Fanfiction
: 100% 1.4.3
Author :
Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts :
B.A.P, Block B & OC
Chapter 6 :
The Truth About Feeling
-Hye
Mi’s POV-
Aku pulang ke rumah dengan
perasaan kesal. Himchan aneh sekali hari ini. Iya aku tahu sih dia memang
dingin dan sehari-harinya sudah cukup aneh, tapi hari ini benar-benar aneh. Tadi
begitu aku menghampirinya, Himchan tiba-tiba marah dan membentakku, bahkan
Minhyuk sunbae yang menegurnya juga
ikut kena bentak. Aku tidak tahu apa masalahnya. Seingatku dia tidak pernah
sampai membentak orang seperti itu. Kalaupun dia marah, dia lebih memilih untuk
diam dan tidak banyak bicara.
Begitu sampai rumah, aku melihat Kyung
sedang bermain playstation bersama
Pyo, aku duduk di sebuah sofa yang ada di belakang mereka menonton aktifitas
mereka.
“Hey, Kyung. Mana Zico oppa?” tanyaku pada Kyung yang duduk
paling dekat denganku.
Kyung menghentikan permainannya
dan menoleh padaku.
“Dia keluar sebentar membeli
makanan ringan. Kami disuruhnya menunggu di sini karena dia bilang kami hanya
akan mengacau kalau ikut dengannya.” jawab Kyung enteng.
“Oh, begitu.”
“Hye Mi... kenapa wajahmu
terlihat kesal begitu?” tanya Kyung mengamati wajahku.
“Kau menyadarinya? Hari ini aku
memang kesal dengan seseorang.” kataku jengkel mengingat wajah Himchan.
“Kenapa? Bukan karena kami kan?”
Kyung bertanya hati-hati. Mungkin dia pikir aku kesal dengan mereka karena
sudah seenaknya bermain playstation
di rumahku.
“Tidak. Kalian kan memang sudah
biasa bermain di sini.”
“Kau kesal dengan seseorang... apa
itu pacar pura-puramu itu? Kim Himchan?” celetuk Pyo yang sedari tadi hanya
fokus pada layar tv dan stik playstationnya.
“Wahh, kau peramal ya, Pyo?” aku
nyaris tepuk tangan karena tebakan Pyo benar.
Pyo tertawa kecil. Lalu
mengalihkan perhatiannya padaku setelah mem-pause-kan
permainannya seperti Kyung.
“Aku hanya asal tebak kok. Karena
kau bilang kau sedang kesal dengan seseorang, itu pasti orang yang cukup dekat
denganmu, tapi saking kesalnya kau bahkan tidak mau menyebut namanya. Tidak
mungkin itu Zico karena kau tadi tampak biasa saja saat Kyung menyebut nama
Zico. Jadi aku langsung menebak kalau itu Himchan.”
“Kau berbakat jadi detektif.” kataku
datar. Apa perasaanku terlihat jelas?
“Heii, sedang apa kalian?” tanya
Jaehyo yang tiba-tiba muncul.
“Hanya ngobrol ringan kok.” jawab
Kyung.
Tiba-tiba aku mendapat ide untuk
menghilangkan kekesalanku.
“Hei, Kyung. Bagaimana kalau kita
adu panco?”
Kyung menoleh kaget ke arahku. “Adu
panco? Kau bercanda? Aku tidak pernah menang adu panco denganmu. Kalau sudah
adu panco kan kau bisa berubah jadi Hulk. Lagipula fisikku tidak kuat.” Kyung
memasang muka memelas sambil mengedip-kedipkan matanya persis anak anjing. Benar
juga sih, untuk ukuran cowok, Kyung terbilang sangat kurus. Beda dengan Pyo
yang bertubuh bongsor.
“Bagaimana kalau denganku?” usul
Jaehyo.
“Niga (kau)? Tidak bisa, kau kan kidal!” tolakku.
“Ah benar juga. Kalau kalian
menggunakan tangan kanan, Jaehyo akan dirugikan. Tapi kalau pakai tangan kiri,
jelas-jelas Hye Mi yang dirugikan.” Kyung tampak berpikir.
“Bagaimana kalau kalian adu
panco-nya sebanyak tiga kali? Nanti kita undi tangan apa saja yang digunakan.” ide
Pyo terdengar bagus juga.
“Baiklah. Aku setuju. Jaehyo?”
aku melirik Jaehyo.
“Hmm, tapi kalau ada hadiahnya
aku mau.”
“Hadiah?”
“Siapa yang kalah, harus menuruti
kemauan yang menang selama satu minggu. Bagaimana?” tanya Jaehyo.
“Baiklah... dasar otak petaruh.” kataku
sebal. “Asal nanti tidak macam – macam. Kalau permintaannya macam-macam, akan
dibatalkan!”
Kami akhirnya setuju. Kyung
berinisiatif menentukan tangan yang akan digunakan untuk adu panco dengan
menggunakan kertas dan membaginya kecil-kecil. Pyo yang memilih tiga buah
kertas dan membukanya.
“Pertama kalian akan menggunakan
tangan kanan. Lalu tangan kiri, dan terakhir menggunakan tangan kanan.” jelas
Pyo.
Aku merasa puas dengan itu. Setidaknya
skor 2-1 bisa kudapatkan.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Dan ternyata, Jaehyo yang menang.
Aku hanya menang di pertandingan pertama. Dua pertandingan selanjutnya, Jaehyo
mengalahkanku. Aku tidak habis pikir. Dia kan kidal, tapi kenapa kekuatan
tangan kanannya sangat besar?
“Maafkan aku karena aku yang
menang, Hye Mi. Itu artinya, kau harus menuruti permintaanku selama satu minggu
ya?” Jaehyo tersenyum menggodaku.
“Bagaimana bisa begini?”
“Ahh, aku lupa memberitahumu, Hye
Mi. Selain kidal, Jaehyo sunbae ini
juga seorang ambidextrous.” jelas
Kyung dengan perasaan bersalah.
“Ambi- apa?” tanyaku syok.
“Ambidextrous. Dia orang yang
bisa menggunakan tangan kanan dan kirinya dengan baik. Kau tahu Nichkun 2PM? Dia
juga seorang ambidextrous. Jaehyo sunbae
bahkan bisa memasak sambil menulis dalam waktu bersamaan. Itulah ambidextrous.”
Pyo menambahkan.
Sial! Tahu gini aku gak bakalan
mau adu panco dengan Jaehyo. Aku merasa ditipu!
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Aku dan Jaehyo sedang makan
bersama di kantin sekolah. Tadinya Jaehyo minta dibuatkan bekal olehku, tapi
karena aku tidak bisa masak, jadi aku menggantinya dengan mentraktirnya makan
di kantin. Untungnya Jaehyo bukan tipe orang yang rakus seperti Kyung, jadi aku
tidak terlalu rugi mentraktirnya makan. Jaehyo lebih tahu diri.
Yeah, ini semua karena aku kalah
adu panco dengannya. Jadi selama satu minggu ini aku harus menuruti semua
keinginannya. Dia bahkan memintaku memanggilnya ‘Oppa’. Aigoo~ malang
sekali nasibku.
“Hei, bagaimana kalau kita
memberi Zico boneka Hello Kitty sebagai ucapan selamat karena maket buatannya
menang?” usul Jaehyo saat aku kebingungan memikirkan hadiah untuk Zico.
Aku meninju pelan pipi Jaehyo. Lalu
mendengus sebal. “Jangan bercanda, Oppa!”
Jaehyo hanya tertawa. Dia suka
sekali menggoda kesenangan aneh Zico oppa.
Zico oppa-ku itu sangat suka Hello
Kitty, beda sekali dengan penampilan luarnya yang sangar.
“Memangnya kau ada ide yang lebih
bagus selain memberinya benda-benda Hello Kitty?”
Aku berdecak lalu mengalihkan
pandangan. Di depan kami, Himchan sedang berdiri sambil memandang ke arahku
dengan pandangan menyeramkan. Begitu tahu aku juga sedang melihat ke arahnya,
dia cepat-cepat berbalik lalu pergi dari kantin itu.
Himchan kenapa sih? Dia yang
menghindariku tapi dia yang terlihat marah padaku. Apa dia salah minum obat?
Aku harus memastikannya.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Aku bertekad mendatangi rumah
Himchan siang itu. Karena di sekolah dia selalu menghindariku, jadi aku ingin
menanyakan padanya secara langsung. Kalau memang aku ada salah kan aku bisa
minta maaf.
Bibi Yoon, orang yang selama ini
membantu mengurus rumah tangga keluarga Kim membukakan pintu untukku. Dengan
ramah dia mempersilakanku masuk karena dia mengenaliku sebagai anak keluarga
Woo. Aku mengatakan tujuanku dan dia menyuruhku langsung menemui Himchan yang
sedang berada di kamarnya.
Pintu kamar Himchan terbuka
sedikit. Aku lalu berniat mengagetkannya dengan kedatanganku.
Dengan mengendap-endap, aku masuk
ke kamar Himchan dan...
“HAH??!!” bukannya mengagetkan
Himchan, tapi aku yang kaget duluan. Tapi sepertinya usahaku cukup berhasil
karena Himchan yang tadi kulihat sedang asik melukis sekarang menjatuhkan alat
lukisnya dan melotot kaget ke arahku.
“Hye Mi!!! Apa yang kau lakukan
di sini??” jerit Himchan, sambil menghampiriku yang masih berdiri mematung.
“I-ini... semua lukisan ini...”
aku menunjuk semua lukisan yang memenuhi dinding kamar Himchan. Bukan hanya
satu-dua lukisan, tapi ada puluhan. Dan semuanya gambar wajahku!!!
Aku melirik Himchan yang sekarang
wajah putih mulusnya sudah sangat memerah.
“Kenapa kau bisa masuk ke sini?”
tanyanya pelan nyaris tidak terdengar.
“Himchan... apa ini semua gambar
wajahku?” tanyaku mendongak menatap Himchan. Himchan terlihat jelas salah
tingkah.
“Bukan.” jawabnya.
“Kalau begitu, apa ini gambar
Zico oppa versi cewek?” aku
menggodanya.
Himchan menatapku dengan tatapan
sebal. “Aishh, ya. Ini gambarmu. Kau
puas?”
“Aww~ kenapa kau melukis wajahku?
Bukankah kau pernah bilang kau tidak pernah melukis wajah?”
Hmchan kembali menatapku lurus. “Hei,
kau pacaran dengan Jaehyo?”
“Hm? Kenapa tiba-tiba –“
“Kita kan belum putus, tapi
kenapa kau sering bersama Jaehyo? Bahkan kau sekarang memanggilnya ‘Oppa’. Kau tidak pernah memanggilku ‘Oppa’!”
“Oh? Itu karena aku kalah adu
panco dengannya, jadi dia memintaku memanggilnya ‘Oppa’ selama seminggu. Kenapa? Kau cemburu? Kita kan hanya pura-pura—“
“Tadinya aku berusaha menahan
perasaanku sampai aku bisa menyelesaikan lukisanmu yang ke 100. Tapi ternyata
kau dan Jaehyo mengacakan rencanaku.” kata Himchan tiba-tiba.
“Perasaan ... apa? Ahh, apa
maksudnya kau menyukaiku?”
“Ck, aku sebenarnya berencana
menyatakan perasaanku di hari ultahmu nanti, dengan membawa lukisan ini sebagai
hadiah ultahmu. Tapi karena kau yang mengacaukan pikiranku dengan pernyataan
sukamu, aku jadi tidak bisa konsentrasi tahu!”
“Lho... maksudnya?”
“Argghh!” Himchan mengacak-acak
rambutnya frustasi. “Hei, kenapa kau menyatakan perasaanmu duluan? Seharusnya
aku yang menembakmu. Aku tidak suka didahului.”
Mataku terbelalak lebar. “Himchan...
apa kau mau bilang kalau kau juga menyukaiku, eoh?”
“Tapi kau juga menyukai Jaehyo...”
gumamnya pelan.
“Aku menyukai Jaehyo, tapi dia
tidak membuatku berdebar-debar seperti saat aku bersamamu. Jaehyo sudah seperti
Oppa—“
“Jangan sebut dia ‘Oppa’ lagi!”
Aku melirik Himchan jail. “Baiklah,
tapi aku tidak mau memanggilmu ‘Oppa’
kecuali kalau kau mengalahkanku adu panco.”
“Apa kau gila?” Himchan mendorong
dahiku dengan telunjuk tangan kirinya.
Aku hanya tersenyum senang. Aku
benar-benar tidak menyangka kalau Himchan juga menyukaiku ^^
“Hei, Himchan. 1.4.3 itu... apa
maksudnya?” aku menunjuk tulisan 1.4.3 yang ada di setiap lukisan Himchan.
“Kau jangan membuatku malu.”
“Tapi aku benar-benar tidak tahu
artinya.” tanyaku bingung.
Himchan menghela nafas. “1.4.3 itu artinya I Love You.”
“Apa? Bagaimana bisa angka 1.4.3
disebut I Love You.”
“Angka 1 menunjukkan huruf ‘I’. Angka
4 menunjukkan huruf L, O, V dan E yang berjumlah 4 huruf. Dan angka 3
menunjukkan huruf Y, O dan U yang berjumlah tiga huruf. Mengerti?”
“Jadi ini ungkapan perasaanmu
yang sebenarnya? Bahwa kau tidak hanya suka padaku tapi juga cinta? Himchan...
kau manis sekali.”
“Aishh, aku jijik mendengarnya!”
Aku terus saja menggodanya sampai
Himchan akhirnya benar-benar tidak tahan dan mengusirku keluar. Haha. Tapi dia
mengantarku sampai ke depan pintu rumahku. Dia benar-benar perhatian
>///<
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Besoknya, aku dan Himchan memulai
hubungan baru sebagai pasangan kekasih sungguhan. Dia bahkan menjemputku ke
rumah dan berjalan menuju sekolah sambil memegang kepalaku seakan melindungiku.
Walaupun aku lebih suka kalau dia menggandeng tanganku sih ^^. Hei, biar begini
aku juga kan seorang cewek.
Dan Jaehyo, aku minta maaf
padanya setelah dia kembali mengungkapkan perasaannya padaku sore hari begitu
aku pulang dari rumah Himchan. Walaupun Jaehyo bilang dia mengerti setelah
melihatku diantar pulang oleh Himchan
dengan tangan Himchan merangkul bahuku, tapi aku tetap merasa tidak enak
padanya.
Aku harap dia bisa segera
menemukan orang yang benar – benar mencintai dan dicintainya.
Dan Himchan, karena kau sudah
bilang kau mencintaiku, aku juga akan bilang ini padamu.
Himchan, aku 100% 1.4.3 padamu. Haha,
terdengar aneh? Biarkan saja. Himchan sudah tahu kok kalau aku ini aneh.
%%%%%%%%%%
The End 130921 %%%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar