Fanfiction : 100% 1.4.3
Author : Park Sujan (Tsujana
Albarabumulih)
Casts : B.A.P, Block B & OC
Chapter 3 : A New Transfer
Student
-Hye Mi’s
POV-
Aku kaget melihat orang yang sudah menolongku itu. Dia
terengah-engah mengusap keringatnya melihat pria mabuk yang baru saja dibuat
pingsan di depannya. Perhatiannya kemudian beralih padaku yang masih terpaku
dan syok. Dia menghampiriku dan memegang bahuku.
“Hye Mi? Kau tidak apa-apa kan? Tidak terluka kan?”
dia memastikan keadaanku.
“Ahn Jaehyo... aku ... baik-baik saja. Hanya sedikit
syok.” kataku masih dengan dada berdebar-debar. Ahn Jaehyo adalah seniorku
waktu SMP. Jaehyo adalah salah satu ulzzang
yang berasal dari Busan. Sekarang dia satu sekolah dengan Jiho di sekolah
khusus laki-laki SMA Youngkwang.
Jaehyo menghela nafas lega. “Untunglah aku datang
tepat waktu.”
“Kenapa kau bisa ada di sini?” tanyaku setelah
kecemasanku berkurang.
“Oh itu, aku tadi mengunjungi kantor agensi 2B
Entertainment itu, lalu aku mampir untuk melihat SMA Taeyang ini dari dekat. Tidak
sengaja aku melihat seseorang yang sepertinya sedang dalam kesulitan. Aku tidak
menyangka kalau itu kau.”
“Iya, aku tadi sangat ketakutan.”
“Kenapa kau tidak melawan? Biasanya juga kau memukul
balik orang yang mengganggumu dengan jurus—“
“Aiisshh,
tadi aku kaget dan merasa capek sekali. Jadi aku sudah tidak punya tenaga untuk
melawan.”
Jaehyo menatapku tajam, terlihat marah.
“Woo Hye Mi! Kau sadar tidak bagaimana kalau tadi
tidak ada orang yang datang menolongmu? Kau bisa...” Jaehyo tidak melanjutkan
kata-katanya karena aku sudah keburu menunduk merasa bersalah.
Jaehyo memegang bahuku lagi.
“Aku minta maaf ya? Maafkan aku sudah memarahimu... aku
hanya tidak mau terjadi apa-apa denganmu,” Jaehyo merendahkan suaranya.
“Justru aku yang harus minta maaf, Jaehyo. Dan
terima kasih sudah menolongku. Kalau tidak ada kau, aku ...”
“Sudahlah. Semua sudah lewat. Yang penting sekarang
kau tidak apa-apa. Tapi lain kali kau harus hati-hati ya?” nasehat Jaehyo
membuatku mengangguk. “Sekarang aku antar kau pulang, ayo.”
“Woo Hye Mi!” suara serak dan rendah milik Himchan
membuatku dan Jaehyo menoleh ke belakang.
“Himchan?”
Himchan menghampiriku dan memarahiku, “Sudah
kubilang kan tidak usah menungguku?”
“Hei, Channie! Jangan berkata dengan nada seperti
itu padanya. Dia ini baru saja mendapat musibah, kau tahu!” Jaehyo menyentuh
lengan Himchan sehingga perhatian Himchan beralih padanya.
Tunggu. Channie? Kenapa tadi Jaehyo memanggil
Himchan dengan panggilan Channie?
“Kenapa kau ada di sini?” tanya Himchan seakan tidak
suka.
“Aku? Kebetulan saja tadi mampir ke sini begitu
keluar dari gedung 2B Ent., lalu aku melihat Hye Mi sedang diganggu oleh pria
mabuk itu,” Jaehyo menunjuk pria mabuk yang masih tertelungkup di pinggir
jalan.
Himchan mengamati pria mabuk itu agak lama.
“Baiklah kalau begitu. Ayo kita pulang,” kata
Himchan kepadaku, lalu dia berjalan mendahuluiku.
“Hei, bagaimana kalau ucapan ‘terima kasih’?” seru
Jaehyo terdengar sebal.
“Ah, Jaehyo. Terima kasih banyak.” aku membungkuk
mewakili Himchan berterima kasih pada Jaehyo.
“Kenapa kau yang berterima kasih lagi? Aku kan
menyuruh Channie... Oii, kalian pacaran kan?”
“Tidak.”
“Iya.”
Himchan berbalik menatapku kesal. Tadi dia yang
berkata ‘Iya’ dan aku yang berkata ‘Tidak’ secara serempak. Jaehyo memandang kami
bingung.
“Jadi... kalian pacaran atau tidak?” tanyanya
penasaran.
“Iya, kami pacaran.” jawab Himchan sebelum aku
sempat bersuara.
Jaehyo mendengus geli. “Tapi kenapa kalian tidak
kompak begitu? Aku dengar tadi Hye Mi berkata ‘tidak’. Itu berarti dia menolak
kalau kubilang pacaran denganmu kan?”
“Tidak ada urusan denganmu.” kata Himchan ketus. “Ayo
kita pulang!” Himchan menarik lenganku supaya aku mengikuti langkahnya pulang
ke rumah.
“Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa besok, Hye Mi!”
Jaehyo melambaikan tangannya begitu aku menoleh ke arahnya.
Begitu Jaehyo sudah tidak terlihat lagi, Himchan
melepas lenganku dan mulai bersuara,
“’Sampai jumpa besok’? Memangnya besok kalian
janjian bertemu lagi?” tanyanya tanpa melihat ke arahku.
“Hm?” aku melihat Himchan bingung. “Aku juga tidak
mengerti.” kataku.
“Hei, apa benar yang dibilang Jaehyo tadi? Kau
diganggu pria mabuk itu dan dia menyelamatkanmu?”
“I-iya, itu benar. Tadi aku sangat ketakutan
sehingga aku merasa sudah tidak punya tenaga untuk melawannya. Ditambah lagi
aku takut gelap.”
“Kalau kau takut gelap, kenapa tidak pulang dari
tadi, Bodoh? Kan sudah kubilang kalau aku akan pulang agak lama. Lihat apa yang
terjadi!” Himchan melotot marah padaku. Mataku terasa panas.
“Hei, kau bilang sendiri kan kalau kita pacaran? Meskipun
pura-pura, apa aku salah kalau aku ingin pulang bersamamu?” teriakku kesal.
“Hei, turunkan nada suaramu!” tegurnya.
“Kau tahu tidak, aku ini... padamu—“
“Aku tahu kau menyukaiku. Tapi aku minta jangan
membebaniku dengan perasaan sukamu.” gumam Himchan dingin lalu berjalan cepat
meninggalkanku.
Apa? Himchan bilang dia sudah tahu kalau aku
menyukainya dan melarangku mengungkapkan perasaanku? Dia... benar-benar cowok
jahat.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Besoknya, di kelas.
Daehyun, Youngjae, Jongup, Yu Kwon dan Junhong duduk
mengelilingiku seperti biasa. Aku menceritakan kejadian yang menimpaku minus
penolakan Himchan. Jongup, Yu Kwon dan Junhong merasa menyesal sudah
meninggalkanku kemarin.
“Tidak apa-apa kok. Kemarin itu aku hanya kecapekan.
Hari biasa, aku pasti bisa membalas ahjusshi
mabuk itu..” kataku berusaha menenangkan mereka.
“Bukan itu masalahnya, Hyena. Bagaimana kalau
kemarin terjadi sesuatu yang mengerikan padamu? Kami akan dihantui perasaan
bersalah seumur hidup kami.” Jongup berkata pelan.
Aku menepuk bahu Jongup, “Aku baik-baik saja,
JongPuppy. Terima kasih sudah mencemaskanku.”
“Lalu orang yang menolongmu kemarin, kau bilang kau
mengenalnya?” tanya Youngjae.
“Iya. Dia seniorku waktu SMP. Namanya Ahn Jaehyo.”
“Ahn Jaehyo? Apakah dia seorang ulzzang seperti Himchan sunbae?”
tanya Daehyun.
“Iya. Bagaimana kau bisa tahu?”
“Dia pernah menjadi tetanggaku waktu di Busan. Kami
cukup akrab sih karena dia suka membantuku mengerjakan PR. Tapi sejak SMP dia menetap
di Seoul karena sekolahnya di sini.” jelas Daehyun.
Aku melirik mereka satu-persatu.
“Kalian percaya tidak kalau kubilang... waktu SMP,
Jaehyo pernah menyatakan perasannya padaku?”
“Apa?” seru Youngjae tidak percaya.
“Hei, apa kau setenar itu?” ledek Yu Kwon.
“Apa maksudmu?” tanyaku tidak terima.
“Kau pacaran dengan Himchan sunbae yang seorang ulzzang.
Walaupun pura-pura, tapi tetap saja orang-orang menganggap kalian pacaran. Dan
sekarang kau bilang Jaehyo-sshi
pernah menyatakan perasaannya padamu saat SMP. Apa sih yang dilihat para ulzzang itu dari cewek berkepribadian
setengah cowok kayak kau ini?” Yu Kwon geleng-geleng kepala.
“Hei, kau tidak perlu menjelaskannya seperti itu.” gerutuku.
“Aku percaya kok, kalau dipoles sedikit saja, Hyena
kita ini akan berubah jadi tuan puteri yang cantik.” celetuk Junhong yang
kurasa tidak perlu.
“Berhenti mengejekku, Bunhong! Aku tahu aku tidak
cantik.”
“Kau cantik kok.” kata Jongup, aku jadi terharu
mendengarnya. “Di antara kita berenam, kau yang paling cantik.” sambungnya membuatku
tidak jadi terharu.
“Hahaha, Jongup benar-benar jenius.” kata Youngjae
sambil tertawa terbahak – bahak, yang lain pun jadi ikut-ikutan tertawa.
Terus saja menertawakanku. Dasar orang-orang tidak
peka.
Tapi melihat mereka tertawa seperti itu, aku merasa
sedikit terhibur.
Terima kasih, teman – teman ^^.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Pulang sekolah, aku mendapat SMS dari Himchan yang
mengatakan dia akan pulang agak telat seperti kemarin, jadi dia memintaku untuk
pulang duluan. Karena hari ini tidak ada kegiatan klub yang aku ikuti, aku bisa
pulang lebih awal dari kemarin.
“Hye Mi!”
Aku menoleh ke belakang dan mendapati Jaehyo berlari
ke arahku dengan seragam SMA Taeyang.
“Hei, Jaehyo? Seragammu itu...”
“Benar! Hari ini aku mulai sekolah di sini!” katanya
ceria.
Aku mengamati wajahnya. Ugh, wajahnya sama seperti
Himchan, mulus sekali, padahal tidak pakai makeup.
Apa semua ulzzang berwajah asli
seperti ini ya?
“Ada apa?” tanya Jaehyo begitu sadar kalau aku
memperhatikannya.
“Oh itu... kenapa kau pindah ke sini?”
“Pertanyaan bagus. Itu karena supaya aku bisa lebih
mudah ke gedung agensiku. Ah, sekarang aku trainee
di 2B Ent., SMA Youngkwang sekolah wajib asrama, jadi aku tidak mudah
mendapatkan izin keluar. Lagipula, kalau aku sekolah di sini, aku lebih mudah
bertemu denganmu kan?” Jaehyo berkata ringan sambil tersenyum.
“Bicara apa sih kau?” aku mendorong kepalanya pelan.
“Hei, sekarang aku ini sunbae-mu.”
“Memangnya kenapa? Dari dulu kau kan memang sunbae-ku.”
“Kau tidak boleh bersikap kurang ajar seperti pada sunbae-mu. Aku dengar sekolah ini punya
aturan yang sangat ketat soal hubungan antara senoir-junior. Bagaimana nanti
kalau ada yang melihat dan melaporkan perbuatanmu?”
“Aku sudah biasa dipanggil guru BP kok.” jawabku
enteng.
“Astaga... tidak bisa dipercaya. Peri kecilku tetap
saja tidak berubah.”
“Sudahlah, sekarang kau mau apa?”
“Aku ingin ikut main ke rumahmu. Kudengar Jiho ada
di rumah bersama Pyo Jihoon dan Kyung. Dan mereka bilang mereka butuh
bantuanku. Yaaa, biar sudah pindah sekolah kan aku tetap senior mereka. Boleh
kan?”
Aku berpikir sesaat, “Ya sudah. Terserahlah.” kataku
mulai berjalan beriringan dengan Jaehyo.
Ponselku bergetar memberi tahu ada SMS masuk, tapi
aku mengabaikannya dan bermaksud baru akan membacanya begitu sampai di rumah.
%%%%%%%%%%% To Be Continued 130916 %%%%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar