Sabtu, 30 Mei 2015

[FANFICTION] 100% 1.4.3 -Chapter 3-




Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B & OC
Chapter 3 : A New Transfer Student


-Hye Mi’s POV-

Aku kaget melihat orang yang sudah menolongku itu. Dia terengah-engah mengusap keringatnya melihat pria mabuk yang baru saja dibuat pingsan di depannya. Perhatiannya kemudian beralih padaku yang masih terpaku dan syok. Dia menghampiriku dan memegang bahuku.

“Hye Mi? Kau tidak apa-apa kan? Tidak terluka kan?” dia memastikan keadaanku.

“Ahn Jaehyo... aku ... baik-baik saja. Hanya sedikit syok.” kataku masih dengan dada berdebar-debar. Ahn Jaehyo adalah seniorku waktu SMP. Jaehyo adalah salah satu ulzzang yang berasal dari Busan. Sekarang dia satu sekolah dengan Jiho di sekolah khusus laki-laki SMA Youngkwang.

Jaehyo menghela nafas lega. “Untunglah aku datang tepat waktu.”

“Kenapa kau bisa ada di sini?” tanyaku setelah kecemasanku berkurang.

“Oh itu, aku tadi mengunjungi kantor agensi 2B Entertainment itu, lalu aku mampir untuk melihat SMA Taeyang ini dari dekat. Tidak sengaja aku melihat seseorang yang sepertinya sedang dalam kesulitan. Aku tidak menyangka kalau itu kau.”

“Iya, aku tadi sangat ketakutan.”

“Kenapa kau tidak melawan? Biasanya juga kau memukul balik orang yang mengganggumu dengan jurus—“

Aiisshh, tadi aku kaget dan merasa capek sekali. Jadi aku sudah tidak punya tenaga untuk melawan.”

Jaehyo menatapku tajam, terlihat marah.

“Woo Hye Mi! Kau sadar tidak bagaimana kalau tadi tidak ada orang yang datang menolongmu? Kau bisa...” Jaehyo tidak melanjutkan kata-katanya karena aku sudah keburu menunduk merasa bersalah.

Jaehyo memegang bahuku lagi.

“Aku minta maaf ya? Maafkan aku sudah memarahimu... aku hanya tidak mau terjadi apa-apa denganmu,” Jaehyo merendahkan suaranya.

“Justru aku yang harus minta maaf, Jaehyo. Dan terima kasih sudah menolongku. Kalau tidak ada kau, aku ...”

“Sudahlah. Semua sudah lewat. Yang penting sekarang kau tidak apa-apa. Tapi lain kali kau harus hati-hati ya?” nasehat Jaehyo membuatku mengangguk. “Sekarang aku antar kau pulang, ayo.”

“Woo Hye Mi!” suara serak dan rendah milik Himchan membuatku dan Jaehyo menoleh ke belakang.

“Himchan?”

Himchan menghampiriku dan memarahiku, “Sudah kubilang kan tidak usah menungguku?”

“Hei, Channie! Jangan berkata dengan nada seperti itu padanya. Dia ini baru saja mendapat musibah, kau tahu!” Jaehyo menyentuh lengan Himchan sehingga perhatian Himchan beralih padanya.

Tunggu. Channie? Kenapa tadi Jaehyo memanggil Himchan dengan panggilan Channie?

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Himchan seakan tidak suka.

“Aku? Kebetulan saja tadi mampir ke sini begitu keluar dari gedung 2B Ent., lalu aku melihat Hye Mi sedang diganggu oleh pria mabuk itu,” Jaehyo menunjuk pria mabuk yang masih tertelungkup di pinggir jalan.

Himchan mengamati pria mabuk itu agak lama.

“Baiklah kalau begitu. Ayo kita pulang,” kata Himchan kepadaku, lalu dia berjalan mendahuluiku.

“Hei, bagaimana kalau ucapan ‘terima kasih’?” seru Jaehyo terdengar sebal.

“Ah, Jaehyo. Terima kasih banyak.” aku membungkuk mewakili Himchan berterima kasih pada Jaehyo.

“Kenapa kau yang berterima kasih lagi? Aku kan menyuruh Channie... Oii, kalian pacaran kan?”

“Tidak.”

“Iya.”

Himchan berbalik menatapku kesal. Tadi dia yang berkata ‘Iya’ dan aku yang berkata ‘Tidak’ secara serempak. Jaehyo memandang kami bingung.

“Jadi... kalian pacaran atau tidak?” tanyanya penasaran.

“Iya, kami pacaran.” jawab Himchan sebelum aku sempat bersuara.

Jaehyo mendengus geli. “Tapi kenapa kalian tidak kompak begitu? Aku dengar tadi Hye Mi berkata ‘tidak’. Itu berarti dia menolak kalau kubilang pacaran denganmu kan?”

“Tidak ada urusan denganmu.” kata Himchan ketus. “Ayo kita pulang!” Himchan menarik lenganku supaya aku mengikuti langkahnya pulang ke rumah.

“Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa besok, Hye Mi!” Jaehyo melambaikan tangannya begitu aku menoleh ke arahnya.

Begitu Jaehyo sudah tidak terlihat lagi, Himchan melepas lenganku dan mulai bersuara,

“’Sampai jumpa besok’? Memangnya besok kalian janjian bertemu lagi?” tanyanya tanpa melihat ke arahku.

“Hm?” aku melihat Himchan bingung. “Aku juga tidak mengerti.” kataku.

“Hei, apa benar yang dibilang Jaehyo tadi? Kau diganggu pria mabuk itu dan dia menyelamatkanmu?”

“I-iya, itu benar. Tadi aku sangat ketakutan sehingga aku merasa sudah tidak punya tenaga untuk melawannya. Ditambah lagi aku takut gelap.”

“Kalau kau takut gelap, kenapa tidak pulang dari tadi, Bodoh? Kan sudah kubilang kalau aku akan pulang agak lama. Lihat apa yang terjadi!” Himchan melotot marah padaku. Mataku terasa panas.

“Hei, kau bilang sendiri kan kalau kita pacaran? Meskipun pura-pura, apa aku salah kalau aku ingin pulang bersamamu?” teriakku kesal.

“Hei, turunkan nada suaramu!” tegurnya.

“Kau tahu tidak, aku ini... padamu—“

“Aku tahu kau menyukaiku. Tapi aku minta jangan membebaniku dengan perasaan sukamu.” gumam Himchan dingin lalu berjalan cepat meninggalkanku.

Apa? Himchan bilang dia sudah tahu kalau aku menyukainya dan melarangku mengungkapkan perasaanku? Dia... benar-benar cowok jahat.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Besoknya, di kelas.

Daehyun, Youngjae, Jongup, Yu Kwon dan Junhong duduk mengelilingiku seperti biasa. Aku menceritakan kejadian yang menimpaku minus penolakan Himchan. Jongup, Yu Kwon dan Junhong merasa menyesal sudah meninggalkanku kemarin.

“Tidak apa-apa kok. Kemarin itu aku hanya kecapekan. Hari biasa, aku pasti bisa membalas ahjusshi mabuk itu..” kataku berusaha menenangkan mereka.

“Bukan itu masalahnya, Hyena. Bagaimana kalau kemarin terjadi sesuatu yang mengerikan padamu? Kami akan dihantui perasaan bersalah seumur hidup kami.” Jongup berkata pelan.

Aku menepuk bahu Jongup, “Aku baik-baik saja, JongPuppy. Terima kasih sudah mencemaskanku.”

“Lalu orang yang menolongmu kemarin, kau bilang kau mengenalnya?” tanya Youngjae.

“Iya. Dia seniorku waktu SMP. Namanya Ahn Jaehyo.”

“Ahn Jaehyo? Apakah dia seorang ulzzang seperti Himchan sunbae?” tanya Daehyun.

“Iya. Bagaimana kau bisa tahu?”

“Dia pernah menjadi tetanggaku waktu di Busan. Kami cukup akrab sih karena dia suka membantuku mengerjakan PR. Tapi sejak SMP dia menetap di Seoul karena sekolahnya di sini.” jelas Daehyun.

Aku melirik mereka satu-persatu.

“Kalian percaya tidak kalau kubilang... waktu SMP, Jaehyo pernah menyatakan perasannya padaku?”

“Apa?” seru Youngjae tidak percaya.

“Hei, apa kau setenar itu?” ledek Yu Kwon.

“Apa maksudmu?” tanyaku tidak terima.

“Kau pacaran dengan Himchan sunbae yang seorang ulzzang. Walaupun pura-pura, tapi tetap saja orang-orang menganggap kalian pacaran. Dan sekarang kau bilang Jaehyo-sshi pernah menyatakan perasaannya padamu saat SMP. Apa sih yang dilihat para ulzzang itu dari cewek berkepribadian setengah cowok kayak kau ini?” Yu Kwon geleng-geleng kepala.

“Hei, kau tidak perlu menjelaskannya seperti itu.” gerutuku.

“Aku percaya kok, kalau dipoles sedikit saja, Hyena kita ini akan berubah jadi tuan puteri yang cantik.” celetuk Junhong yang kurasa tidak perlu.

“Berhenti mengejekku, Bunhong! Aku tahu aku tidak cantik.”

“Kau cantik kok.” kata Jongup, aku jadi terharu mendengarnya. “Di antara kita berenam, kau yang paling cantik.” sambungnya membuatku tidak jadi terharu.

“Hahaha, Jongup benar-benar jenius.” kata Youngjae sambil tertawa terbahak – bahak, yang lain pun jadi ikut-ikutan tertawa.

Terus saja menertawakanku. Dasar orang-orang tidak peka.

Tapi melihat mereka tertawa seperti itu, aku merasa sedikit terhibur.

Terima kasih, teman – teman ^^.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Pulang sekolah, aku mendapat SMS dari Himchan yang mengatakan dia akan pulang agak telat seperti kemarin, jadi dia memintaku untuk pulang duluan. Karena hari ini tidak ada kegiatan klub yang aku ikuti, aku bisa pulang lebih awal dari kemarin.

“Hye Mi!”

Aku menoleh ke belakang dan mendapati Jaehyo berlari ke arahku dengan seragam SMA Taeyang.

“Hei, Jaehyo? Seragammu itu...”

“Benar! Hari ini aku mulai sekolah di sini!” katanya ceria.

Aku mengamati wajahnya. Ugh, wajahnya sama seperti Himchan, mulus sekali, padahal tidak pakai makeup. Apa semua ulzzang berwajah asli seperti ini ya?

“Ada apa?” tanya Jaehyo begitu sadar kalau aku memperhatikannya.

“Oh itu... kenapa kau pindah ke sini?”

“Pertanyaan bagus. Itu karena supaya aku bisa lebih mudah ke gedung agensiku. Ah, sekarang aku trainee di 2B Ent., SMA Youngkwang sekolah wajib asrama, jadi aku tidak mudah mendapatkan izin keluar. Lagipula, kalau aku sekolah di sini, aku lebih mudah bertemu denganmu kan?” Jaehyo berkata ringan sambil tersenyum.

“Bicara apa sih kau?” aku mendorong kepalanya pelan.

“Hei, sekarang aku ini sunbae-mu.”

“Memangnya kenapa? Dari dulu kau kan memang sunbae-ku.”

“Kau tidak boleh bersikap kurang ajar seperti pada sunbae-mu. Aku dengar sekolah ini punya aturan yang sangat ketat soal hubungan antara senoir-junior. Bagaimana nanti kalau ada yang melihat dan melaporkan perbuatanmu?”

“Aku sudah biasa dipanggil guru BP kok.” jawabku enteng.

“Astaga... tidak bisa dipercaya. Peri kecilku tetap saja tidak berubah.”

“Sudahlah, sekarang kau mau apa?”

“Aku ingin ikut main ke rumahmu. Kudengar Jiho ada di rumah bersama Pyo Jihoon dan Kyung. Dan mereka bilang mereka butuh bantuanku. Yaaa, biar sudah pindah sekolah kan aku tetap senior mereka. Boleh kan?”

Aku berpikir sesaat, “Ya sudah. Terserahlah.” kataku mulai berjalan beriringan dengan Jaehyo.

Ponselku bergetar memberi tahu ada SMS masuk, tapi aku mengabaikannya dan bermaksud baru akan membacanya begitu sampai di rumah.


%%%%%%%%%%% To Be Continued 130916 %%%%%%%%%%%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar