Sabtu, 30 Mei 2015

[FANFICTION] 100% 1.4.3 -Chapter 6 FINAL-




Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B & OC
Chapter 6 : The Truth About Feeling


-Hye Mi’s POV-

Aku pulang ke rumah dengan perasaan kesal. Himchan aneh sekali hari ini. Iya aku tahu sih dia memang dingin dan sehari-harinya sudah cukup aneh, tapi hari ini benar-benar aneh. Tadi begitu aku menghampirinya, Himchan tiba-tiba marah dan membentakku, bahkan Minhyuk sunbae yang menegurnya juga ikut kena bentak. Aku tidak tahu apa masalahnya. Seingatku dia tidak pernah sampai membentak orang seperti itu. Kalaupun dia marah, dia lebih memilih untuk diam dan tidak banyak bicara.

Begitu sampai rumah, aku melihat Kyung sedang bermain playstation bersama Pyo, aku duduk di sebuah sofa yang ada di belakang mereka menonton aktifitas mereka.

“Hey, Kyung. Mana Zico oppa?” tanyaku pada Kyung yang duduk paling dekat denganku.

Kyung menghentikan permainannya dan menoleh padaku.

“Dia keluar sebentar membeli makanan ringan. Kami disuruhnya menunggu di sini karena dia bilang kami hanya akan mengacau kalau ikut dengannya.” jawab Kyung enteng.

“Oh, begitu.”

“Hye Mi... kenapa wajahmu terlihat kesal begitu?” tanya Kyung mengamati wajahku.

“Kau menyadarinya? Hari ini aku memang kesal dengan seseorang.” kataku jengkel mengingat wajah Himchan.

“Kenapa? Bukan karena kami kan?” Kyung bertanya hati-hati. Mungkin dia pikir aku kesal dengan mereka karena sudah seenaknya bermain playstation di rumahku.

“Tidak. Kalian kan memang sudah biasa bermain di sini.”

“Kau kesal dengan seseorang... apa itu pacar pura-puramu itu? Kim Himchan?” celetuk Pyo yang sedari tadi hanya fokus pada layar tv dan stik playstationnya.

“Wahh, kau peramal ya, Pyo?” aku nyaris tepuk tangan karena tebakan Pyo benar.

Pyo tertawa kecil. Lalu mengalihkan perhatiannya padaku setelah mem-pause-kan permainannya seperti Kyung.

“Aku hanya asal tebak kok. Karena kau bilang kau sedang kesal dengan seseorang, itu pasti orang yang cukup dekat denganmu, tapi saking kesalnya kau bahkan tidak mau menyebut namanya. Tidak mungkin itu Zico karena kau tadi tampak biasa saja saat Kyung menyebut nama Zico. Jadi aku langsung menebak kalau itu Himchan.”

“Kau berbakat jadi detektif.” kataku datar. Apa perasaanku terlihat jelas?

“Heii, sedang apa kalian?” tanya Jaehyo yang tiba-tiba muncul.

“Hanya ngobrol ringan kok.” jawab Kyung.

Tiba-tiba aku mendapat ide untuk menghilangkan kekesalanku.

“Hei, Kyung. Bagaimana kalau kita adu panco?”

Kyung menoleh kaget ke arahku. “Adu panco? Kau bercanda? Aku tidak pernah menang adu panco denganmu. Kalau sudah adu panco kan kau bisa berubah jadi Hulk. Lagipula fisikku tidak kuat.” Kyung memasang muka memelas sambil mengedip-kedipkan matanya persis anak anjing. Benar juga sih, untuk ukuran cowok, Kyung terbilang sangat kurus. Beda dengan Pyo yang bertubuh bongsor.

“Bagaimana kalau denganku?” usul Jaehyo.

Niga (kau)? Tidak bisa, kau kan kidal!” tolakku.

“Ah benar juga. Kalau kalian menggunakan tangan kanan, Jaehyo akan dirugikan. Tapi kalau pakai tangan kiri, jelas-jelas Hye Mi yang dirugikan.” Kyung tampak berpikir.

“Bagaimana kalau kalian adu panco-nya sebanyak tiga kali? Nanti kita undi tangan apa saja yang digunakan.” ide Pyo terdengar bagus juga.

“Baiklah. Aku setuju. Jaehyo?” aku melirik Jaehyo.

“Hmm, tapi kalau ada hadiahnya aku mau.”

“Hadiah?”

“Siapa yang kalah, harus menuruti kemauan yang menang selama satu minggu. Bagaimana?” tanya Jaehyo.

“Baiklah... dasar otak petaruh.” kataku sebal. “Asal nanti tidak macam – macam. Kalau permintaannya macam-macam, akan dibatalkan!”

Kami akhirnya setuju. Kyung berinisiatif menentukan tangan yang akan digunakan untuk adu panco dengan menggunakan kertas dan membaginya kecil-kecil. Pyo yang memilih tiga buah kertas dan membukanya.

“Pertama kalian akan menggunakan tangan kanan. Lalu tangan kiri, dan terakhir menggunakan tangan kanan.” jelas Pyo.

Aku merasa puas dengan itu. Setidaknya skor 2-1 bisa kudapatkan.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Dan ternyata, Jaehyo yang menang. Aku hanya menang di pertandingan pertama. Dua pertandingan selanjutnya, Jaehyo mengalahkanku. Aku tidak habis pikir. Dia kan kidal, tapi kenapa kekuatan tangan kanannya sangat besar?

“Maafkan aku karena aku yang menang, Hye Mi. Itu artinya, kau harus menuruti permintaanku selama satu minggu ya?” Jaehyo tersenyum menggodaku.

“Bagaimana bisa begini?”

“Ahh, aku lupa memberitahumu, Hye Mi. Selain kidal, Jaehyo sunbae ini juga seorang ambidextrous.” jelas Kyung dengan perasaan bersalah.

“Ambi- apa?” tanyaku syok.

“Ambidextrous. Dia orang yang bisa menggunakan tangan kanan dan kirinya dengan baik. Kau tahu Nichkun 2PM? Dia juga seorang ambidextrous. Jaehyo sunbae bahkan bisa memasak sambil menulis dalam waktu bersamaan. Itulah ambidextrous.” Pyo menambahkan.

Sial! Tahu gini aku gak bakalan mau adu panco dengan Jaehyo. Aku merasa ditipu!

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Aku dan Jaehyo sedang makan bersama di kantin sekolah. Tadinya Jaehyo minta dibuatkan bekal olehku, tapi karena aku tidak bisa masak, jadi aku menggantinya dengan mentraktirnya makan di kantin. Untungnya Jaehyo bukan tipe orang yang rakus seperti Kyung, jadi aku tidak terlalu rugi mentraktirnya makan. Jaehyo lebih tahu diri.

Yeah, ini semua karena aku kalah adu panco dengannya. Jadi selama satu minggu ini aku harus menuruti semua keinginannya. Dia bahkan memintaku memanggilnya ‘Oppa’. Aigoo~ malang sekali nasibku.

“Hei, bagaimana kalau kita memberi Zico boneka Hello Kitty sebagai ucapan selamat karena maket buatannya menang?” usul Jaehyo saat aku kebingungan memikirkan hadiah untuk Zico.

Aku meninju pelan pipi Jaehyo. Lalu mendengus sebal. “Jangan bercanda, Oppa!”
Jaehyo hanya tertawa. Dia suka sekali menggoda kesenangan aneh Zico oppa. Zico oppa-ku itu sangat suka Hello Kitty, beda sekali dengan penampilan luarnya yang sangar.

“Memangnya kau ada ide yang lebih bagus selain memberinya benda-benda Hello Kitty?”

Aku berdecak lalu mengalihkan pandangan. Di depan kami, Himchan sedang berdiri sambil memandang ke arahku dengan pandangan menyeramkan. Begitu tahu aku juga sedang melihat ke arahnya, dia cepat-cepat berbalik lalu pergi dari kantin itu.

Himchan kenapa sih? Dia yang menghindariku tapi dia yang terlihat marah padaku. Apa dia salah minum obat?

Aku harus memastikannya.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Aku bertekad mendatangi rumah Himchan siang itu. Karena di sekolah dia selalu menghindariku, jadi aku ingin menanyakan padanya secara langsung. Kalau memang aku ada salah kan aku bisa minta maaf.

Bibi Yoon, orang yang selama ini membantu mengurus rumah tangga keluarga Kim membukakan pintu untukku. Dengan ramah dia mempersilakanku masuk karena dia mengenaliku sebagai anak keluarga Woo. Aku mengatakan tujuanku dan dia menyuruhku langsung menemui Himchan yang sedang berada di kamarnya.

Pintu kamar Himchan terbuka sedikit. Aku lalu berniat mengagetkannya dengan kedatanganku.

Dengan mengendap-endap, aku masuk ke kamar Himchan dan...

“HAH??!!” bukannya mengagetkan Himchan, tapi aku yang kaget duluan. Tapi sepertinya usahaku cukup berhasil karena Himchan yang tadi kulihat sedang asik melukis sekarang menjatuhkan alat lukisnya dan melotot kaget ke arahku.

“Hye Mi!!! Apa yang kau lakukan di sini??” jerit Himchan, sambil menghampiriku yang masih berdiri mematung.

“I-ini... semua lukisan ini...” aku menunjuk semua lukisan yang memenuhi dinding kamar Himchan. Bukan hanya satu-dua lukisan, tapi ada puluhan. Dan semuanya gambar wajahku!!!

Aku melirik Himchan yang sekarang wajah putih mulusnya sudah sangat memerah.

“Kenapa kau bisa masuk ke sini?” tanyanya pelan nyaris tidak terdengar.

“Himchan... apa ini semua gambar wajahku?” tanyaku mendongak menatap Himchan. Himchan terlihat jelas salah tingkah.

“Bukan.” jawabnya.

“Kalau begitu, apa ini gambar Zico oppa versi cewek?” aku menggodanya.

Himchan menatapku dengan tatapan sebal. “Aishh, ya. Ini gambarmu. Kau puas?”

“Aww~ kenapa kau melukis wajahku? Bukankah kau pernah bilang kau tidak pernah melukis wajah?”

Hmchan kembali menatapku lurus. “Hei, kau pacaran dengan Jaehyo?”

“Hm? Kenapa tiba-tiba –“

“Kita kan belum putus, tapi kenapa kau sering bersama Jaehyo? Bahkan kau sekarang memanggilnya ‘Oppa’. Kau tidak pernah memanggilku ‘Oppa’!”

“Oh? Itu karena aku kalah adu panco dengannya, jadi dia memintaku memanggilnya ‘Oppa’ selama seminggu. Kenapa? Kau cemburu? Kita kan hanya pura-pura—“

“Tadinya aku berusaha menahan perasaanku sampai aku bisa menyelesaikan lukisanmu yang ke 100. Tapi ternyata kau dan Jaehyo mengacakan rencanaku.” kata Himchan tiba-tiba.

“Perasaan ... apa? Ahh, apa maksudnya kau menyukaiku?”

“Ck, aku sebenarnya berencana menyatakan perasaanku di hari ultahmu nanti, dengan membawa lukisan ini sebagai hadiah ultahmu. Tapi karena kau yang mengacaukan pikiranku dengan pernyataan sukamu, aku jadi tidak bisa konsentrasi tahu!”

“Lho... maksudnya?”

“Argghh!” Himchan mengacak-acak rambutnya frustasi. “Hei, kenapa kau menyatakan perasaanmu duluan? Seharusnya aku yang menembakmu. Aku tidak suka didahului.”

Mataku terbelalak lebar. “Himchan... apa kau mau bilang kalau kau juga menyukaiku, eoh?”

“Tapi kau juga menyukai Jaehyo...” gumamnya pelan.

“Aku menyukai Jaehyo, tapi dia tidak membuatku berdebar-debar seperti saat aku bersamamu. Jaehyo sudah seperti Oppa—“
“Jangan sebut dia ‘Oppa’ lagi!”

Aku melirik Himchan jail. “Baiklah, tapi aku tidak mau memanggilmu ‘Oppa’ kecuali kalau kau mengalahkanku adu panco.”

“Apa kau gila?” Himchan mendorong dahiku dengan telunjuk tangan kirinya.

Aku hanya tersenyum senang. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Himchan juga menyukaiku ^^

“Hei, Himchan. 1.4.3 itu... apa maksudnya?” aku menunjuk tulisan 1.4.3 yang ada di setiap lukisan Himchan.

“Kau jangan membuatku malu.”

“Tapi aku benar-benar tidak tahu artinya.” tanyaku bingung.

Himchan menghela nafas. “1.4.3 itu artinya I Love You.”

“Apa? Bagaimana bisa angka 1.4.3 disebut I Love You.”

“Angka 1 menunjukkan huruf ‘I’. Angka 4 menunjukkan huruf L, O, V dan E yang berjumlah 4 huruf. Dan angka 3 menunjukkan huruf Y, O dan U yang berjumlah tiga huruf. Mengerti?”

“Jadi ini ungkapan perasaanmu yang sebenarnya? Bahwa kau tidak hanya suka padaku tapi juga cinta? Himchan... kau manis sekali.”

“Aishh, aku jijik mendengarnya!”

Aku terus saja menggodanya sampai Himchan akhirnya benar-benar tidak tahan dan mengusirku keluar. Haha. Tapi dia mengantarku sampai ke depan pintu rumahku. Dia benar-benar perhatian >///<

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Besoknya, aku dan Himchan memulai hubungan baru sebagai pasangan kekasih sungguhan. Dia bahkan menjemputku ke rumah dan berjalan menuju sekolah sambil memegang kepalaku seakan melindungiku. Walaupun aku lebih suka kalau dia menggandeng tanganku sih ^^. Hei, biar begini aku juga kan seorang cewek.

Dan Jaehyo, aku minta maaf padanya setelah dia kembali mengungkapkan perasaannya padaku sore hari begitu aku pulang dari rumah Himchan. Walaupun Jaehyo bilang dia mengerti setelah melihatku diantar pulang oleh Himchan  dengan tangan Himchan merangkul bahuku, tapi aku tetap merasa tidak enak padanya.

Aku harap dia bisa segera menemukan orang yang benar – benar mencintai dan dicintainya.

Dan Himchan, karena kau sudah bilang kau mencintaiku, aku juga akan bilang ini padamu.

Himchan, aku 100% 1.4.3 padamu. Haha, terdengar aneh? Biarkan saja. Himchan sudah tahu kok kalau aku ini aneh.


%%%%%%%%%% The End 130921 %%%%%%%%%%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar