Sabtu, 07 November 2015

[Sinopsis] Sassy, Go Go! (발칙하게, 고 고!) Episode 10







Yeol yang pingsan dibawa ke RS dengan menggunakan ambulans. Yeon Doo terlihat cemas melihat keadaan Yeol. Guru Yang mengajak Yeon Doo untuk ikut bersama ke RS, sementara tim cheers juga tampak khawatir. Mereka menyebut Soo Ah sudah sangat keterlaluan. Hyosik berkata akan memberi pelajaran Soo Ah nanti. Hanya Dong Jae yang terlihat tidak menyalahkan Soo Ah, matanya mencari keberadaan Soo Ah.
Soo Ah berdiri agak jauh di belakang mereka. Dia benar-benar ketakutan dan panik karena sudah menyebabkan seseorang kecelakaan hingga tidak sadarkan diri.


KepSek melihat video yang diunggah Da Mi. bertanya bagaimana bisa Soo Ah melakukan itu. Guru Im menjawab mungkin karena sudah hukum alam bagi setiap murid pintar untuk mempertahankan posisinya. KepSek lalu bertanya kondisi Yeol, dia takut kalau ayah Yeol sampai menuntut sekolah karena anaknya mengalami kecelakaan di sekolah, terlebih karena seseorang mendorongnya.


Ayah Yeol menemui ibu Yeon Doo di kafenya. Ayah Yeol bertanya apakah ibu Yeon Doo sudah memberitahu Yeon Doo soal hubungan mereka. Ibu Yeon Doo berkata dia sudah menyuruh Yeon Doo ikut dengannya akhir pekan nanti. Ayah Yeol mengangguk-angguk senang, dia berkata pasti anak-anak mereka akan terkejut ketika tahu ayah Yeol akan menikah dengan teman sekelasnya. Ayah Yeol membahas jika anak mereka menjadi saudara, siapa yang akan menjadi anak tertua. Ibu Yeon Doo berkata, yang penting sekarang adalah izin dari anak-anak mereka.
Ayah Yeol lalu mendapat telepon dari Guru Yang, dan mengabarkan tentang anaknya yang saat ini sedang berada di RS.


Di RS, Guru Yang yang baru sudah menelepon ayah Yeol melihat telapak tangan Yeon Doo yang diperban dan bertanya pada apakah Yeon Doo baik-baik saja. Yeon Doo menjawab dia baik-baik saja, tapi wajahnya terlihat benar-benar lesu dan muram. Guru Yang menawarkan untuk memberitahu ibu Yeon Doo, tapi Yeon Doo melarangnya karena dia tidak ingin ibunya khawatir tentang keadaannya.
Yeon Doo mengkhawatirkan kondisi Yeol karena dia belum sadar. Guru Yang menenangkannya dan berkata Yeol akan baik-baik saja, pengaruh obat biusnya masih ada, jadi Yeol belum sadar. Guru Yang lalu menyuruh Yeon Doo masuk ke kamar rawat Yeol untuk mengecek sendiri keadaannya.


Yeon Doo masuk ke kamar rawat Yeol dan mengamati Yeol yang masih tidur dengan damai di kasurnya. Yeon Doo mulai berbicara pada Yeol yang tidur, menyebut Yeol jahat karena sudah membuat Yeon Doo khawatir. Dia bertanya kenapa Yeol membahayakan dirinya demi melindungi Yeon Doo. Yeon Doo menangis karena takut tidak bisa lagi melihat Yeol, dia menyuruh Yeol bangun. Yeon Doo bilang dia akan menghukum Yeol karena sudah membuatnya takut dan khawatir.
Lalu tiba-tiba Yeol bertanya bagaimana cara Yeon Doo menghukumnya. Yeon Doo kaget karena ternyata Yeol sudah sadar dan bertanya apakah Yeol baik-baik saja. Yeol tersenyum lemah, dan balik bertanya apakah Yeon Doo baik-baik saja. Yeon Doo menjawab dia baik-baik saja, lalu dia bangkit dari kursinya untuk memanggil Guru Yang. Tapi Yeol menarik tangannya dan menahannya untuk tetap di sana.
Yeol berkata Yeon Doo sangat pintar mengalihkan pertanyaannya. Dia kembali bertanya bagaimana cara Yeon Doo menghukumnya. Yeon Doo terdiam, lalu perlahan mencondongkan tubuhnya dan mencium pipi Yeol. Yeol terlihat kaget, karena tidak menyangka Yeon Doo akan ‘menghukum’nya dengan cara seperti itu (kalo gitu sering-sering aja bikin Yeon Doo khawatir, ya, Yeol?).
(Oh, itu lirik lagu OST SGG, judulnya Shooting Star by Hanbyul)


Yeon Doo berkata gugup kalau begitulah caranya menghukum Yeol. Karena malu, dia memutuskan untuk  meninggalkan kamar itu, tapi Yeol menarik tangannya dan tiba-tiba mengkisseu Yeon Doo. Yeon Doo kaget, tapi akhirnya menutup matanya.
Sementara itu, di luar kamar, Ha Joon melihat mereka. Dia mengurungkan niatnya masuk kamar rawat Yeol dan berdiri di samping pintu. Ha Joon patah hati.


Ayah Yeol dan ibu Yeon Doo tiba di RS. Tapi tiba-tiba ibu Yeon Doo bilang dia masih belum siap bertemu Yeol. Mereka belum pernah dipertemukan dan ditambah kondisi Yeol, ibu Yeon Doo bilang waktunya tidak tepat. Ayah Yeol lalu berlari menuju kamar rawat anaknya.


Yeon Doo dan Yeol sedang membaca buku bersama sambil saling tersenyum *kyaaoo* saat tiba-tiba ayah Yeol masuk ke kamar itu. Yeon Doo langsung bangkit dari kursinya dengan gugup. Yeol heran melihat ayahnya datang dalam keadaan ngos-ngosan. Yeon Doo lalu memberi salam ayah Yeol dan memperkenalkan dirinya sebagai teman baik Yeol. Ayah Yeol senang karena Yeol memiliki teman baik di sekolah. Yeol tersenyum kecil mendengarnya.

Yeon Doo pamit dan membiarkan ayah-anak itu bicara. Dia memegang pipinya mengingat momen first kiss-nya tadi. Dong Jae menelepon dan bertanya keadaannya. Yeon Doo menjawab bahwa dia merasa jantungnya akan meledak. Ulala~



Yeol dan ayahnya terlihat sama-sama canggung berada dalam satu ruangan. Mereka sama-sama pura-pura sibuk dengan ponselnya dan terkadang saling lirik.
Ayah, “Kau mau minum?”
Yeol, “Tidak.”
Ayah, “Kau mau pipis?”
Yeol, “Tidak.”
Ayah, “Kau ingin makan sesuatu?”
Yeol, “Tidak.” Pfft.
Yeol heran ayahnya tiba-tiba bersikap seperti itu, dia meminta ayahnya bersikap seperti biasa saja supaya tidak canggung.
Ayahnya ingat kalimat ibu Yeon Doo yang menyuruhnya membiasakan ‘Maaf, terima kasih dan aku mencintaimu’ supaya anak-anak tumbuh dengan baik. Dia lalu berterima kasih pada Yeol karena lukanya tidak parah. Yeol merasa ada yang aneh dengan ayahnya (iya, Nak, ayahmu sedang jatuh cinta).


Soo Ah masih bersembunyi di sekolah. Dia terlihat gemetar ketakutan mengingat perbuatannya yang sudah melampaui batas tadi. Dong Jae datang mengagetkannya. Dong Jae bertanya seharusnya Soo Ah tidak bersembunyi dan minta maaf pada Yeon Doo dan Yeol. Soo Ah tahu dia sudah menyebabkan masalah, tapi dia lalu pergi dari sana tanpa berkata apa-apa lagi.

Soo Ah menemui ibunya. Ibunya berencana akan memindahkan Soo Ah sekolah ke luar negeri untuk menghindari hukuman. Soo Ah menyela ucapan ibunya dengan berkata bahwa dia penyebab kecelakaan Yeol. Ibunya bilang Soo Ah tidak perlu khawatir karena dia sudah mengurus semuanya. Soo Ah kembali berkata dengan nada bergetar ketakutan kalau dia tidak berniat mendorong Yeol. Dia hanya takut video CCTV itu tersebar, jadi tanpa pikir panjang malah menyebabkan masalah itu.
Ibu Soo Ah menyuruh Soo Ah tenang karena dia akan melindungi nilai sempurna Soo ah. Yang perlu Soo Ah lakukan adalah konsentrasi belajar. Ibunya lalu mengatakan banyak hal, Soo Ah merasa kalimat ibunya menggema di otaknya. Dia putus asa ketika ibunya berkata Soo Ah harus meneruskan semuanya sampai akhir.



Soo Ah pergi ke RS, tapi di ragu untuk masuk dan melihat langsung keadaan Yeol. Dia lalu memilih duduk di halaman RS dan memutuskan untuk menelepon pihak RS, Soo Ah bertanya keadaan Yeol. Pihak RS menjelaskan keadaan Yeol baik-baik saja. Soo Ah terharu mendengarnya, sambik menangis, dia berulang-ulang mengucapkan terima kasih.


Ha Joon baru membesuk Yeol setelah melihat Yeon Doo pulang dari sana. Yeol bertanya kenapa dia baru menjenguk sekarang. Ha Joon hanya tersenyum, lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Soo Ah. Yeol menahannya dan berkata jangan bersenang-senang tanpa dirinya. Heh.
Yeol lalu berkata soal janji mereka ketika masih SD, untuk tidak menyembunyikan perasaan mereka jika ada gadis yang mereka sukai (SD? Waktu SD, aku masih suka main layangan dan Barbie. Seingatku, aku dan teman-temanku gak pernah bicara soal cowok karena emang belum ngerti. Haha). Yeol bilang bahwa saat ini, ada gadis yang sangat dia sukai. Tapi Ha Joon memotong kalimatnya dengan mengatakan bahwa nanti saja mereka bicara soal itu, setelah Yeol sembuh. Yeol menatap Ha Joon keheranan.



Yeon Doo bertemu Ha Joon yang baru pulang dari RS di asrama. Yeon Doo bertanya darimana saja Ha Joon, padahal Yeol sudah lama menunggu kedatangannya. Ha Joon dengan ketus menjawab kalau dia sibuk, lalu mulai menaiki tangga menuju asrama laki-laki. Tapi dia berhenti sebentar, menoleh pada Yeon Doo, dan bertanya apakah Yeon Doo baik-baik saja. Karena sepertinya Yeon Doo juga terluka. Yeon Doo bercanda dan berkata apa sekarang Ha Joon khawatir padanya, dia lalu berkata dia tidak apa-apa. Ha Joon lalu kembali melanjutkan langkahnya.


Yeon Doo menemui Dong Jae di paviliun baca, Sevit Island. Dong Jae terlihat sedang melamun. Dong Jae bilang bahwa orang-orang mulai membicarakan Soo Ah, dia kasihan karena Soo Ah benar-benar tidak tidak punya teman. Yeon Doo berkata bahwa dulu dia juga teman Soo Ah, tapi sekarang dia tidak tahu lagi. Dia sudah lelah menghadapi Soo Ah.


Soo Ah berjalan lesu menuju asrama. Ponselnya berbunyi dan dia membaca percakapan di grup Line kelas mereka. Mereka sibuk membicarakan Soo Ah yang mencuri soal ujian, mencelakakan Yeol, dll. Soo Ah sampai berhalusinasi semua orang yang membicarakannya ada di depannya. Dia berteriak histeris.
Soo Ah tidak jadi masuk ke asrama dan malah berjalan tak tentu arah menyusuri daerah pertokoan. Dia melihat bayangan dirinya dengan penampilan kacau dan mata bengkak. Soo Ah mengingat semua kejahatan yang sudah dia lakukan. Dari mulai menjebak Ha Joon dengan kejadian Ha Joon yang melukai dirinya sendiri, membuat Dong Jae pingsan dengan fobianya, an juga meninggalkan Yeon Doo waktu kemping.

Soo Ah mengunjungi tempat penyimpanan abu mendiang teman SMP-nya, So Young. Dia bertanya apakah dia memang tidak diizinkan untuk bahagia. Soo Ah menangis mengingat semua yang sudah dia lakukan sejauh ini, demi keinginan ibunya.

Sementara itu Yeon Doo gelisah di kamarnya, melihat kasur dan meja Soo Ah yang ditinggal pemiliknya.


Guru Im juga khawatir karena Soo Ah belum juga ada kabar. Dia menelepon Soo Ah tapi tidak ada jawaban. Lalu tiba-tiba dia melihat Yeon Doo yang berjingkat-jingkat mau menyelinap ke luar sekolah. Guru Im mendengus geli, lalu mengirim SMS pada Yeon Doo, jika Yeon Doo berjanji pulang sebelum waktu istirahat berakhir, dia tidak akan menghukum Yeon Doo (Aw, Ssaem, pengertian banget sih~).


Yeon Doo mengunjungi bf-nya, Kim Yeol, di RS dengan membawakan banyak makanan dan tidak lupa banana milk *ciyeehh*. Yeol bersemangat tapi dia khawatir kalau nanti mereka ketahuan. Dia bertanya apakah Yeon Doo memberi tahu orang lain kalau sedang pergi mengunjunginya, Yeon Doo menggoda apakah Yeol khawatir kalau nanti Yeon Doo kena marah. Yeol balik menggoda kalau dia takut dia yang kena marah.
Yeon Doo cemberut. Yeol tertawa melihat reaksi Yeon Doo. Dia mengamati Yeon Doo agak lama, lalu mengambil beberapa foto Yeon Doo dengan ponselnya. Yeon Doo jadi malu, dan menyuruh Yeol berhenti.
Yeol melihat-lihat foto yang sudah dia ambil. Dia bergumam kalau dia sangat merindukan Yeon Doo, dan akhirnya dia bisa setiap saat melihat foto Yeon Doo. Tapi karena sekarang Yeon Doo ada di depannya, dia menjadi lebih bahagia. Yeon Doo semakin malu-malu, mereka berdua lalu saling tersenyum sambil mulai menikmati bekal makanan mereka (Oh, they have the cutest  eyesmiles. Eyesmiles Couple? Hehe).






Soo Ah berdiri di depan pintu kamar rawat Yeol, dia memandang ke dalam kamar itu melalui kaca di daun pintu. Semua anggota tim cheers terlihat bercanda bersama. Soo Ah menatap sedih, lalu menyelipkan selembar surat di sela pintu. Lalu dia berbalik dan beranjak pergi dari sana.
Dia bertemu Dong Jae yang sepertinya baru akan masuk ke kamar rawat Yeol. Soo Ah bilang dia menuruti nasehat Dong Jae untuk minta maaf pada Yeol dan Yeon Doo. Dong Jae tersenyum lega. Soo Ah bilang dia harus minta maaf sebelum dia pergi. Dong Jae menatapnya bingung.
Begitu Dong Jae akan pergi, Soo Ah memanggilnya dan berkata ingin minta bantuan Dong Jae.


Soo Ah dan Dong Jae mendatangi TimeZone dan mencoba berbagai macam permainan di sana. Soo Ah terlihat bahagia dan menikmatinya. Dong Jae menatapnya penuh tanda tanya. Soo Ah mengajak Dong Jae mencoba permainan lain, Dong Jae tidak tahan untuk bertanya apakah Soo Ah baik-baik saja karena tidak pergi belajar dan malah main-main. Soo Ah tersenyum lebar dan berkata dia baik-baik saja (Soo Ah cantik banget kalo senyum begitu :3 ), dia menambahkan Dong Jae tidak perlu khawatir karena ibunya tidan akan memarahi Soo Ah.

Mereka menyewa sepeda, lalu menikmati es krim sambil duduk di bangku taman (Ooh, gitu ya, kalo sama Yeon Doo pake strawberry milk, tapi kalo sama Soo Ah pake es krim? Pinter). Soo Ah bilang ini pertama kalinya dia melakukan hal-hal seperti ini. Dulu Yeon Doo sering mengajaknya, tapi dia selalu menolak ajakan Yeon Doo. Dia tersenyum sedih, menyesal karena menolak ajakan Yeon Doo.
Soo Ah minta maaf pada Dong Jae karena sudah pernah membuat Dong Jae dalam bahaya. Dong Jae agak kaget, karena tidak biasanya Soo Ah mau minta maaf. Soo Ah tersenyum, mengakui kalau selama ini dia sudah sangat kejam.



Di RS, Yeon Doo menawarkan untuk membeli minuman buat anggota tim cheers. Begitu akan keluar kamar, dia menemukan surat Soo Ah dan menunjukkannya pada yang lain. Mereka membacanya bergantian dan langsung panik.

Soo Ah berjalan menyusuri trotoar bersama Dong Jae. Dia berterima kasih karena hari ini dia berkesempatan punya kenangan indah sebelum pergi. Soo Ah juga berpesan supaya Dong JaeDia lalu menyuruh Dong Jae pulang duluan karena dia akan mampir ke sebuah tempat sebelum pulang.


Dong Jae mendapat telepon dari Yeon Doo, menanyakan keberadaan Soo Ah. Yeon Doo bilang Soo Ah bertingkah aneh, tapi Dong Jae bilang Soo Ah baik-baik saja karena seharian ini mereka bersama. Tapi tiba-tiba dia ingat bahwa Soo Ah memang terlihat aneh. Lalu Dong Jae bergegas mengejar Soo Ah.


KepSek berbincang dengan ibu Soo Ah tentang kemungkinan hukuman karena Soo Ah sudah terbukti kuat mencuri soal ujian dan melukai teman sekelasnya, dia tidak bisa lagi menutupinya.  Ibu Soo Ah berkata santai kalau itu tanggung jawab KepSek karena sudah menerima ‘hadiah’nya. Entah apakah akan memindahkan Soo Ah ke luar negeri, yang dia tahu Soo Ah harus bersih dan nilainya tetap sempurna.
Ibu Soo Ah lalu mendapat telepon yang memberitahu bahwa Soo Ah menghilang atas keinginannya sendiri.


Tim cheers panik dan memutuskan untuk mencari Soo Ah. Yeol bahkan juga ikut ke luar RS. Dia melirik Yeon Doo yang terlihat sangat khawatir, Yeol menyentuh bahu Yeon Doo, memberinya kekuatan dan dukungan untuk tetap tenang.

Isi surat Soo Ah,
“Maafkan aku, aku juga bingung kenapa sulit sekali mengatakan ‘Maaf’. Bagaimana caranya agar aku bisa mengucapkan maaf dan terima kasih. Bagaimana caranya agar aku tidak kesepian lagi? Semuanya terasa mustahil bagiku.
“Awalnya, kupikir jika aku fokus pada belajar saja, aku pasti akan merasa bahagia. Meskipun aku masih belum bisa bahagia sekarang, mungkin saja besok aku akan bahagia. Tapi Yeon Doo-ya, semakin aku fokus pada belajar, kenapa kebahagiaan itu semakin jauh? Kenapa dadaku rasanya makin sesak? Kenapa aku semakin terlihat seperti monster? Aku membenci diriku yang menjadi monster ini. Aku tak bisa bertahan lagi. Yeon Doo, kau tak boleh menyia-nyiakan sehari waktu untuk tidak bahagia. Jangan percaya omongan orang dewasa yang menyuruhmu untuk serius. Jangan lupa untuk selalu bahagia. Aku minta maaf padamu dan Kim Yeol. Juga pada Guru Yang Tae Bum dan yang lainnya. Aku harap permintaan maafku belum terlambat. Aku harap kalian tidak lagi menderita karenaku. Selamat tinggal.”
(Gak, aku gak nangis. Mataku cuma kemasukan debu)

(sepatunya bagus :'D )

Soo Ah mengirim SMS ke ibunya, “Ibu, maaf aku tak bisa memenuhi keinginan ibu. Walaupun dengan cara yang tidak pantas, aku senang ibu bisa melihatku menempati di peringkat 1. Setidaknya sekali, aku ingin memenuhi harapan ibu.”
Ibu Soo Ah membaca pesan itu dengan ekspresi panik dan cemas.

Sementara itu, tim cheers masih berpencar mencari Soo Ah. Da Mi menyesal sudah mengupload video itu. Hyo Sik menenangkannya, Jae Young menyesal dan berkata tak seharusnya mereka memojokkan Soo Ah.

Yeol dan Yeon Doo juga ikut mencari Soo Ah. Yeon Doo takut Soo Ah akan melakukan hal berbahaya. Dia menyesal sudah menyudutkan Soo Ah, karena dia terlalu kesal. Yeon Doo berkata seharusnya dia sadar bahwa selama ini Soo Ah-lah yang paling menderita. Yeol berkata dia juga bersalah.



Dong Jae mencari Soo Ah di daerah pertokoan tempat mereka tadi lewati. Dia melihat Soo Ah yang terus berjalan ke tengah jalan, tanpa mempedulikan kendaraan yang berlalu-lalang. Orang-orang mulai panik tapi tidak ada yang berani menghentikannya. Soo Ah melihat sebuah mobil yang semakin mendekat ke arahnya, dia sudah bertekad akan mengakhiri hidupnya di sana.
Lalu tiba-tiba Dong Jae berlari ke arahnya, menarik Soo Ah ke belakang dan memeluknya sebelum mobil itu menyambar tubuh Soo Ah. Dong Jae memeluk Soo Ah erat, sementara Soo Ah hanya terdiam. Dan Soo Ah pun akhirnya menangis sambil memeluk Dong Jae.
Yeol dan Yeon Doo yang melihat kejadian itu ikut merasa lega karena Soo Ah berhasil diselamatkan.



Tim cheers berkumpul di ruang klub Baekho. Tae Pyung bertanya pada Yeon Doo yang baru datang, apakah Soo Ah sudah bisa dijenguk. Yeon Doo menjawab Soo Ah masih butuh istirahat full.


Yeon Doo yang sedang menikmati strawberry milk-nya bersama Dong Jae dengan takut-takut menyentuh lengan Dong Jae. Dia merasa sedih sekaligus lega karena fobia Dong Jae akhirnya bisa sembuh. Dong Jae berkata kalau saat itu dia tidak bisa berpikir apa-apa dan bergerak begitu saja menyelamatkan Soo Ah.

Murid-murid lain mulai menggosipkan Soo Ah yang rumornya menjadi gila karena kejadian itu. Mereka senang karena jika Soo Ah tidak ada, nilai mereka bisa naik (Oh, aku ingat salah satu murid itu adalah orang yang melabrak Yeon Doo di kantin di episode 1, ketika kasus skandal foto Yeon Doo mencuat, lalu semua murid dihukum tidak boleh keluar asrama).

Beberapa anggota tim cheers mendatangi dan melabrak mereka. Mengatakan ada banyak hal bisa mereka kerjakan daripada bergosip. Mereka mengaku salah karena sudah menggosipkan Soo Ah, tapi itu tidak ada hubungannya dengan anggota tim cheers yang lain. Hyo Sik menegaskan bahwa dia dan anggota tim cheers adalah rekan satu tim dan juga teman Soo Ah.  Jadi jika ada yang menjelek-jelekkan temannya lagi, dia akan turun tangan.


KepSek yang baru saja bertemu dengan Dir. Lee untuk proses pemindahan sekolah Soo Ah berkata pada Guru Im tentang tim cheers yang membuatnya sakit kepala. Dia menyuruh Guru Im untuk membubarkan tim itu karena Soo Ah sudah akan pindah. Guru Im berkata Dinas Pendidikan sedang mengawasi mereka, jadi jika tiba-tiba mereka membubarkan tim, maka Dinas Pendidikan akan curiga.



Tim cheers kembali berlatih sebelum kompetisi regional. Kali ini sub Yeon Doo berlatih bersama Yeol, Ha Joon dan Tae Pyung. Hyo Sik melirik mereka dan berkata tangannya kosong karena seharusnya subnya berlatih bersama Soo Ah sebagai Flyer mereka. Yeon Doo menjawab sedih kalau Soo Ah masih belum bisa dijenguk.
Guru Yang datang mengabarkan bahwa Soo Ah memutuskan untuk pindah sekolah ke luar negeri.



Soo Ah yang masih terbaring di kasurnya dengan selang infus di tangan menatap kosong ke arah jendela. Dir. Lee ada di sana (kayaknya dia yang lebih sibuk dibanding ibu Soo Ah), baru selesai menelepon dan menyadari bahwa ada pesan masuk ke ponsel Soo Ah. Dia memberikannya pada Soo Ah dan berkata mungkin saja itu SMS penting.
Soo Ah membuka SMS masuk itu, dan melihat ada video yang dikirim anggota tim cheers, pesan berisi permintaan maaf dan harapan supaya Soo Ah kembali ke sekolah dan bergabung lagi dengan tim cheers. Soo Ah terhibur dengan video itu.


Video Dong Jae, sambil mengangkat Jae Young, Dong Jae berkata, “Berkatmu aku bisa melakukan ini. Kau adalah Flyer kami, jadi cepatlah kembali.” Lalu Dong Jae melirik ke kanan-kiri, dan mendekat sambil berbisik di dekat kamera, “Yeon Doo juga Flyer sih, tapi dia terlalu berat.”
Lalu Hyosik, Joon Soo dan Seung Woo bergabung dengan Dong Jae dan mulai mengeluh soal punggung mereka yang encok karena harus mengangkat Yeon Doo. Yeon Doo yang mendengarnya langsung berceloteh dan mengomeli mereka. Soo Ah tertawa kecil menonton video itu.


Ha Joon secara chic dan cool meminta Soo Ah untuk kembali. Hyo Sik menyuruh setidaknya Ha Joon harus tersenyum supaya Soo Ah mau kembali. Ha Joon dengan malu-malu memaksakan senyum, tapi akhirnya dia menyerah.
Anggota yang lain mengunggah foto dan video mereka ke akun sosmed. Soo Ah dengan semangat  menunggu video-video mereka setiap hari.
(Soo Ah, biar kata lagi sakit atau dalam keadaan apapun juga, kok tetap bisa ya ngerawat rambut?)



Da Mi mengirim video dan fotonya. Dia berkata jika Soo Ah masih marah padanya karena sudah mengupluad video CCTV itu, Soo Ah bisa balas dendam dengan mengupload foto jeleknya.
(Lucu Da Mi memanggil Soo Ah dengan sebutan ‘Swa/SoA eonni, hehe).

Yeol mengirim video, berkata jika Soo Ah ingin meminjam buku catatan si Peringkat 1, dia akan meminjamkannya. Karena itu dia meminta Soo Ah untuk segera kembali karena persaingan peringkat mereka belum selesai. Yeol juga minta maaf karena sudah bersikap kasar padanya. Soo Ah menahan air matanya menonton video itu.



Video terakhir dari Yeon Doo. Yeon Doo menunjukkan foto-foto mereka berdua yang sudah ditempelnya sedemikian rupa di buku sketsa.
Yeon Doo, “Kwon Soo Ah, kau tahu apa yang paling sulit? Aku benar-benar membencimu, tapi aku tak bisa membencimu 100%. Itu semua karena kenangan ini. Kau salah jika mengira kau tidak memiliki teman, kau tidak sendirian. Kau sudah memiliki teman yang selalu ada untukmu. Guru yang akan selalu peduli padamu. Kita akan saling berpegangan tangan, jadi cepatlah kembali.
Lagipula, kau lah yang membentuk tim cheers ini! Jadi cepat kembali!!!”

Soo Ah menangis terharu sambil terus menonton video dari tim cheers itu. Tapi kali ini, air mata yang dia keluarkan adalah air mata tanda kebahagiaan.





Komentar :

Episode kali ini berpusat pada Soo Ah dan penyesalannya. Oh, Writer-nim~ di awal aku emang gak bisa menyalahkan Soo Ah sepenuhnya, tapi karena di beberapa episode belakangan sikap Soo Ah sudah sangat keterlaluan, aku jadi punya alasan untuk membencinya. Tapi… tapi… Writer-nim kembali menyadarkanku bahwa Soo Ah ‘hanyalah’ seorang remaja 18 tahun yang belum bisa berpikir panjang. Yang dia tahu hanya menuruti kemauan ibunya dan belajar keras. Dia nggak tahu bahwa akibat dari perbuatannya yang menghalalkan segala cara demi mempertahankan nilai dan peringkatnya, membuat beberapa orang harus terluka.
Melihat Soo Ah, membuatku bersyukur karena ibu-bapakku gak pernah memaksaku belajar keras. Di usia 18 tahunku (err, aku tamat SMA di usia 17, btw), pokoknya di masa-masa SMA-ku, aku punya banyak waktu berkumpul bersama teman, mengisi waktu dengan bergabung di kelompok penulis di sela-sela waktuku kerja. Aku bersyukur ibu-bapakku sangat mempercayaiku walaupun aku sering pulang menjelang maghrib karena berbagai kegiatan yang kuikuti. Di SMP, aku selalu menduduki peringkat 3 besar, tapi begitu di SMA aku bahkan gak masuk 10 besar, sempat membuatku takut dan khawatir kalau mereka akan memarahiku. Tapi ibuku malah santai-santai saja dan menyuruhku tidak usah terlalu memikirkannya. Beliau bahkan lalu memasak makanan favorit untuk menghiburku. Kalo mengingat-ingat lagi, sekarang aku benar-benar berterima kasih memiliki orangtua seperti mereka.

Setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Tentu. Tapi ibu Soo Ah memilih menghalalkan segala macam jalan demi hasil yang terbaik bagi anaknya. Padahal sebenarnya semua itu hanyalah ambisinya, dia mengira jika anaknya bisa masuk sekolah bergengsi, nilai sempurna dan barang mewah, anaknya akan otomatis bahagia. Tidak peduli jika harus membuat orang lain terluka dan rugi karena perbuatannya. Bahkan anaknya sendiri pun pada akhirnya harus berada dalam tekanan moral karena terlalu jauh mengikuti perintahnya. Dan yang paling tragis, Soo Ah, remaja 18 tahun itu sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja daripada harus menerima kemarahan ibunya.

Orang-orang seperti Yeol dan Yeon Doo benar-benar berjiwa besar. Mereka memaafkan Soo Ah dan malah memberi dukungan supaya Soo Ah kembali berkumpul bersama mereka. Terkadang, remaja memiliki pemikiran yang lebih dewasa daripada para orang dewasa di sekitar mereka.

Aku suka hubungan Yeol dan Yeon Doo berkembang dengan sehat. Dari awal, hubungan mereka bukan tentang benci jadi cinta seperti drama-drama Korea pada umumnya. Hubungan mereka berkembang dari teman sekelas, kepedulian, kesetiakawanan dan akhirnya berubah jadi benih-benih rasa suka. Aku suka mereka sering menghabiskan waktu berdua, bicara hal-hal apa saja dengan santai, hal-hal yang mungkin tidak pernah mereka kira akan bisa diceritakan kepada orang lain, selain sahabat mereka. Aku suka Yeol yang selalu mendukung Yeon Doo tanpa bertindak seolah Yeon Doo adalah gadis lemah yang harus selalu dia lindungi. Aku suka Yeol membiarkan Yeon Doo mengemukakan pendapatnya, berdebat dengan Soo Ah tanpa berusaha masuk dalam percakapan mereka. Menunggu Yeon Doo menyelesaikan sendiri masalahnya. Yeol memberi Yeon Doo kebebasan untuk mengeluarkan emosinya. Tapi, Yeol adalah orang yang selalu mendukung dan mengawasi Yeon Doo sejak awal. Dia khawatir kalau Yeon Doo gak ada di dekatnya. Begitulah besar rasa suka Yeol pada Yeon Doo. Walaupun dia lebih sering menggoda Yeon Doo, tapi aku suka dia gak pernah menyembunyikan perasaannya pada Yeon Doo.

Ha Joon… no, sweetie. Aku menyukaimu tapi aku kecewa dengan sikapmu yang dikuasai aura patah hati. Dari awal, Ha Joo sudah sadar kalau Yeol emang menaruh perasaan pada Yeon Doo. Mungkin awalnya dia hanya berniat mengetahui tentang Yeon Doo, tapi akhirnya dia sadar kalau Yeon Doo memang memiliki pesona tersendiri. Dia pun gak bisa membendung perasaan lain yang dirasakannya pada Yeon Doo. Aku harap Ha Joon akhirnya sadar dan merelakan Yeol bahagia bersama Yeon Doo. Karena baginya, Yeol adalah yang utama, iya kan?

Ha Dong Jae… ugh. Dia memang unik, pemikirannya out of space. Di saat udah gak ada lagi orang yang bisa menerima kelakuan Soo Ah, hanya Dong Jae yang tetap mencari Soo Ah. Bicara pada Soo Ah dengan santai, bahkan, cuma Dong Jae yang membuat Soo Ah sering kehilangan kata-kata dan gak bisa membantah perkataannya. Aku senang dia memilih menghabiskan waktu bersama Dong Jae, senyum dan tawa Soo Ah saat bersama Dong Jae benar-benar lepas. Seolah-olah Dong Jae adalah orang yang memiliki obat penenang rasa sakitnya.
Aku juga senang karena pada akhirnya, Dong Jae mampu menyembuhkan fobianya karena Soo Ah. Jika Yeol-Yeon Doo adalah pasangan yang penuh rasa bahagia dan cahaya, Soo Ah-Dong Jae adalah pasangan melodrama. Tapi melodrama sekalipun, sering berakhir bahagia pada akhirnya.

151106. 22.23 WIB

Ujen/박수잔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar