Beberapa anggota FLP Prabumulih bersama bunda Helvy Tiana Rosa (tengah) |
Tahu pertama kali soal novelet KMGP ini dari guru
bahasa Indonesia SMA (atau SMP? Aku udah lupa). Saat itu beliau begitu semangat
merekomendasikan kisah KMGP kepada kami, muridnya. Saat itu aku udah bertekad
ingin membaca KMGP, tapi ternyata hingga detik inipun, kesempatan itu belum
pernah ada.
Hingga suatu hari, ketika ada info soal temu penulis
KMGP ke Palembang, aku kembali teringat dan berusaha untuk bisa hadir di acara
itu. Maklum saja, jarak dari kotaku ke Palembang lumayan jauh, sekitar 2 jam
naik kendaraan. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan
penulisnya. Aku gak pernah nyangka bakal ada kesempatan bertemu dengan salah
satu penulis dan tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Dialah HelvyTiana Rosa (HTR), penulis sekaligus produser film “Ketika Mas Gagah Pergi” yang
sangat fenomenal selama belasan tahun.
Bunda Helvy, begitu kami menyapanya, adalah sosok
penuh inspirasi dengan gayanya yang sederhana dan bersahaja. Hari Ahad, 22
November 2015 di aula sebuah hotel di Palembang, ketika Forum Lingkar Pena
Sumsel mengadakan musyawarah wilayah sekaligus sebagai ajang jumpa dan sharing
dengan bunda Helvy. Walaupun pesawat yang ditumpanginya sempat ditunda
mendaratnya karena kabut asap, tapi beliau tetap bersemangat menjadi pembicara
dan memberikan motivasi dalam menulis.
Bersama mbak Azzura Dayana yang juga merupakan salah
satu penulis nasional kebanggaan Sumsel sebagai mediator, rasanya pertemuan itu
benar-benar terasa hangat. Bunda Helvy mulai bercerita bagaimana cerita KMGP
yang awalnya sebuah cerpen untuk tugas mata kuliahnya di tahun 1992 berubah
menjadi novelet dan akhirnya diangkat ke layar lebar.
Saat itu bulan Maret 1992, bunda Helvy membuat
sebuah cerpen yang diberinya judul “Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)”. Gak
disangka, cerpen yang terinspirasi dari pengalaman hidup beliau sendiri itu
mendapat respon yang sangat positif dari teman-teman dan orang-orang di
sekelilingnya. Bahkan menurut bunda, kisah KMGP terjual hingga ribuan eksemplar
sebelum bukunya diterbitkan. Tahun 1997, KMGP diputuskan untuk menjadi sebuah novelet.
Bertahun-tahun kemudian, tawaran untuk menjadikan kisah KMGP menjadi sebuah
sinetron pun berdatangan. Penggemar gak sabar ingin melihat sosok Mas Gagah
dalam film. Tapi saat itu, bunda masih berusaha mencari sosok yang betul-betul
bisa mencerminkan kepribadian ‘Mas Gagah’, agar penggemarnya gak kecewa (Aku
juga mikirnya gitu sih, gak kehitung ada berapa banyak cerita novel yang
diangkat ke layar lebar tapi ternyata baik kisah maupun aktor/aktris yang
memerankannya gak sesuai dengan harapan).
12 tahun kemudian, melalui audisi yang panjang,
terpilihlah Hamas Syahid Izzudin
sebagai pemeran Mas Gagah. Menurut bunda, ketika pertama kali melihatnya (plus
namanya yang unik, ‘Hamas’), entah kenapa beliau langsung merasa, “Inilah orang
yang saya cari!”. Selain kelebihan fisik yang dimilikinya, Hamas juga merupakan
seorang pengusaha muda dan penghafal Al Qur’an. Dan qodarulloh, Hamas lahir
tanggal 11Maret 1992, tepat di bulan ketika bunda menghasilkan cerpen KMGP-nya.
Walaupun sudah banyak production house (PH) yang
menawari KMPG untuk dijadikan film, tapi bunda Helvy adalah orang yang idealis.
Beliau gak mau kalo sampai KMGP pada akhirnya membawa keburukan. Karena itulah
bunda, didukung oleh orang-orang yang mempercayainya mulai mencari cara supaya
bisa memproduksi film KMGP dengan biaya sendiri.
Ada satu kisah menyentuh yang dibagikan bunda kepada
kami. Kisah nyata ketika beliau baru saja selesai menghadiri acara Meet and
Greet-nya. Saat itu, seorang anak laki-laki seumuran anak SMA datang
menghampirinya. Dengan penampilan lusuh, anak laki-laki itu menyerahkan
beberapa lembar uang kertas yang dia berhasil kumpulkan. Anak laki-laki itu
berterima kasih karena dia merasa lebih baik setelah membaca KMGP. Dia bilang
pada bunda bahwa dia jadi lebih rajin
sholat dan mengaji. Dia menyerahkan uangnya kepada bunda dengan harapan jika
KMGP difilmkan, uangnya akan turut berkontribusi dalam produksi film itu. Bunda
tersentuh (aku juga!). Di situlah bunda mulai terpikir untuk mengumpulkan dana
sedikit demi sedikit dari siapapun yang ingin membantu mewujudkan impiannya
menjadikan KMGP sebagai film layar lebar.
Pastinya di antara orang-orang yang mendukung
beliau, ada juga orang yang berusaha untuk menghentikan langkah beliau. Tapi
bunda gak pernah putus asa. Buktinya, film KMGP akhirnya akan ditayangkan
serentak bulan Januari nanti (masuk daftar list tontonan). Bunda pun punya
tujuan mulia soal keuntungan dari film ini, yaitu separuh dari keuntungan film
akan disumbangkan ke anak-anak di daerah Indonesia timur dan Palestina.
Rasanya masih ada banyak kisah yang bunda bagikan
kepada kami. Aku ingat beberapa kali hampir meneteskan air mata karena tersentuh
dengan kisah hidup seorang penulis Helvy Tiana Rosa ini. Membuatku termotivasi
untuk gak pernah berhenti menulis. Terima kasih bunda Helvy buat waktunya yang
penuh inspirasi dan motivasi. Aku harap film KMGP berhasil jadi Box Office dan
menginspirasi lebih banyak orang untuk menjadi lebih baik. Aamiin~
151128, 19.39 WIB
Ujen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar