Sabtu, 24 Oktober 2015

[Sinopsis] Sassy, Go Go! (발칙하게 고 고!) Episode 6






Yeon Doo menemui si Produser dan mengatakan dia siap diwawancara soal dugaan manipulasi nilai di SMA Sevit. Yeon Doo berharap wawancaranya bisa membantu Guru Yang untuk mendapatkan keadilan. Produser berkata tentu saja bisa, dan Guru Yang seharusnya bersyukur mempunyai murid seperti Yeon Doo.

Produser bertanya apa benar Yeon Doo dan yang teman-temannya ‘dimanfaatkan’ untuk menaikkan spesifikasi seseorang. Yeon Doo agak keberatan kalau disebut ‘dimanfaatkan’ karena sekarang semuanya ikhlas bekerja sama.


Produser selesai mewawancarai Yeon Doo dan bersiap-siap pulang ketika Yeol dan Ha Joon datang menghampirinya dan bertanya tentang wawancara Yeon Doo. Ha Joon langsung menendang mobil produser itu karena kesal pihak stasiun TV masih saja mewawancarai murid.
Yeol mengancam akan menuntut si Produser jika dia tidak mengambil langkah tegas melindungi saksi (Yeon Doo), lalu dia mengajak Ha Joon yang masih menahan kesal pergi dari sana. Produser berkomentar kalau anak-anak jaman sekarang menakutkan semua.


Ha Joon menuruni tangga dan melihat Yeon Doo sedang makan Gummy Bear(sejenis yupi gitu lah). Dia melewati Yeon Doo jadi Yeon Doo memanggilnya dan menawarkan Gummy Bear-nya pada Ha Joon.
Yeon Doo bercerita bahwa dia sudah melakukan wawancara, Ha Joon menjawab kalau dia sudah tahu. Ha Joon mengkhawatirkan nasib Guru Yang, Yeon Doo menjawab Guru Yang pasti akan baik-baik saja karena dia tidak bersalah.



Yeon Doo menemui Guru Yang dan memberitahu soal acara ’60 Menit Global News’ yang rencananya akan menayangkan wawancara mereka tapi ternyata ditunda. Guru Yang menelepon Produser untuk menanyakan kejelasannya. Guru Im mengawasi mereka sambil tersenyum licik.
Produser berkata bahwa atasannya menyuruhnya seperti itu, dia tidak bisa apa-apa. Produser juga mengingatkan supaya Guru Yang berhati-hati, lalu dia memutus teleponnya setelah meminta maaf.


Guru Im melapor pada kepala sekolah. Kepala sekolah memuji Guru Im karena bisa dengan cepat mengetahui kalau Guru Yang punya interaksi mencurigakan dengan Produser. Dia berkata mereka hampir saja tamat kalau tidak bergerak cepat. Kepala sekolah menyuruh untuk mengawasi gerak-gerik Guru Yang karena dia sudah menjadi mata-mata yang melaporkan mereka ke Dinas Pendidikan. Lalu kepala sekolah menyuruh mencari cara supaya bisa memecat Guru Yang secara wajar.


Di ruang Baekho. Yeon Doo terlihat lesu karena masih kepikiran soal wawancaranya yang batal disiarkan. Ha Joon melihatnya, tapi karena Yeol langsung menghampiri Yeon Doo, Ha Joon memutuskan untuk keluar ruangan terlebih dulu.
Yeol mendorong dahi Yeon Doo untuk menyadarkannya. Yeol berkata mungkin Yeon Doo tidak ingin mendengarnya tapi inilah yang terbaik, karena jika wawancara itu jadi disiarkan, Yeon Doo pasti akan terluka.


Tim cheers mulai menunjukkan koreo tim mereka masing-masing. Tim Real King yang dipandu Soo Ah menampilkan koreo cheers yang mereka pelajari dari tim profesional. Dong Jae menatap penampilan kelompok Soo Ah dengan sedih. Sementara tim Baekho yang dipimpin Yeon Doo menampilkan koreo dengan memasukkan gerakan dance khas Real King. Tae Pyung menarikan sedikit koreo A Pink saat penampilan solo, semua tertawa melihatnya.
Guru Nam menyimpulkan mereka akan menggabungkan koreo cheerleading kelompok Soo Ah dan keunikan dari kelompok Yeon Doo untuk penampilan mereka nanti. Dia bertanya kenapa Dong Jae tidak ikut, Soo Ah buru-buru menjawab kalau Dong Jae punya sedikit masalah (fobianya). Guru Nam berkata Dong Jae tetap harus berpartisipasi karena dia bagian dari tim cheers. Soo Ah berkata itu akan mengganggu tim mereka. Guru Nam menyela dan mengatakan olahraga cheerleading akan sempurna jika semua anggota berpartisipasi.
Guru Nam lalu memutuskan pemenang misi kali ini adalah Yeon Doo. Jadi Yeon Doo akan menjadi ketua tim. Soo Ah menatapnya tidak suka.


Di toilet, Soo Ah muntah-muntah. Apa karena pernafasannya kembali terganggu? (dia perokok dan di episode 3 Soo Ah terlihat kesakitan sambil memegang dadanya setelah selesai latihan cheerleading). Dia teringat pesan ibunya yang menyuruhnya untuk tidak main-main, setelah mendengar bahwa dia tidak menjadi ketua tim cheers. Akan susah baginya masuk Ivy jika tidak menjadi ketua.
Di luar toilet, Na Yeon dan Jae Young sedang sibuk membenahi make up mereka sambil membicarakan Yeon Doo yang terpilih jadi ketua tim cheers mereka. Jae Young lalu bicara tentang Guru Yang yang melaporkan soal manipulasi nilai mereka ke Dinas Pendidikan. Soo ah lalu menghampiri mereka. Dia juga baru tahu kalau yang melaporkan kasus itu adalah wali kelas mereka sendiri.



Soo Ah mengikuti Guru Yang yang sedang berjalan sendirian di koridor sekolah malam hari. Ternyata Guru Yang sedang menelepon Produser untuk membicarakan kembali soal penyangan wawancara yang ditunda. Guru Yang mengatakan dia tidak akan berhenti, karena dia punya bukti. Soo Ah mendengarkan pemicaraan itu dan mulai memikirkan cara untuk menyingkirkan Guru Yang.



Tim cheers berlatih gerakan dasar cheerleading. Guru Nam meminta Guru Yang membantu mereka karena kekurangan anggota. Guru Yang membantu Tae Pyung dan Jae Young yang masih terlihat kesulitan. Guru Yang bersiap-siap menjaga Jae Young dari kemungkinan jatuh. Begitu Jae Young akan turun dari bahu Tae Pyung, tiba-tiba Jae Young memekik. Guru Yang bertanya apakah Jae Young baik-baik saja, tapi Jae Young berkata kasar kepada Guru Yang. Yeon Doo mengingatkan Jae Young supaya jangan berkata kasar kepada guru, tapi Jae Young menjawab kalau Guru Yang menyentuh dadanya barusan.
Semuanya kaget. Guru Yang minta maaf karena dia benar-benar tidak berniat seperti itu. Dia hanya ingin memastikan Jae Young jatu dengan aman. Soo Ah melihat kejadian itu sambil tersenyum licik.


Na Yeon bertanya apa Guru Yang meraba dada Jae Young. Jae Young menjawab tidak separah itu. Dia merasa sepertinya Guru Yang hanya menyenggol sedikit. Na Yeon berkomentar itu berarti Guru Yang tidak sengaja. Jae Young juga merasa bersalah karena sudah berlebihan tadi.
Soo Ah menghampiri mereka dan mulai memanasi soal Guru Yang yang melaporkan banyak skandal di SMA Sevit. Dia menawarkan rencana kepada mereka berdua supaya Guru Yang tidak berani ‘berkhianat’ lagi.


Mereka lalu memutuskan melapor soal kejadian itu ke Guru Im. Jae Young pura-pura menangis sementara Soo Ah berbohong soal Guru Yang. Dia berkata kalau Guru Yang memang sering kali suka mencuri kesempatan menyentuh murid perempuan setiap mereka latihan. Dia ingin Guru Yang ditindak tegas.


Skuad ibu-ibu kembali ke sekolah. Kali ini mereka menumpahkan kekesalan mereka pada Guru Yang. Ibu Jae Young meminta agar Guru Yang dipecat. Guru Yang mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu, tapi kepala sekolah langsung memotong ucapannya dan mengatakan ada dua saksi (yang sama-sama berbohong) mengenai kasus ini. Kepala sekolah berkata tidak mungkin dua orang saksi itu bersekongkol untuk menyingkirkan Guru Yang.
Guru Nam datang dan berkata apa yang dikatakan saksi soal Guru Yang menyentuh murid memang fakta. Mungkin saja Guru Yang sengaja menyentuh dada, paha atau bahkan pinggul mereka. Tapi itu adalah cheerleading. Seorang cheerleader memang seharusnya seorang cheerleader membutuhkan penopang.
Kepala sekolah bertanya apa maksud Guru Nam. Guru Nam menjelaskan bisa saja mereka menganggap apa yang dilakukan Guru Yang sebagai tindakan seksual, tapi jika Jae Young tidak ditahan oleh Guru Yang, Jae Young bisa jatuh dan terluka parah. Kepala sekolan berkata keputusan sudah bulat. Dia akan melaporkan soal dugaan pelecehan seksual ini ke Dinas Pendidikan.

Skuad ibu-ibu minus ibu Jae Young menemui kepala sekolah. Kepala sekolah minta maaf karena kejadian ini dan berjanji akan melakukan pemeriksaan kepada Guru Yang. Tapi Ibu Soo Ah menyuruh seharusnya mereka langsung saja menindak Guru Yang (tidak perlu lagi pemeriksaan) karena ini kesempatan mereka untuk menyingkirkan Guru Yang.


Berita soal kasus pelecehan seksual itu menyebar cepat karena dimuat di internet. Semua orang di sekolah membicarakan Guru Yang. Di kelas 2-3 juga sama, hampir seluruh murid membicarakan Guru Yang yang sedang mengajar di depan kelas. Guru Yang berhenti menulis dan tertunduk sedih. Yeon Doo yang kesal langsung menghardik mereka, tapi Yeol segera menenangkannya dan dia sendiri berjalan ke depan kelas.
Yeol bertanya apakah mereka melihat langsung perbuatan Guru Yang, semuanya tidak berani menjawab. Guru Yang menyuruh Yeol duduk tapi Yeol meneruskan kalimatnya.
Yeol, “Satu, yang menjadi pemeran utama kasus itu, Soo Ah, Jae Young dan Na Yeon. Dua, karena itu kau, Jae Young, berbohong tentang pelecehan seksual itu. Tiga, KENAPA?! Untuk menendang Guru Yang Tae Bum keluar sekolah.”
Soo Ah, “Jangan sok tahu.”
Yeol, “Kenapa? Karena nanti kasus manipulasimu terbongkar? Gerakanmu itu sudah cukup jelas untuk tidak diketahui.” Yeol bicara sambil menatap tajam Soo Ah.


Yeon Doo mengejar Yeol yang sedang berjalan di koridor. Dia berkata kenapa tiba-tiba Yeol bersikap seperti itu. Padahal sebelumnya Yeol tidak peduli. Walaupun Yeon Doo sangat bersyukur karena Yeol akhirnya mau membuka suaranya, tapi Yeon Doo ingin tahu apa alasan Yeol melakukannya.
Yeol, “Karena jika aku tidak melakukannya, kau pasti akan melakukannya. Jika aku tidak melakukannya, kau pasti akan berdiri tanpa memikirkan konsekuensinya. Dan akan terluka lagi. Aku… tidak ingin melihatmu terluka.”
Yeon Doo mencoba mencerna kalimat Yeol tadi. Yeol tersenyum dan berkata sebaiknya Yeon Doo memikirkan baik-baik maksud perkataannya tadi (dia nembak kamu lho, Yeon Doo~ tolong mengertilah!).


Yeon Doo menemui Guru Yang yang terlihat sedih. Dia berkata kepada Guru Yang agar jangan terlalu memikirkan perkataan orang-orang soal kasus itu. Karena masih banyak orang yang percaya pada Guru Yang. Guru Yang berterima kasih karena sudah dihibur Yeon Doo. Yeon Doo berkata dia akan terus mendukung Guru Yang. Guru Yang tersenyum menahan haru.


Pengumuman tentang pemecatan Guru Yang dipasang di dinding. Yeol berkata sepertinya inilah akhir yang harus dihadapi Guru Yang, Yeon Doo memotong kalimat Yeol dan berkata ini belum berakhir. Yeol hanya bisa menatap Yeon Doo dengan khawatir.


Guru Yang yang sedang mengantri untuk makan malam di kantin mendapat tatapan jijik dari guru dan murid di sana. Dia kebingungan mencari tempat duduk, lalu mencoba menyapa murid-muridnya. Tapi sekelompok murid itu langsung berdiri dan pergi dari meja itu. Guru Yang merasa tidak enak dan mencoba tetap menikmati makanannya. Tiba-tiba Yeon Doo, Dong Jae duduk di depannya. Diikuti oleh Ha Joon dan Yeol yang juga ikut bergabung duduk bersamanya.
Mereka saling tersenyum dan bercanda ringan soal makan malam itu. Guru Yang menatap mereka penuh rasa terima kasih.


Yeon Doo mengumpulkan petisi untuk menarik kembali Guru Yang ke sekolah. Dong Jae dan Yeol juga ikut membantunya. Sementara kepala sekolah mendapat info soal petisi yang akan dikirimkan ke Dinas Pendidikan. Dia bergerak cepat untuk memblokir petisi itu.

Yeon Doo menelepon pihak Dinas Pendidikan untuk mengkonfirmasi soal petisi yang mereka ajukan. Tapi ternyata petisi mereka tidak terdaftar.



Pihak Dinas Pendidikan dan skuad ibu-ibu mengadakan pertemuan darurat di sekolah. Mereka akan mengambil keputusan soal tindakan yang akan diberlakukan kepada Guru Yang. ‘korban’ Jae Young dihadirkan untuk memberikan kesaksian. Jae Young terlihat ragu. Dia melirik Guru Yang yang memberinya tatapan, ‘Apapun kesaksian Jae Young, Guru Yang tidak akan menyalahkannya.’ Tapi karena didesak oleh ibu-ibu, akhirnya dia ‘mengakui’ kalau Guru Yang memang menyentuh dadanya. Guru Yang minta maaf dan berkata dia akan mengundurkan diri, karena dia tidak ingin murid-muridnya terluka.
Jae Young terlihat menyesal, air matanya hampir keluar. Setelah pertemuan selesai, dia bicara pada ibunya bahwa Guru Yang sebenarnya tidak menyentuhnya, dia ingin mengatakan kebenarannya tapi ibunya melarang. Karena sudah terlambat. Lagipula jika dugaan manipulasi nilai Jae Young terbongkar, mereka berdua akan tamat.


Na Yeon gelisah di kelas karena ikut merasa bersalah atas pemecatan Guru Yang. Dia menyalahkan Soo Ah yang mengusulkan ide soal pelecehan seksual itu. Jae Young yang baru datang juga langsung melabrak Soo Ah. Jae Young pikir Guru Yang hanya akan mendapat sanksi pengurangan gaji, bukannya dipecat. Dia merasa mereka sudah berlebihan. Soo Ah mengejek mereka berdua yang terlalu mudah ditipu, tidak memikirkan kemungkinan Guru Yang akan dipecat. Soo Ah bilang mereka tidak butuh Guru Yang, yang mereka butuhkan hanya spesifikasi sempurna untuk bisa masuk universitas bergengsi.


Soo Ah sebenarnya merasa gelisah juga. Jauh di lubuk hatinya, dia tahu dia bersalah, tapi dia tetap tidak mau berhenti dengan ambisinya. Dia bersembunyi di ruangan klub Baekho.
Dong Jae datang dan menyapa Soo Ah, lalu dia berlatih gerakan cheerleading sendirian. Soo Ah berkata Dong Jae itu konyol karena masih saja berlatih cheerleading padahal fobianya belum sembuh. Dong Jae menjawab dia masih menjadi bagian dari tim  cheerleading (sama kayak waktu dia ditanya kenapa dia masuk tim basket padahal teman satu tim membencinya, Dong Jae menjawab polos karena dia suka main basket).
Soo Ah bertanya apa Dong Jae sedang memberontak, karena Soo Ah-lah Dong Jae harus dikeluarkan dari tim basket, dan juga berlatih sendirian di tim cheers. Soo Ah merasa Dong Jae sedang mengerjainya (karena Dong Jae keliatan biasa saja dengan perlakuan Soo Ah). Dong Jae lalu menatap Soo Ah dan bertanya apakah sekarang Soo Ah ingin minta maaf padanya. Soo Ah menolak dan berkata tidak mungkin. Dong Jae kembali melanjutkan latihannya seolah tidak terjadi apa-apa.


Ha Joon menghampiri Yeol yang sedang duduk sendirian di pinggir lapangan. Ha Joon berkata dia melihat Yeon Doo menangis. Yeol terdiam sebentar sebelum menjawab kalau dia sudah memperingatkan Yeon Doo untuk tidak percaya dengan orang dewasa, karena Yeon Doo pasti terluka. Dia tidak ingin peduli lagi.
Ha Joon mendengus geli, mengomentari ucapan itu tidak seperti ucapan seseorang yang barusan membela Yeon Doo di kelas. Ha Joon berkata dia senang bisa membantu Yeon Doo walaupun hasilnya tetap sama. Tapi Ha Joon senang bisa bergerak membantu Yeon Doo.



Ha Joon mengumpulkan keberanian untuk menemui ayahnya di RS. Dia memohon pada ayahnya supaya membantu Guru Yang, karena ayahnya adalah ketua komite sekolah. Tapi ayahnya menolak, karena dia yang menghalangi petisi itu supaya tidak sampai ke Dinas Pendidikan. Ha Joon kaget mendengarnya. Dia tidak percaya bahwa orang yang bertanggung jawab atas batalnya petisi itu adalah ayahnya sendiri. Ayahnya berkata nilai dan citra sekolah sangat penting baginya, dia tidak ingin malu dengan dengan kasus guru Yang jika sampai tersebar luas.
Ha Joon melampiaskan amarahnya dengan menendang wastafel toilet di RS.



Ibu Yeon Doo datang ke sekolah dan mengobrol dengan anaknya. Yeon Doo membandingkan dirinya dengan ibunya karena banyak bilang sifat mereka mirip. Mereka suka meledak-ledak tapi pada akhirnya menyesali tindakannya. Ibu Yeon Doo setuju, tapi dia tidak bisa diam jika hatinya berkata untuk terus berjalan. Jadi walaupun ibunya melarang, jika Yeon Doo merasa hatinya menyuruhnya tetap berjalan, maka dia harus mengikuti kata hatinya.


Yeon Doo dan ibunya berpapasan dengan  Yeol yang bertanya siapa orang yang sedang bersama Yeon Doo. Yeon Doo menjawab kalau itu ibunya. Yeol langsung membungkuk hormat dan menyapa ibu Yeon Doo, lalu segera melanjutkan perjalanannya. Ibu Yeon Doo mengagumi ketampanan Yeol dan menyuruh Yeon Doo untuk berkencan dengan orang seperti Yeol (nah, dengarkan kata ibumu, Yeon Doo-ya). Sementara Yeol mengamati mereka dari kejauhan dengan tatapan iri.


Tim cheers kembali berlatih. Kali ini Yeon Doo berpasangan dengan Tae Pyung. Tae Pyung terlihat kesakitan menahan beban berat badan Yeon Doo. Guru Nam memanggil Yeon Doo dan memarahinya di depan yang lain.
Guru Nam bertanya apa arti cheerleading bagi Yeon Doo. Yeon Doo tidak menjawab, jadi Guru Nam menjelaskan filosofi cheerleading yang berarti sorakan. Berteriak memberi semangat kepada mereka yang ingin diberi “Semangat!”. Yeon Doo mengangguk paham, dia lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.



Yeon Doo memberikan undangan kepada Guru Yang supaya hadir menonton festival olahraga sekolah dan pertunjukan cheerleading mereka. Guru Yang berjanji dia akan hadir, lalu dia pergi sambil membawa barang-barangnya keluar dari SMA Sevit.
Setelah Guru Yang pergi, Yeon Doo memergoki Jae Young dan Na Yeon mengintip mereka. Yeon Doo memanggil mereka dan berkata pasti mereka juga ingin mengatakan sesuatu pada Guru Yang. Na Yeon membantah dan berkata mereka tidak bersalah. Yeon Doo meminta bantuan mereka, tapi Jae Young mengabaikan dan berniat pergi dari sana. Lalu Yeon Doo beteriak silakan jika mereka berdua ingin terus hidup dalam perasaan bersalah seumur hidup mereka.


Hari pertandingan olahraga antar kelas SMA Sevit.
Semua kelas berpartisipasi dalam berbagai macam lomba, sementara tim cheers masih sibuk berlatih di menit-menit terakhir mereka sebelum tampil. Yeol mencari Yeon Doo dan menemukannya berdiri sendirian di balkon sekolah. Yeol menghampirinya sambil tersenyum (pas pula tulisan di bajunya ‘Stuck on You’, he stucks on Yeon Doo :p ).
Yeol bertanya apa Yeon Doo gugup, dan Yeon Doo menjawab dia sangat gugup. Yeol lalu mengeluarkan banan milk (terjemahan dramafever tertulis ‘Vanila milk’ tapi aku yakin Yeol nyebut ‘Banana Milk’, apalagi warna botolnya rada kekuningan) dan memberikannya pada Yeon Doo. Dia berkata karena Dong Jae selalu memberikan strawberry milk pada Yeon Doo, jadi dia memberikan yang berbeda. Yeol memilih banana milk karena sesuai dengan gambaran dia yang tinggi dan bercahaya (apa kata lu dah, Yeol).
Yeol lalu berkata awalnya dia merasa Yeon Doo itu lucu dan menyenangkan (karena itu dia suka banget godain Yeon Doo sejak awal episode). Tapi akhir-akhir ini dia merasa takut, bingung dan marah (Takut, kalau Yeon Doo terlibat masalah lagi. Bingung, karena dia gak yakin sejak kapan menyukai Yeon Doo. Dan marah, karena ada saat di mana Yeon Doo gak mendengarkan omongannya).



Yeol berkata itu semua karena Yeon Doo. Yeon Doo merasa bersalah dan langsung minat maaf. Dia bergerak menuju ruang latihan saat tiba-tiba Yeol menarik tangannya dan memeluknya erat. Yeon Doo kaget tapi tidak melepas pelukan Yeol.
Yeol, “Semangatlah. Semangatlah, Kang Yeon Doo.”
Yeon Doo hanya bisa terdiam tidak bergerak karena Yeol memeluknya erat. Yeol masih memeluknya sambil tersenyum ketika mereka dikagetkan dengan kedatangan Hyosik yang memberitahu kalau Guru Yang sudah datang. Tapi Hyosik berubah ikut kaget melihat mereka berdua berpelukan dan bertanya apa yang terjadi.
Yeol tidak menjawab dan menyuruh Hyosik menebak sendiri apa yang terjadi. Yeon Doo yang malu akhirnya masuk duluan ke gedung pertunjukan.



Tim cheers mengintip kedatangan Guru Yang dari balik panggung. Yeon Doo sangat senang melihatnya. Yeol berkata apakah Yeon Doo berharap Guru Yang tidak akan datang. Lalu Yeol tersenyum kepada Yeon Doo dan menempelkan kepalanya pada Yeon Doo.



Guru Nam menyadari kehadiran Guru Yang dan menyuruhnya duduk. Guru Yang menolak karena dia tidak percaya diri. Guru Nam mengisyaratkan tatapan membunuh jika Guru Yang menolak. Akhirnya Guru Yang duduk di samping Guru Nam. Guru Yang berkata dia tidak percaya diri karena dia sekarang hanya mantan guru mereka, tapi Guru Nam menjawab tidak ada yang namanya mantan guru.



Pertunjukan cheerleading dimulai. Yeon Doo memimpin dengan semangat (berkat banana milk?). mereka mendapat sambutan yang meriah. Bahkan utusan dari Dinas Pendidikan juga hadir. Begitu pertunjukan berakhir, mereka mengangkat papan bertuliskan kalimat-kalimat penyemangat seperti, ‘Go’, ‘Victory’, ‘Fighting’, ‘Cheer Up’ dll. Lalu mereka membalik papan itu sehingga ada kalimat lain yang terlihat, membuat semua orang kaget. Guru Nam kagum, sementara Guru Yang terharu menahan air matanya. Tulisan di papan itu terbaca, ‘Kami telah berbohong (Jae Young)’, ‘Guru Yang difitnah (Na Yeon)’, ‘Kembalikan Guru Yang kami (Yeon Doo)’. Lalu mereka sama-sama berteriak, “Kembalilah, Guru Yang!”.
Semua. Kecuali Soo Ah.



Komentar :
OTP FTW!!! Haha. Lucu liat interaksi antara Yeol-Yeon Doo. Yeon Doo ini tipe orang yang meledak-ledak dan gak takut ngebela apa yang menurutnya benar dan juga gak adil. Tapi kalo udah berhadapan sama Yeol, dia gak bisa ngomong, dan gampang tersipu malu. Tapi dia masih belum yakin kalo Yeol itu suka sama dia, soalnya kan Yeol pinter dan sebagainya, ditambah pas awal-awal Yeol itu suka banget godain dia. Jadi dia nganggap omongan Yeol itu sekedar becanda. Jadi Yeol harus berjuang keras biar Yeon Doo sadar sama perasaannya. Xixixi.


Yeol-Ha Joon adalah guardian angels bagi Yeon Doo. Mereka sama-sama berusaha membantu Yeon Doo dengan cara mereka masing-masing. Yeol menggunakan otaknya, dia bicara tentang UU Perlindungan Saksi dengan si Produser jika hak-hak Yeon Doo sebagai saksi tidak dipenuhi. Dia berdiri di depan kelas, menggantikan Yeon Doo untuk langsung membongkar niat jahat Soo Ah, Jae Young dan Na Yeon yang memanfaatkan Guru Yang demi spesifikasi mereka. Yeol mengawasi Yeon Doo diam-diam. Sementara Ha Joon langsung bergerak dengan aksinya yang lebih sering mendulukan emosinya. Tapi belakangan dia mulai bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Dia bahkan rela memohon kepada ayah yang dibencinya supaya Guru Yang tidak dipecat. Dan semua itu dia lakukan untuk membantu Yeon Doo. Karena Yeon Doo sudah membuka hatinya. Aku suka momennya bersama Yeon Doo. Tapi aku harap dia hanya memiliki perasaan hangat seorang sahabat terhadap Yeon Doo. 12 episode dan aku gak ingin semua kacau gara-gara cerita cinta segitiga antara Ha Joon-Yeon Doo-Yeol.
Guru Yang… aku yakin di luar Kdrama ada banyak Guru Yang yang lain. Yang benar-benar layak mendapat predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Akting Kim JiSuk sebagai Guru Yang benar-benar menyentuh. Aku hampir mengeluarkan air mata melihat scene terakhir episode 6. Dia terharu karena masih ada orang yang berpihak padanya di sekolah seperti SMA Sevit. Masih ada yang mau percaya padanya karena dia memang berjuang bersama muridnya. Aku senang ada orang seperti Guru Nam yang memupuk kepercayaan dirinya. Mereka adalah guru sejati.

151023, 23.03 WIB
Ujen/박수잔



Tidak ada komentar:

Posting Komentar