Yeon Doo menemui si Produser dan mengatakan dia siap
diwawancara soal dugaan manipulasi nilai di SMA Sevit. Yeon Doo berharap
wawancaranya bisa membantu Guru Yang untuk mendapatkan keadilan. Produser
berkata tentu saja bisa, dan Guru Yang seharusnya bersyukur mempunyai murid
seperti Yeon Doo.
Produser bertanya apa benar Yeon Doo dan yang
teman-temannya ‘dimanfaatkan’ untuk menaikkan spesifikasi seseorang. Yeon Doo
agak keberatan kalau disebut ‘dimanfaatkan’ karena sekarang semuanya ikhlas
bekerja sama.
Produser selesai mewawancarai Yeon Doo dan
bersiap-siap pulang ketika Yeol dan Ha Joon datang menghampirinya dan bertanya
tentang wawancara Yeon Doo. Ha Joon langsung menendang mobil produser itu
karena kesal pihak stasiun TV masih saja mewawancarai murid.
Yeol mengancam akan menuntut si Produser jika dia
tidak mengambil langkah tegas melindungi saksi (Yeon Doo), lalu dia mengajak Ha
Joon yang masih menahan kesal pergi dari sana. Produser berkomentar kalau
anak-anak jaman sekarang menakutkan semua.
Ha Joon menuruni tangga dan melihat Yeon Doo sedang
makan Gummy Bear(sejenis yupi gitu lah). Dia melewati Yeon Doo jadi Yeon Doo
memanggilnya dan menawarkan Gummy Bear-nya pada Ha Joon.
Yeon Doo bercerita bahwa dia sudah melakukan
wawancara, Ha Joon menjawab kalau dia sudah tahu. Ha Joon mengkhawatirkan nasib
Guru Yang, Yeon Doo menjawab Guru Yang pasti akan baik-baik saja karena dia
tidak bersalah.
Yeon Doo menemui Guru Yang dan memberitahu soal
acara ’60 Menit Global News’ yang rencananya akan menayangkan wawancara mereka
tapi ternyata ditunda. Guru Yang menelepon Produser untuk menanyakan
kejelasannya. Guru Im mengawasi mereka sambil tersenyum licik.
Produser berkata bahwa atasannya menyuruhnya seperti
itu, dia tidak bisa apa-apa. Produser juga mengingatkan supaya Guru Yang
berhati-hati, lalu dia memutus teleponnya setelah meminta maaf.
Guru Im melapor pada kepala sekolah. Kepala sekolah
memuji Guru Im karena bisa dengan cepat mengetahui kalau Guru Yang punya
interaksi mencurigakan dengan Produser. Dia berkata mereka hampir saja tamat
kalau tidak bergerak cepat. Kepala sekolah menyuruh untuk mengawasi gerak-gerik
Guru Yang karena dia sudah menjadi mata-mata yang melaporkan mereka ke Dinas
Pendidikan. Lalu kepala sekolah menyuruh mencari cara supaya bisa memecat Guru
Yang secara wajar.
Di ruang Baekho. Yeon Doo terlihat lesu karena masih
kepikiran soal wawancaranya yang batal disiarkan. Ha Joon melihatnya, tapi
karena Yeol langsung menghampiri Yeon Doo, Ha Joon memutuskan untuk keluar
ruangan terlebih dulu.
Yeol mendorong dahi Yeon Doo untuk menyadarkannya.
Yeol berkata mungkin Yeon Doo tidak ingin mendengarnya tapi inilah yang
terbaik, karena jika wawancara itu jadi disiarkan, Yeon Doo pasti akan terluka.
Tim cheers mulai menunjukkan koreo tim mereka
masing-masing. Tim Real King yang dipandu Soo Ah menampilkan koreo cheers yang
mereka pelajari dari tim profesional. Dong Jae menatap penampilan kelompok Soo
Ah dengan sedih. Sementara tim Baekho yang dipimpin Yeon Doo menampilkan koreo
dengan memasukkan gerakan dance khas Real King. Tae Pyung menarikan sedikit
koreo A Pink saat penampilan solo, semua tertawa melihatnya.
Guru Nam menyimpulkan mereka akan menggabungkan
koreo cheerleading kelompok Soo Ah dan keunikan dari kelompok Yeon Doo untuk
penampilan mereka nanti. Dia bertanya kenapa Dong Jae tidak ikut, Soo Ah
buru-buru menjawab kalau Dong Jae punya sedikit masalah (fobianya). Guru Nam
berkata Dong Jae tetap harus berpartisipasi karena dia bagian dari tim cheers.
Soo Ah berkata itu akan mengganggu tim mereka. Guru Nam menyela dan mengatakan
olahraga cheerleading akan sempurna jika semua anggota berpartisipasi.
Guru Nam lalu memutuskan pemenang misi kali ini
adalah Yeon Doo. Jadi Yeon Doo akan menjadi ketua tim. Soo Ah menatapnya tidak
suka.
Di toilet, Soo Ah muntah-muntah. Apa karena
pernafasannya kembali terganggu? (dia perokok dan di episode 3 Soo Ah terlihat
kesakitan sambil memegang dadanya setelah selesai latihan cheerleading). Dia
teringat pesan ibunya yang menyuruhnya untuk tidak main-main, setelah mendengar
bahwa dia tidak menjadi ketua tim cheers. Akan susah baginya masuk Ivy jika
tidak menjadi ketua.
Di luar toilet, Na Yeon dan Jae Young sedang sibuk
membenahi make up mereka sambil membicarakan Yeon Doo yang terpilih jadi ketua
tim cheers mereka. Jae Young lalu bicara tentang Guru Yang yang melaporkan soal
manipulasi nilai mereka ke Dinas Pendidikan. Soo ah lalu menghampiri mereka. Dia
juga baru tahu kalau yang melaporkan kasus itu adalah wali kelas mereka
sendiri.
Soo Ah mengikuti Guru Yang yang sedang berjalan
sendirian di koridor sekolah malam hari. Ternyata Guru Yang sedang menelepon
Produser untuk membicarakan kembali soal penyangan wawancara yang ditunda. Guru
Yang mengatakan dia tidak akan berhenti, karena dia punya bukti. Soo Ah
mendengarkan pemicaraan itu dan mulai memikirkan cara untuk menyingkirkan Guru
Yang.
Tim cheers berlatih gerakan dasar cheerleading. Guru
Nam meminta Guru Yang membantu mereka karena kekurangan anggota. Guru Yang
membantu Tae Pyung dan Jae Young yang masih terlihat kesulitan. Guru Yang
bersiap-siap menjaga Jae Young dari kemungkinan jatuh. Begitu Jae Young akan
turun dari bahu Tae Pyung, tiba-tiba Jae Young memekik. Guru Yang bertanya
apakah Jae Young baik-baik saja, tapi Jae Young berkata kasar kepada Guru Yang.
Yeon Doo mengingatkan Jae Young supaya jangan berkata kasar kepada guru, tapi
Jae Young menjawab kalau Guru Yang menyentuh dadanya barusan.
Semuanya kaget. Guru Yang minta maaf karena dia
benar-benar tidak berniat seperti itu. Dia hanya ingin memastikan Jae Young
jatu dengan aman. Soo Ah melihat kejadian itu sambil tersenyum licik.
Na Yeon bertanya apa Guru Yang meraba dada Jae
Young. Jae Young menjawab tidak separah itu. Dia merasa sepertinya Guru Yang
hanya menyenggol sedikit. Na Yeon berkomentar itu berarti Guru Yang tidak
sengaja. Jae Young juga merasa bersalah karena sudah berlebihan tadi.
Soo Ah menghampiri mereka dan mulai memanasi soal
Guru Yang yang melaporkan banyak skandal di SMA Sevit. Dia menawarkan rencana
kepada mereka berdua supaya Guru Yang tidak berani ‘berkhianat’ lagi.
Mereka lalu memutuskan melapor soal kejadian itu ke
Guru Im. Jae Young pura-pura menangis sementara Soo Ah berbohong soal Guru
Yang. Dia berkata kalau Guru Yang memang sering kali suka mencuri kesempatan
menyentuh murid perempuan setiap mereka latihan. Dia ingin Guru Yang ditindak
tegas.
Skuad ibu-ibu kembali ke sekolah. Kali ini mereka
menumpahkan kekesalan mereka pada Guru Yang. Ibu Jae Young meminta agar Guru
Yang dipecat. Guru Yang mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu, tapi kepala
sekolah langsung memotong ucapannya dan mengatakan ada dua saksi (yang sama-sama
berbohong) mengenai kasus ini. Kepala sekolah berkata tidak mungkin dua orang
saksi itu bersekongkol untuk menyingkirkan Guru Yang.
Guru Nam datang dan berkata apa yang dikatakan saksi
soal Guru Yang menyentuh murid memang fakta. Mungkin saja Guru Yang sengaja
menyentuh dada, paha atau bahkan pinggul mereka. Tapi itu adalah cheerleading. Seorang
cheerleader memang seharusnya seorang cheerleader membutuhkan penopang.
Kepala sekolah bertanya apa maksud Guru Nam. Guru Nam
menjelaskan bisa saja mereka menganggap apa yang dilakukan Guru Yang sebagai
tindakan seksual, tapi jika Jae Young tidak ditahan oleh Guru Yang, Jae Young
bisa jatuh dan terluka parah. Kepala sekolan berkata keputusan sudah bulat. Dia
akan melaporkan soal dugaan pelecehan seksual ini ke Dinas Pendidikan.
Skuad ibu-ibu minus ibu Jae Young menemui kepala
sekolah. Kepala sekolah minta maaf karena kejadian ini dan berjanji akan
melakukan pemeriksaan kepada Guru Yang. Tapi Ibu Soo Ah menyuruh seharusnya
mereka langsung saja menindak Guru Yang (tidak perlu lagi pemeriksaan) karena
ini kesempatan mereka untuk menyingkirkan Guru Yang.
Berita soal kasus pelecehan seksual itu menyebar
cepat karena dimuat di internet. Semua orang di sekolah membicarakan Guru Yang.
Di kelas 2-3 juga sama, hampir seluruh murid membicarakan Guru Yang yang sedang
mengajar di depan kelas. Guru Yang berhenti menulis dan tertunduk sedih. Yeon
Doo yang kesal langsung menghardik mereka, tapi Yeol segera menenangkannya dan
dia sendiri berjalan ke depan kelas.
Yeol bertanya apakah mereka melihat langsung
perbuatan Guru Yang, semuanya tidak berani menjawab. Guru Yang menyuruh Yeol
duduk tapi Yeol meneruskan kalimatnya.
Yeol, “Satu, yang menjadi pemeran utama kasus itu,
Soo Ah, Jae Young dan Na Yeon. Dua, karena itu kau, Jae Young, berbohong
tentang pelecehan seksual itu. Tiga, KENAPA?! Untuk menendang Guru Yang Tae Bum
keluar sekolah.”
Soo Ah, “Jangan sok tahu.”
Yeol, “Kenapa? Karena nanti kasus manipulasimu
terbongkar? Gerakanmu itu sudah cukup jelas untuk tidak diketahui.” Yeol bicara
sambil menatap tajam Soo Ah.
Yeon Doo mengejar Yeol yang sedang berjalan di
koridor. Dia berkata kenapa tiba-tiba Yeol bersikap seperti itu. Padahal
sebelumnya Yeol tidak peduli. Walaupun Yeon Doo sangat bersyukur karena Yeol
akhirnya mau membuka suaranya, tapi Yeon Doo ingin tahu apa alasan Yeol
melakukannya.
Yeol, “Karena jika aku tidak melakukannya, kau pasti
akan melakukannya. Jika aku tidak melakukannya, kau pasti akan berdiri tanpa
memikirkan konsekuensinya. Dan akan terluka lagi. Aku… tidak ingin melihatmu
terluka.”
Yeon Doo mencoba mencerna kalimat Yeol tadi. Yeol
tersenyum dan berkata sebaiknya Yeon Doo memikirkan baik-baik maksud
perkataannya tadi (dia nembak kamu lho, Yeon Doo~ tolong mengertilah!).
Yeon Doo menemui Guru Yang yang terlihat sedih. Dia
berkata kepada Guru Yang agar jangan terlalu memikirkan perkataan orang-orang
soal kasus itu. Karena masih banyak orang yang percaya pada Guru Yang. Guru
Yang berterima kasih karena sudah dihibur Yeon Doo. Yeon Doo berkata dia akan
terus mendukung Guru Yang. Guru Yang tersenyum menahan haru.
Pengumuman tentang pemecatan Guru Yang dipasang di
dinding. Yeol berkata sepertinya inilah akhir yang harus dihadapi Guru Yang,
Yeon Doo memotong kalimat Yeol dan berkata ini belum berakhir. Yeol hanya bisa
menatap Yeon Doo dengan khawatir.
Guru Yang yang sedang mengantri untuk makan malam di
kantin mendapat tatapan jijik dari guru dan murid di sana. Dia kebingungan
mencari tempat duduk, lalu mencoba menyapa murid-muridnya. Tapi sekelompok
murid itu langsung berdiri dan pergi dari meja itu. Guru Yang merasa tidak enak
dan mencoba tetap menikmati makanannya. Tiba-tiba Yeon Doo, Dong Jae duduk di
depannya. Diikuti oleh Ha Joon dan Yeol yang juga ikut bergabung duduk
bersamanya.
Mereka saling tersenyum dan bercanda ringan soal
makan malam itu. Guru Yang menatap mereka penuh rasa terima kasih.
Yeon Doo mengumpulkan petisi untuk menarik kembali
Guru Yang ke sekolah. Dong Jae dan Yeol juga ikut membantunya. Sementara kepala
sekolah mendapat info soal petisi yang akan dikirimkan ke Dinas Pendidikan. Dia
bergerak cepat untuk memblokir petisi itu.
Yeon Doo menelepon pihak Dinas Pendidikan untuk
mengkonfirmasi soal petisi yang mereka ajukan. Tapi ternyata petisi mereka
tidak terdaftar.
Pihak Dinas Pendidikan dan skuad ibu-ibu mengadakan
pertemuan darurat di sekolah. Mereka akan mengambil keputusan soal tindakan
yang akan diberlakukan kepada Guru Yang. ‘korban’ Jae Young dihadirkan untuk
memberikan kesaksian. Jae Young terlihat ragu. Dia melirik Guru Yang yang
memberinya tatapan, ‘Apapun kesaksian Jae Young, Guru Yang tidak akan
menyalahkannya.’ Tapi karena didesak oleh ibu-ibu, akhirnya dia ‘mengakui’
kalau Guru Yang memang menyentuh dadanya. Guru Yang minta maaf dan berkata dia
akan mengundurkan diri, karena dia tidak ingin murid-muridnya terluka.
Jae Young terlihat menyesal, air matanya hampir
keluar. Setelah pertemuan selesai, dia bicara pada ibunya bahwa Guru Yang
sebenarnya tidak menyentuhnya, dia ingin mengatakan kebenarannya tapi ibunya
melarang. Karena sudah terlambat. Lagipula jika dugaan manipulasi nilai Jae
Young terbongkar, mereka berdua akan tamat.
Na Yeon gelisah di kelas karena ikut merasa bersalah
atas pemecatan Guru Yang. Dia menyalahkan Soo Ah yang mengusulkan ide soal
pelecehan seksual itu. Jae Young yang baru datang juga langsung melabrak Soo
Ah. Jae Young pikir Guru Yang hanya akan mendapat sanksi pengurangan gaji,
bukannya dipecat. Dia merasa mereka sudah berlebihan. Soo Ah mengejek mereka
berdua yang terlalu mudah ditipu, tidak memikirkan kemungkinan Guru Yang akan
dipecat. Soo Ah bilang mereka tidak butuh Guru Yang, yang mereka butuhkan hanya
spesifikasi sempurna untuk bisa masuk universitas bergengsi.
Soo Ah sebenarnya merasa gelisah juga. Jauh di lubuk
hatinya, dia tahu dia bersalah, tapi dia tetap tidak mau berhenti dengan
ambisinya. Dia bersembunyi di ruangan klub Baekho.
Dong Jae datang dan menyapa Soo Ah, lalu dia
berlatih gerakan cheerleading sendirian. Soo Ah berkata Dong Jae itu konyol
karena masih saja berlatih cheerleading padahal fobianya belum sembuh. Dong Jae
menjawab dia masih menjadi bagian dari tim
cheerleading (sama kayak waktu dia ditanya kenapa dia masuk tim basket
padahal teman satu tim membencinya, Dong Jae menjawab polos karena dia suka
main basket).
Soo Ah bertanya apa Dong Jae sedang memberontak,
karena Soo Ah-lah Dong Jae harus dikeluarkan dari tim basket, dan juga berlatih
sendirian di tim cheers. Soo Ah merasa Dong Jae sedang mengerjainya (karena
Dong Jae keliatan biasa saja dengan perlakuan Soo Ah). Dong Jae lalu menatap
Soo Ah dan bertanya apakah sekarang Soo Ah ingin minta maaf padanya. Soo Ah
menolak dan berkata tidak mungkin. Dong Jae kembali melanjutkan latihannya
seolah tidak terjadi apa-apa.
Ha Joon menghampiri Yeol yang sedang duduk sendirian
di pinggir lapangan. Ha Joon berkata dia melihat Yeon Doo menangis. Yeol
terdiam sebentar sebelum menjawab kalau dia sudah memperingatkan Yeon Doo untuk
tidak percaya dengan orang dewasa, karena Yeon Doo pasti terluka. Dia tidak
ingin peduli lagi.
Ha Joon mendengus geli, mengomentari ucapan itu
tidak seperti ucapan seseorang yang barusan membela Yeon Doo di kelas. Ha Joon
berkata dia senang bisa membantu Yeon Doo walaupun hasilnya tetap sama. Tapi Ha
Joon senang bisa bergerak membantu Yeon Doo.
Ha Joon mengumpulkan keberanian untuk menemui
ayahnya di RS. Dia memohon pada ayahnya supaya membantu Guru Yang, karena ayahnya
adalah ketua komite sekolah. Tapi ayahnya menolak, karena dia yang menghalangi
petisi itu supaya tidak sampai ke Dinas Pendidikan. Ha Joon kaget mendengarnya.
Dia tidak percaya bahwa orang yang bertanggung jawab atas batalnya petisi itu
adalah ayahnya sendiri. Ayahnya berkata nilai dan citra sekolah sangat penting
baginya, dia tidak ingin malu dengan dengan kasus guru Yang jika sampai
tersebar luas.
Ha Joon melampiaskan amarahnya dengan menendang
wastafel toilet di RS.
Ibu Yeon Doo datang ke sekolah dan mengobrol dengan
anaknya. Yeon Doo membandingkan dirinya dengan ibunya karena banyak bilang
sifat mereka mirip. Mereka suka meledak-ledak tapi pada akhirnya menyesali
tindakannya. Ibu Yeon Doo setuju, tapi dia tidak bisa diam jika hatinya berkata
untuk terus berjalan. Jadi walaupun ibunya melarang, jika Yeon Doo merasa
hatinya menyuruhnya tetap berjalan, maka dia harus mengikuti kata hatinya.
Yeon Doo dan ibunya berpapasan dengan Yeol yang bertanya siapa orang yang sedang
bersama Yeon Doo. Yeon Doo menjawab kalau itu ibunya. Yeol langsung membungkuk
hormat dan menyapa ibu Yeon Doo, lalu segera melanjutkan perjalanannya. Ibu
Yeon Doo mengagumi ketampanan Yeol dan menyuruh Yeon Doo untuk berkencan dengan
orang seperti Yeol (nah, dengarkan kata ibumu, Yeon Doo-ya). Sementara Yeol
mengamati mereka dari kejauhan dengan tatapan iri.
Tim cheers kembali berlatih. Kali ini Yeon Doo
berpasangan dengan Tae Pyung. Tae Pyung terlihat kesakitan menahan beban berat
badan Yeon Doo. Guru Nam memanggil Yeon Doo dan memarahinya di depan yang lain.
Guru Nam bertanya apa arti cheerleading bagi Yeon
Doo. Yeon Doo tidak menjawab, jadi Guru Nam menjelaskan filosofi cheerleading yang berarti sorakan. Berteriak memberi
semangat kepada mereka yang ingin diberi “Semangat!”. Yeon Doo mengangguk
paham, dia lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.
Yeon Doo memberikan undangan kepada Guru Yang supaya
hadir menonton festival olahraga sekolah dan pertunjukan cheerleading mereka. Guru
Yang berjanji dia akan hadir, lalu dia pergi sambil membawa barang-barangnya
keluar dari SMA Sevit.
Setelah Guru Yang pergi, Yeon Doo memergoki Jae
Young dan Na Yeon mengintip mereka. Yeon Doo memanggil mereka dan berkata pasti
mereka juga ingin mengatakan sesuatu pada Guru Yang. Na Yeon membantah dan
berkata mereka tidak bersalah. Yeon Doo meminta bantuan mereka, tapi Jae Young
mengabaikan dan berniat pergi dari sana. Lalu Yeon Doo beteriak silakan jika
mereka berdua ingin terus hidup dalam perasaan bersalah seumur hidup mereka.
Hari pertandingan olahraga antar kelas SMA Sevit.
Semua kelas berpartisipasi dalam berbagai macam
lomba, sementara tim cheers masih sibuk berlatih di menit-menit terakhir mereka
sebelum tampil. Yeol mencari Yeon Doo dan menemukannya berdiri sendirian di
balkon sekolah. Yeol menghampirinya sambil tersenyum (pas pula tulisan di
bajunya ‘Stuck on You’, he stucks on Yeon Doo :p ).
Yeol bertanya apa Yeon Doo gugup, dan Yeon Doo
menjawab dia sangat gugup. Yeol lalu mengeluarkan banan milk (terjemahan
dramafever tertulis ‘Vanila milk’ tapi aku yakin Yeol nyebut ‘Banana Milk’,
apalagi warna botolnya rada kekuningan) dan memberikannya pada Yeon Doo. Dia
berkata karena Dong Jae selalu memberikan strawberry milk pada Yeon Doo, jadi
dia memberikan yang berbeda. Yeol memilih banana milk karena sesuai dengan
gambaran dia yang tinggi dan bercahaya (apa kata lu dah, Yeol).
Yeol lalu berkata awalnya dia merasa Yeon Doo itu
lucu dan menyenangkan (karena itu dia suka banget godain Yeon Doo sejak awal
episode). Tapi akhir-akhir ini dia merasa takut, bingung dan marah (Takut,
kalau Yeon Doo terlibat masalah lagi. Bingung, karena dia gak yakin sejak kapan
menyukai Yeon Doo. Dan marah, karena ada saat di mana Yeon Doo gak mendengarkan
omongannya).
Yeol berkata itu semua karena Yeon Doo. Yeon Doo
merasa bersalah dan langsung minat maaf. Dia bergerak menuju ruang latihan saat
tiba-tiba Yeol menarik tangannya dan memeluknya erat. Yeon Doo kaget tapi tidak
melepas pelukan Yeol.
Yeol, “Semangatlah. Semangatlah, Kang Yeon Doo.”
Yeon Doo hanya bisa terdiam tidak bergerak karena
Yeol memeluknya erat. Yeol masih memeluknya sambil tersenyum ketika mereka
dikagetkan dengan kedatangan Hyosik yang memberitahu kalau Guru Yang sudah
datang. Tapi Hyosik berubah ikut kaget melihat mereka berdua berpelukan dan
bertanya apa yang terjadi.
Yeol tidak menjawab dan menyuruh Hyosik menebak
sendiri apa yang terjadi. Yeon Doo yang malu akhirnya masuk duluan ke gedung
pertunjukan.
Tim cheers mengintip kedatangan Guru Yang dari balik
panggung. Yeon Doo sangat senang melihatnya. Yeol berkata apakah Yeon Doo
berharap Guru Yang tidak akan datang. Lalu Yeol tersenyum kepada Yeon Doo dan
menempelkan kepalanya pada Yeon Doo.
Guru Nam menyadari kehadiran Guru Yang dan
menyuruhnya duduk. Guru Yang menolak karena dia tidak percaya diri. Guru Nam
mengisyaratkan tatapan membunuh jika Guru Yang menolak. Akhirnya Guru Yang
duduk di samping Guru Nam. Guru Yang berkata dia tidak percaya diri karena dia
sekarang hanya mantan guru mereka, tapi Guru Nam menjawab tidak ada yang
namanya mantan guru.
Pertunjukan cheerleading dimulai. Yeon Doo memimpin
dengan semangat (berkat banana milk?). mereka mendapat sambutan yang meriah. Bahkan
utusan dari Dinas Pendidikan juga hadir. Begitu pertunjukan berakhir, mereka
mengangkat papan bertuliskan kalimat-kalimat penyemangat seperti, ‘Go’, ‘Victory’,
‘Fighting’, ‘Cheer Up’ dll. Lalu mereka membalik papan itu sehingga ada kalimat
lain yang terlihat, membuat semua orang kaget. Guru Nam kagum, sementara Guru
Yang terharu menahan air matanya. Tulisan di papan itu terbaca, ‘Kami telah
berbohong (Jae Young)’, ‘Guru Yang difitnah (Na Yeon)’, ‘Kembalikan Guru Yang
kami (Yeon Doo)’. Lalu mereka sama-sama berteriak, “Kembalilah, Guru Yang!”.
Semua. Kecuali Soo Ah.
Komentar
:
OTP FTW!!! Haha. Lucu liat interaksi antara Yeol-Yeon Doo. Yeon Doo ini tipe orang yang meledak-ledak dan gak takut ngebela apa yang menurutnya benar dan juga gak adil. Tapi kalo udah berhadapan sama Yeol, dia gak bisa ngomong, dan gampang tersipu malu. Tapi dia masih belum yakin kalo Yeol itu suka sama dia, soalnya kan Yeol pinter dan sebagainya, ditambah pas awal-awal Yeol itu suka banget godain dia. Jadi dia nganggap omongan Yeol itu sekedar becanda. Jadi Yeol harus berjuang keras biar Yeon Doo sadar sama perasaannya. Xixixi.
OTP FTW!!! Haha. Lucu liat interaksi antara Yeol-Yeon Doo. Yeon Doo ini tipe orang yang meledak-ledak dan gak takut ngebela apa yang menurutnya benar dan juga gak adil. Tapi kalo udah berhadapan sama Yeol, dia gak bisa ngomong, dan gampang tersipu malu. Tapi dia masih belum yakin kalo Yeol itu suka sama dia, soalnya kan Yeol pinter dan sebagainya, ditambah pas awal-awal Yeol itu suka banget godain dia. Jadi dia nganggap omongan Yeol itu sekedar becanda. Jadi Yeol harus berjuang keras biar Yeon Doo sadar sama perasaannya. Xixixi.
Yeol-Ha Joon adalah guardian angels bagi Yeon Doo. Mereka
sama-sama berusaha membantu Yeon Doo dengan cara mereka masing-masing. Yeol
menggunakan otaknya, dia bicara tentang UU Perlindungan Saksi dengan si
Produser jika hak-hak Yeon Doo sebagai saksi tidak dipenuhi. Dia berdiri di
depan kelas, menggantikan Yeon Doo untuk langsung membongkar niat jahat Soo Ah,
Jae Young dan Na Yeon yang memanfaatkan Guru Yang demi spesifikasi mereka. Yeol
mengawasi Yeon Doo diam-diam. Sementara Ha Joon langsung bergerak dengan
aksinya yang lebih sering mendulukan emosinya. Tapi belakangan dia mulai bisa
mengendalikan emosinya dengan baik. Dia bahkan rela memohon kepada ayah yang
dibencinya supaya Guru Yang tidak dipecat. Dan semua itu dia lakukan untuk
membantu Yeon Doo. Karena Yeon Doo sudah membuka hatinya. Aku suka momennya
bersama Yeon Doo. Tapi aku harap dia hanya memiliki perasaan hangat seorang
sahabat terhadap Yeon Doo. 12 episode dan aku gak ingin semua kacau gara-gara
cerita cinta segitiga antara Ha Joon-Yeon Doo-Yeol.
Guru Yang… aku yakin di luar Kdrama ada banyak Guru
Yang yang lain. Yang benar-benar layak mendapat predikat Pahlawan Tanpa Tanda
Jasa. Akting Kim JiSuk sebagai Guru Yang benar-benar menyentuh. Aku hampir
mengeluarkan air mata melihat scene terakhir episode 6. Dia terharu karena
masih ada orang yang berpihak padanya di sekolah seperti SMA Sevit. Masih ada
yang mau percaya padanya karena dia memang berjuang bersama muridnya. Aku
senang ada orang seperti Guru Nam yang memupuk kepercayaan dirinya. Mereka
adalah guru sejati.
151023, 23.03 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar