara serak membuat bulu kudukku merinding.
Aku menoleh melihat siapa yang sudah menciptakan
aura seram ini. Mataku beredar dan mendapati seseorang berpenampilan berantakan
dan kelihatan mabuk tersenyum lebar ke arahku dengan sebotol soju di tangan
kanannya.
Dia mabuk! Jantungku mulai deg – degan.
Pria mabuk itu berjalan mendekatiku dengan langkah
terseok-seok. Aku berjalan mundur karena ketakutan. Dia menjilat-jilat bibirnya
sambil menatap padaku. Hii~ menyeramkan. Bagaimana ini? Apakah aku harus lari? Tapi
aku benar-benar capek. Tapi kalau aku tidak lari, dia akan—
Grep! Pergelangan tanganku dipegangnya. Huwaa~ dia
benar-benar bau! Tangannya juga sangat kotor!
“A-ahjusshi!
Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!” kataku ketakutan.
“Mwo? Ahjusshi? Ya, agasshi (nona), aku
kan belum setua itu. Panggil aku ‘Oppa’.”
katanya terkekeh.
Satu-satunya orang di dunia ini yang pernah
kupanggil ‘Oppa’ hanyalah saudara
kembarku, Woo Jiho! Himchan saja yang lebih tua dariku dan merupakan seniorku
tidak pernah kupanggil ‘Oppa’!
Ahjusshi mabuk itu semakin
berusaha mendekatkan wajahnya yang penuh minyak itu padaku. Sementara aku
semakin gemetar ketakutan. Saking takutnya aku hanya bisa memejamkan mata
berharap seseorang akan menolongku.
BUKK!!!
Aku kaget mendengar suara itu. Aku merasakan
pergelangan tanganku sudah dilepaskan oleh pria mabuk itu. Perlahan-lahan aku
membuka mataku, aku lihat pria mabuk itu sudah terkapar pingsan di depanku. Dan
aku lebih kaget melihat siapa yang sudah menolongku itu...
%%%%%%%%%
To Be Continued 130915 %%%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar