Sabtu, 30 Mei 2015

[FANFICTION] 100% 1.4.3 -Chapter 5-



Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B & OC
Chapter 5 : Inside of Me


-Himchan’s POV-

            Aku berjalan menuju ruang klub latihan dance. Woo Hye Mi bilang dia bersedia pulang bersamaku tapi dia harus ikut latihan di klub-nya dulu. Dia memang merepotkan saja.

Jadilah sekarang aku di depan pintu ruang latihan dance dan mataku mendapati makhluk yang sudah tidak asing lagi mengganggu pemandanganku. Ahn Jaehyo! Mau apa dia ada di ruang dance, padahal dia bukan anggota?

Dia tampak sibuk memainkan ponselnya begitu aku berjalan menghampirinya.

“Oh? Hai, Channie.” katanya menyapaku. Aku tidak membalas sapaannya, tapi memilih duduk di bangku panjang sepertinya.

“Sedang apa kau di sini?” tanyaku tanpa melihatnya.

“Sudah jelas kan? Sedang menunggu Hye Mi.” jawab Jaehyo dengan nada ceria. “Kau sendiri? Bukannya kau bukan anggota klub dance?”

“Aku sedang menunggu pacarku selesai latihan di klub ini.” sindirku dengan nada sinis.

Jaehyo mendengus geli. “Aku tahu kok kalau kalian hanya pura-pura.” katanya membuatku menoleh kaget ke arahnya.

“Siapa yang memberitahumu?” tanyaku.

“Yeahh, walau bukan sekarang, suatu hari pasti akan ketahuan juga. Kemarin waktu aku menginap di rumah mereka, Zico menginterogasinya untuk menjelaskan hubunganmu dengan Hye Mi. Asal kau tahu saja, Zico itu sangat protektif terhadap Hye Mi. Makanya sangat susah mendekati Hye Mi saat kami masih SMP karena aku, Zico dan Hye Mi satu SMP.”

“Dan dia mengatakan kalau dia hanya pura-pura pacaran denganku?” tanyaku tak percaya.

“Tentu saja. Kau pikir Hye Mi tipe orang yang suka berbohong?” Jaehyo menaikkan sebelah alisnya. “Tapi aku memang sudah curiga dari awal sih. Menurutku kalian tidak seperti pasangan kekasih, lebih tepat seperti majikan dan pembantunya. Ah, maaf kalau aku kasar.”

“Kau menyukai Hye Mi?” tanyaku.

“Kenapa sih kau masih menanyakan hal yang sudah jelas?” ujar Jaehyo terdengar menyebalkan.

“Tapi dia menyukaiku.” kataku datar.

“Kau tidak akan pernah tahu isi hati seseorang, Channie. Hari ini bisa saja dia menyukaimu, tapi besok mungkin dia akan menyukaiku. Kalau kau tidak menyukainya, lebih baik lepaskan saja dia supaya dia bisa bersama orang lain yang lebih peduli dengannya.”

“Mungkin kan?” aku mengulang kaliamat Jaehyo.

“Apa?”

“Kau bilang mungkin saja dia akan menyukaimu kan? Bukankah itu berarti belum pasti?”

Jaehyo membelalakkan matanya.

“Channie... apa kau... menyukai Hye Mi?”

Aku meliriknya. “Eo (ya), aku sudah menyukainya bahkan sebelum kau lahir!” kataku ketus lalu beranjak pergi karena melihat Hye Mi sudah keluar dari ruangan klubnya.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Hye Mi mengajakku pergi ke taman bermain. Huh, seperti anak kecil saja. Dia bilang karena dia sudah bersedia pura-pura pacaran denganku, jadi dia mau berpura-pura melakukan kencan. Licik sekali otaknya itu. Benar-benar merepotkan.

Dia sangat senang mencoba berbagai macam permainan yang sebagian besar peminatnya adalah bocah SD!

“Hei, kau sadar dengan usiamu? Apa masih pantas kau mencoba permainan yang lebih cocok untuk anak SD itu?” tanyaku sambil mengangsurkan sebotol air mineral padanya.

Hye Mi mengelap keringatnya, lalu meneguk air itu langsung dari botolnya, padahal aku sudah menyiapkan sedotan minuman -____-

“Memangnya kenapa? Itu menyenangkan!”

“Tidak mau mencoba naik sesuatu yang lebih ekstrim? Atau masuk ke rumah hantu?”

Hye Mi memicingkan matanya menatapku.

“Aku tidak mau masuk ke rumah hantu.”

“Kenapa? Kau takut? Wahh, ternyata cewek tomboy sepertimu juga takut masuk rumah hantu.”

“Bukan! Kalau aku masuk ke sana, nanti kau akan mengambil kesempatan menyentuhku dengan alasan mau melindungiku. Aku tidak suka cowok kurang ajar.”

Aku terperangah.

“Hei, aku bukan tipe orang yang mau sembarangan menyentuh orang sekalipun dia pacarku tahu!”

“Kau bisa saja bilang seperti itu sekarang, tapi aku tidak akan tahu apa yang ada di otakmu.”

“Kalau berjalan bersama Jaehyo, kau pasti sudah mengajaknya masuk ke sana kan?” gumamku pelan.

“Apa? Maaf, di sini ramai sekali. Aku tidak bisa mendengar suaramu. Bisa tolong diulang?” Hye Mi mendekatkan telinganya ke arahku. Refleks aku mendorong kepalanya menjauh.

“Sudahlah. Bagus kalau kau tidak dengar.” kataku sebal.

“Hei, Himchan. Bagaimana kalau kita naik itu?”

Hye Mi menunjuk salah satu permainan yang menguji adrenalin di depan kami. Teriakan orang-orang yang menaikinya sudah cukup membuatku pusing. Permainan itu mengangkat penumpangnya sampai ketinggian sekitar 50 meter dan menurunkannya dengan kecepatan tinggi.

“Aku tidak mau!” tolakku tanpa perlu pikir lagi.

“Kenapa? Ohh, aku lupa, kau takut ketinggian kan?”

Aku menoleh malas padanya.

“Bagaimana kau bisa tahu? Kau ini stalker ya?” tanyaku heran.

“Sudah kubilang kan kalau aku menyuka—“

Aku memegang kepalanya dan memutarnya menuju arah pintu keluar.

“Hei, ayo pulang.” kataku memotong kalimatnya.

“Ah, sebentar lagi!”

“Hei, sudah kubilang jangan mengatakan suka padaku. Apa kau lupa?”

Hye Mi terdiam. Kukira dia akan menangis atau minimal sedih. Tapi kemudian dia kembali bersuara.

“Baiklah, aku ganti kalimatku. Karena aku menyu—maksudku tertarik padamu, jadi aku mencari tahu banyak informasi tentangmu. Karena kau orang yang cukup populer di sekolah, jadi tidak susah untuk mendapatkannya.” jelas Hye Mi sambil tersenyum.

Aku sudah tidak tahu bagaimana menghadapi anak ini.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Pelajaran Bahasa Inggris.

Guru Ahn sedang menjelaskan mengenai bentuk Past Tense pada kami. Aku menyimaknya setengah hati. Bukan karena aku sudah merasa pintar, tapi pelajaran Guru Ahn memang sangat membosankan. Padahal Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran favoritku sejak SMP. Ditambah nama marga Guru Ahn yang mirip Jaehyo, membuatku semakin malas mengikuti pelajarannya.

Dan ternyata, aku tidak sendirian. Lee Minhyuk, yang sebangku denganku juga berkali-kali menguap.

“Huahh, pelajarannya membosankan ya?” bisiknya supaya Guru Ahn tidak bisa mendengar.

Aku mengangguk.

“Hei, Himchan. Kemarin Jaehyo ngobrol denganku setelah aku selesai kegiatan klubku.”

“Lalu?”

“Kau tahu kan kalau Jaehyo teman satu geng denganku saat SMP?” tanya Minhyuk.

Aku kembali mengangguk. Aku ingat kalau Minhyuk pernah punya geng saat SMP bernama Block B. Bukan geng yang biasa memeras dan membully orang sih, tapi geng hip hop dan street dance.

“Jadi kemarin kami banyak ngobrol, dan salah satunya tentang Hye Mi.”

“Hye Mi?”

“Ya. Aku tidak menyangka kalau dia masih suka dengan Hye Mi. Padahal kupikir itu hanya cinta monyet saja. Dia bilang alasan utama dia pindah sekolah juga karena Hye Mi.”

“Terus? Kenapa kau cerita ini padaku?”

“Jaehyo minta, kalau kau tidak serius dengan Hye Mi, lebih baik kau lepaskan saja dia. Mau sampai kapan sih kalian pura-pura pacaran? Ngg, sebenarnya aku juga kasihan dengan Hye Mi. Bagaimana kalau sampai dia menaruh harapan padamu?”

Aku tidak menjawab Minhyuk.

“Hei, Himchan. Apa kau... marah?”

Ya, aku marah. Tapi aku tidak tahu harus marah pada siapa!

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Seharian aku menghindari orang-orang. Termasuk sahabat baikku, Yongguk, Minhyuk dan Tae Il. Bahkan Hye Mi yang tidak tahu apa-apa juga ikut kena omelanku. Aku memang butuh waktu sendiri. Pikiranku semakin stress kalau ingat tanggal yang kunanti sudah semakin dekat, tapi pekerjaanku belum selesai.

Astaga! Aku tidak pernah menyangka kalau perasaanku bisa serumit ini. Jaehyo mengatakan kalau dia menyukai Hye Mi. Minhyuk berkata kalau aku tidak menyukai Hye Mi, lebih baik aku melepaskannya. Yongguk dan Tae Il juga menyuruhku mulai mencari pacar sebenarnya karena kalau lama-lama dibiarkan, mereka bilang aku akan menyakiti hati Hye Mi.

Dan orang yang sedang kupikirkan itu sekarang sedang tertawa bersama Jaehyo. Aku bisa melihat dia meninju pelan pipi Jaehyo dan berkata,

“Jangan bercanda, Oppa!”

%%% %%%%%% To Be Continued 130919 %%%%%%%%%


Tidak ada komentar:

Posting Komentar