Minggu, 29 November 2015

[Ciap-ciap] Temu Penulis “Ketika Mas Gagah Pergi”, Helvy Tiana Rosa

Beberapa anggota FLP Prabumulih bersama bunda Helvy Tiana Rosa (tengah)





Tahu pertama kali soal novelet KMGP ini dari guru bahasa Indonesia SMA (atau SMP? Aku udah lupa). Saat itu beliau begitu semangat merekomendasikan kisah KMGP kepada kami, muridnya. Saat itu aku udah bertekad ingin membaca KMGP, tapi ternyata hingga detik inipun, kesempatan itu belum pernah ada.

Hingga suatu hari, ketika ada info soal temu penulis KMGP ke Palembang, aku kembali teringat dan berusaha untuk bisa hadir di acara itu. Maklum saja, jarak dari kotaku ke Palembang lumayan jauh, sekitar 2 jam naik kendaraan. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan penulisnya. Aku gak pernah nyangka bakal ada kesempatan bertemu dengan salah satu penulis dan tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Dialah HelvyTiana Rosa (HTR), penulis sekaligus produser film “Ketika Mas Gagah Pergi” yang sangat fenomenal selama belasan tahun.


Bunda Helvy, begitu kami menyapanya, adalah sosok penuh inspirasi dengan gayanya yang sederhana dan bersahaja. Hari Ahad, 22 November 2015 di aula sebuah hotel di Palembang, ketika Forum Lingkar Pena Sumsel mengadakan musyawarah wilayah sekaligus sebagai ajang jumpa dan sharing dengan bunda Helvy. Walaupun pesawat yang ditumpanginya sempat ditunda mendaratnya karena kabut asap, tapi beliau tetap bersemangat menjadi pembicara dan memberikan motivasi dalam menulis.

Bersama mbak Azzura Dayana yang juga merupakan salah satu penulis nasional kebanggaan Sumsel sebagai mediator, rasanya pertemuan itu benar-benar terasa hangat. Bunda Helvy mulai bercerita bagaimana cerita KMGP yang awalnya sebuah cerpen untuk tugas mata kuliahnya di tahun 1992 berubah menjadi novelet dan akhirnya diangkat ke layar lebar.

Saat itu bulan Maret 1992, bunda Helvy membuat sebuah cerpen yang diberinya judul “Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)”. Gak disangka, cerpen yang terinspirasi dari pengalaman hidup beliau sendiri itu mendapat respon yang sangat positif dari teman-teman dan orang-orang di sekelilingnya. Bahkan menurut bunda, kisah KMGP terjual hingga ribuan eksemplar sebelum bukunya diterbitkan. Tahun 1997, KMGP diputuskan untuk menjadi sebuah novelet. Bertahun-tahun kemudian, tawaran untuk menjadikan kisah KMGP menjadi sebuah sinetron pun berdatangan. Penggemar gak sabar ingin melihat sosok Mas Gagah dalam film. Tapi saat itu, bunda masih berusaha mencari sosok yang betul-betul bisa mencerminkan kepribadian ‘Mas Gagah’, agar penggemarnya gak kecewa (Aku juga mikirnya gitu sih, gak kehitung ada berapa banyak cerita novel yang diangkat ke layar lebar tapi ternyata baik kisah maupun aktor/aktris yang memerankannya gak sesuai dengan harapan).

12 tahun kemudian, melalui audisi yang panjang, terpilihlah Hamas Syahid Izzudin sebagai pemeran Mas Gagah. Menurut bunda, ketika pertama kali melihatnya (plus namanya yang unik, ‘Hamas’), entah kenapa beliau langsung merasa, “Inilah orang yang saya cari!”. Selain kelebihan fisik yang dimilikinya, Hamas juga merupakan seorang pengusaha muda dan penghafal Al Qur’an. Dan qodarulloh, Hamas lahir tanggal 11Maret 1992, tepat di bulan ketika bunda menghasilkan cerpen KMGP-nya.

Walaupun sudah banyak production house (PH) yang menawari KMPG untuk dijadikan film, tapi bunda Helvy adalah orang yang idealis. Beliau gak mau kalo sampai KMGP pada akhirnya membawa keburukan. Karena itulah bunda, didukung oleh orang-orang yang mempercayainya mulai mencari cara supaya bisa memproduksi film KMGP dengan biaya sendiri.

Ada satu kisah menyentuh yang dibagikan bunda kepada kami. Kisah nyata ketika beliau baru saja selesai menghadiri acara Meet and Greet-nya. Saat itu, seorang anak laki-laki seumuran anak SMA datang menghampirinya. Dengan penampilan lusuh, anak laki-laki itu menyerahkan beberapa lembar uang kertas yang dia berhasil kumpulkan. Anak laki-laki itu berterima kasih karena dia merasa lebih baik setelah membaca KMGP. Dia bilang pada bunda bahwa dia jadi  lebih rajin sholat dan mengaji. Dia menyerahkan uangnya kepada bunda dengan harapan jika KMGP difilmkan, uangnya akan turut berkontribusi dalam produksi film itu. Bunda tersentuh (aku juga!). Di situlah bunda mulai terpikir untuk mengumpulkan dana sedikit demi sedikit dari siapapun yang ingin membantu mewujudkan impiannya menjadikan KMGP sebagai film layar lebar.

Pastinya di antara orang-orang yang mendukung beliau, ada juga orang yang berusaha untuk menghentikan langkah beliau. Tapi bunda gak pernah putus asa. Buktinya, film KMGP akhirnya akan ditayangkan serentak bulan Januari nanti (masuk daftar list tontonan). Bunda pun punya tujuan mulia soal keuntungan dari film ini, yaitu separuh dari keuntungan film akan disumbangkan ke anak-anak di daerah Indonesia timur dan Palestina.

Rasanya masih ada banyak kisah yang bunda bagikan kepada kami. Aku ingat beberapa kali hampir meneteskan air mata karena tersentuh dengan kisah hidup seorang penulis Helvy Tiana Rosa ini. Membuatku termotivasi untuk gak pernah berhenti menulis. Terima kasih bunda Helvy buat waktunya yang penuh inspirasi dan motivasi. Aku harap film KMGP berhasil jadi Box Office dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menjadi lebih baik. Aamiin~ 
                                                                                                                                           

151128, 19.39 WIB

Ujen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar