Jumat, 09 Oktober 2015

[Sinopsis] Sassy, Go Go! (발칙하게 고 고!) Episode 1 part 1

Note : Pada akhirnya aku mutusin buat nyoba bikin sinopsis drama Sassy, Go Go! Ini. Kalo kemarin aku cuma bikin first impression-nya, tapi mengingat drama ini too cute too handle dan mungkin aja setelah baca sinopsisnya makin banyak lagi yang tertarik buat nonton, jadi aku mau mencoba berbagi yang ‘manis-manis’ di drama ini xD





Episode 1 dibuka dengan heroin kita, Kang Yeon Doo (Jung Eunji) yang berjalan dengan santai di halaman sekolahnya, SMA Internasional Sevit. Sekolah ini mewajibkan muridnya tinggal di asrama. Yeon Doo berjalan dan scene selanjutnya, dia sudah ada di sebuah ruangan kelas sambil ketawa-tawa persis orang gila. Bahkan dia mengakui sendiri kalau dia memang gila. Itu karena ternyata dia mendapat peringkat ke 196 dari 200 murid kelas 2 SMA Sevit. LOL.

[Narasi Yeon Doo]
Bagi seseorang yang berada di peringkat ke 196 dari 200 siswa, romansa percintaan anak muda hanyalah omong kosong. Aku mulai menyadarinya setelah belajar selama 15 jam perhari di sekolah. Hidup memang tidak adil. Mereka yang terlahir dengan otak brilian, mereka juga jago olahraga dan sopan. Mereka cantik dan tampan, dan juga kaya. Itu adalah kenyataan menyedihkan yang tak terpisahkan dari keluarga sederhana. Dan inilah aku, yang berada di tempat terendah dari rantai makanan.

Yeon Doo berjalan masuk ke sebuah ruangan dengan cahaya redup, di sana sudah ada beberapa orang yang sudah menunggunya. Begitu Yeon Doo masuk, mereka mulai bicara dengan nada serius. Dan ternyata mereka saling kasih lihat nilai rapor masing-masing. Selain Yeon Doo, ada dua orang lagi murid laki-laki yang mendapat peringkat 198 dan 200. Sekelompok orang ini adalah anggota klub streetdance bernama Real King. Temannya Yeon Doo menenangkan mereka dan bilang yang penting mereka sudah berusaha keras lalu mengajak mereka mulai latihan dance.

Mereka latihan dance di ruangan itu dengan bantuan musik dari tape recorder yang listriknya ternyata boleh nyolong dari ruang sebelah dengan menggunakan kabel panjang dan melubangi dinding. Mungkin karena terlalu berisik, akhirnya seseorang dari ruangan sebelah, klub belajar Baekho (White Tiger), Seo Ha Joon (Ji Soo) mencabut kabel itu. Setelah itu, dia dan teman-temannya kembali fokus belajar diiringi alunan musik klasik (kalo aku sih malah jadi ngantuk :p )

Yeon Doo tidak kehabisan akal, dia menyuruh seorang temannya yang bertubuh paling subur buat ngayuh sepeda, dan ternyata kayuhan sepeda itu digunakan untuk membangkitkan generator listrik. Pinter.

Sementara di klub Baekho, sekelompok murid yang belajar tadi kembali terganggu dengan kebisingan dari klub Real King. Mereka mulai protes ke ketua mereka, Kim Yeol (Lee Won Geun) buat menghentikan kebisingan klub Real King (lagian konyol banget lah sekolah ini nempatin klub dance yang berisik di sebelah klub belajar yang pastinya butuh ketenangan dan konsentrasi).
Kim Yeol mulai mikir ide (aakkk, my cutie pie~ <3 )


Di tempat lain, ternyata sedang ada konferensi sekolah mengenai target universitas yang bakal dituju murid SMA Sevit. Sepertinya di konferensi ini dipenuhi para orangtua kaya dan mereka yang mengutamakan nilai.


Real King kembali berlatih. Sementara klub Baekho juga tidak mau kalah. Yeol memperbesar volume lagu musik klasik itu perlahan-lahan. Dia menyeringai.

Dua klub ini perang volume speaker. Real King makin semangat menambah jumlah speaker dan mengayuh sepeda sampai generator-nya rusak. Mereka kaget dan akhirnya melampiaskan kekesalan mereka dengan mendatangi klub Baekho.







Mereka mulai beragumentasi. Real King protes kenapa klub Baekho tidak mau berbagi listrik dengan mereka. Sementara itu, Kwon Soo Ah (Chae Soo Bin) mendapat SMS dari ibunya yang berisi, ‘Aku sedang ada di sekolah. Jangan membuatku malu.’

Yeol menjawab pertanyaan Yeon Doo tentang kenapa klub Baekho memutus aliran listrik.
Yeol, “Kami yang memutus ya? Itu supaya kalian bisa belajar.”
Yeon Doo, “Begitu ya? Ah memang kami tidak pintar. Tapi apa itu artinya kami tidak bisa menikmati fasilitas seperti listrik, AC dan sebagainya?”
Yeol, “Sekolah ini memang hebat. Pemenanglah yang berkuasa.” Yeol bicara sambil tersenyum menyindir.
Yeon Doo memanas, memimpin Real King menyerang klub Baekho. Mereka jambak-jambakan. Yeon Doo sendiri mendorong kepalanya ke dada Yeol tapi rambutnya malah tersangkut di name tag Yeol. Yeol tidak memberikan perlawanan. Membiarkan Yeon Doo berusaha melepaskan sendiri rambutnya yang tersangkut dengan susah payah.

Tidak jauh di ujung koridor, sekumpulan guru, kepala sekolah dan para orangtua yang mengikuti konferensi mulai berjalan ke arah mereka. Untunglah sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, wali kelas Yeon Doo, Guru Yang berhasil menghentikan keributan itu dalam waktu 5 detik! Haha. Murid-murid yang terlibat keributan masuk terbirit-birit ke dalam ruang klubnya masing-masing.
Guru lain, Guru Im, sepertinya dia semacam wakil kepala sekolah, memarahi Real King karena sudah merusak generator. Dia memperingati Real King supaya tidak mengulang masalah seperti ini kalau tidak ingin Real King dibubarkan.

Yeol mendapat telepon dari ayahnya tapi diabaikan olehnya. Sepertinya hubungan mereka tidak baik.

Soo Ah menemui ibunya di salah satu sudut sekolah. Ibunya mengingatkannya untuk melakukan yang terbaik. Karena dia tidak ingin melihat rapor ranking dua lagi.


Di kamar asrama, Yeon Doo dan teman sekamarnya, Soo Ah latihan menyanyi bersama. Yeon Doo menghentikan latihannya dan mulai mengeluh soal Real King yang terancam dibubarkan. Soo Ah tersenyum menenangkan, dia berkata kalau Yeon Doo tidak boleh membuat masalah lagi dengan klubnya, Baekho. Karena nantinya Real King sendiri yang akan rugi. Klub Baekho adalah klub kebanggaan sekolah, sedangkan Real King adalah klub yang tak dianggap. Soo Ah mendapat SMS, lalu dia melirik Yeon Doo dan bilang kalau dia harus rapat OSIS, sementara kamarnya masih berantakan. Yeon Doo bilang dia yang akan membereskan kamar Soo Ah.

Soo Ah keluar kamar dan menelepon seseorang. Dia bilang dia masih punya waktu sekitar sejam (itu berarti dia bohong sama Yeon Doo). Di luar kamar, dia bertemu dengan teman satu klubnya yang mengabarkan kalau ruang klub mereka dirusak seseorang. Mereka mengira ini ulah Real King.


Tapi ternyata di ruangan Real King, seseorang juga merusak lantai dengan cat semprot bertuliskan ‘Real King, OUT!’ sepertinya dua klub ini diadu-domba.

Akhirnya Yeon Doo mengundang Yeol untuk perundingan gencatan senjata. Yeol berkomentar sepertinya Yeon Doo bukan tipe tuan rumah yang baik karena tidak menyediakan minuman buat tamunya. Yeon Doo menahan kesal lalu mengambilkan Yeol sekaleng cola. Lucunya, begitu Yeon Doo menarik kursi buat duduk di depan Yeol, Yeol malah memanjangkan kakinya menduduki kursi itu. Jadi Yeon Doo terpaksa berdiri sambil menjelaskan maksudnya.

Yeon Doo menjelaskan ketidakadilan yang diterima Real King. Yeol membalas begitulah kehidupan. Pecundang memang seharusnya menerima kenyataan. Yeon Doo kesal dan menendang kursi tempat Yeol memanjangkan kakinya. Tepat di saat Yeol mau membuka kaleng cola. Akhirnya Yeon Doo jatuh menimpa Yeol. Mereka bertatapan beberapa saat sebelum, akhirnya Yeol menyeringai menggoda Yeon Doo. Sementara Yeon Doo sudah gugup.

Yeol, ‘Situasinya sulit ya? Satu, kau yang berdiri duluan. Dua, aku yang berdiri duluan. Tiga… karena posisi kita sudah seperti ini, bagaimana kalau dilanjutkan saja?” Yeol mendekatkan wajahnya ke arah Yeon Doo. Tapi mereka dikagetkan dengan bunyi jepretan kamera dari smartphone seseorang. Orang itu mengirim pesan gambar ke wali kelas mereka. Guru Yang.


Guru Yang membaca pesan gambar itu dan cuma berkomentar kalau dua sejoli itu (Yeol-Yeon Doo) sangat berani. Tapi guru Im yang juga melihat gambar itu langsung kebakaran jenggot. Dia berniat melaporkan Yeon Doo karena dia dari Real King. Sementara Yeol tidak dilaporkannya karena Yeol adalah murid terbaik sekolah.

Keesokan harinya sekolah heboh karena ada pengumuman bahwa Yeon Doo akan diberi poin pinalti dan Real King terancam dibubarkan. Ini karena skandal fotonya dengan Yeol dianggap tindakan tidak bermoral. Sementara Yeol tidak disinggung-singgung.

Yeon Doo protes ke kepala sekolah tapi dihalangi oleh Guru Im. Begitu Yeon Doo bersiap mendobrak pintu ruangan kepala sekolah, Yeol keluar dari sana dan menyapa Guru Im. Yeon Doo marah-marah karena mereka membiarkan Yeol menemui kepala sekolah tapi melarang dirinya.

Yeol merangkul bahu Yeon Doo, dan mengajaknya menjauhi tempat itu. Tapi bagi orang yang melihatnya, mereka seakan-akan memang menjalin hubungan.

Mereka ada di atap sekolah. Yeon Doo menghela nafas kesal dan mengatakan kalau Yeol harus menjelaskan soal skandal foto itu. Tapi Yeol menolak. Dia memberikan 3 alasan (dan sepertinya ini akan menjadi trademarknya Kim Yeol).

Satu : tidak akan ada komentar buruk tentangku.
Dua : Aku tidak suka jika aku memberitahunya dan dia menceramahiku.
Tiga : Memangnya kita ini teman sampai aku harus tahu penderitaanmu?
Yeon Doo, “Ah, dasar brengsek!”
Yeol, “Iya kan? Aku sudah sering mendengar komentar itu.” Katanya lalu pergi begitu saja meninggalkan Yeon Doo. Wkwkwk, Yeol ini easy going sekali ya~

Yeon Doo pergi menemui bestie-nya. Ha Dong Jae (VIXX N/Cha Hakyeon), pemain basket sekolah. Teman satu tim Dong Jae terus-menerus menyuruh Dong Jae menghalangi tim lawan. Tapi Dong Jae menghindari kontak fisik dengan siapapun. Tim mereka kalah. Teman satu timnya marah dan menilai permainan Dong Jae tidak becus. Dong Jae membela diri bahwa dia sudah menyumbangkan separuh dari poin yang mereka kumpulkan. Yeon Doo ikut membela Dong Jae dan teman satu tim Dong Jae menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Mereka keburu kesal dengan Dong Jae lalu berniat memberinya pelajaran. Dong Jae dengan gesit berlindung di balik punggung Yeon Doo. Haha, dia menggunakan Yeon Doo sebagai perisai.


Yeon Doo berkata kenapa Dong Jae mau repot-repot bermain basket padahal dia punya disabilitas (Dong Jae punya fobia menyentuh orang). Dong Jae menjawab karena dia suka bermain basket. Yeon Doo menyerah dan mulai bernada aegyo sambil melintir ujung celana basket Dong Jae. Dong Jae cuma tersenyum melihat aegyo-nya Yeon Doo. Yeon Doo bertanya-tanya kenapa dia bisa memilih SMA Sevit. Dong Jae menjawab kalau dia mengikuti Yeon Doo. Lalu dia memunggungi Dong Jae dan ternyata Dong Jae sudah tahu kalau itu isyarat Yeon Doo meminta yakult/susu stroberi.


Ibu Yeon Doo menelepon anaknya tapi Yeon Doo tidak mau menjawab. Dia takut dimarahi ibunya karena sudah membuat masalah lagi. Ibu Yeon Doo menahan kesal. Di kafe (miliknya?), ibu Yeon Doo ternyata bersama dengan ayah Yeol (sepertinya mereka sahabatan) dan bertanya apa Yeol menjawab telepon ayahnya.

Ibu Yeon Doo mengamati ayah Yeol yang sedang makan. Ayah Yeol bertanya kenapa? Memangnya ibu Yeon Doo tidak pernah lihat orang makan?
Ibu Yeon Doo menjawab kalau Yeon Doo harus bertemu dengan laki-laki seperti ayah Yeol (yang baik dan sopan? Anaknya kagak!! Haha). Dan scene selanjutnya adalah Yeon Doo yang menaiki tangga bersama Soo Ah, mengumpat Yeol dan berkata Yeol akan mati kalau bertemu dengannya lagi.
Soo Ah berkata Yeon Doo jangan begitu. Yeon Doo masih kesal karena semua ini berawal dari ulah si pengadu foto skandal itu. Soo Ah memutar bola matanya dan bergumam siapa kira-kira orangnya. Yeon Doo berjalan duluan karena mendapat SMS dari Da Mi (teman di klub Real King) dan ekspresi Soo Ah langsung berubah dingin.
Begitu Yeon Doo pergi, Soo Ah membuka ponselnya dan menghapus foto skandal itu. Dan yah, terungkap sudah bahwa culprit-nya adalah Soo Ah. Teman yang fake!

Yeon Doo kaget melihat ruang klub Real King sedang dikosongkan. Dia berusaha menghalangi petugas yang mengangkut barang-barang dari ruangan itu. Kepala sekolah menghampirinya dan memarahi mereka. Dia bilang kalau SMA Sevit membuat Yeon Doo kesulitan bernafas, sebaiknya dia pindah ke sekolah lain (jahat banget deh nih kepala sekolah!!).


Yeon Doo melampiaskan kekesalannya dengan berlatih dance sendirian di rooftop sekolah. Dia menari lagu Flying Like An Eagle-nya Tiger JK ft. Yoon Mirae. Dia berlatih sampai malam.
Setelah puas berlatih, Yeon Doo kembali sedih dan kali ini mengutuk apapun yang membuatnya merasa dunia tidak adil baginya. Dia mengutuk Kim Yeol, mengutuk si pengadu, mengutuk SMA Sevit dan bahkan dunia. Di kejauhan, ternyata Yeol menungguinya dan mendengarkan semua curahan hatinya. Yeol bicara sebentar dengan Yeon Doo sebelum dia pergi dari rooftop itu dengan ekspresi seperti merasa sedih dan bersalah.

Dan ternyata, Yeol meninggalkan post-it yang memberi ide supaya semua bentuk protes Yeon Doo sebaiknya ditulis dalam spanduk.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar