Note
: Pada akhirnya aku mutusin buat nyoba bikin sinopsis drama Sassy, Go Go! Ini. Kalo
kemarin aku cuma bikin first impression-nya, tapi mengingat drama ini too cute
too handle dan mungkin aja setelah baca sinopsisnya makin banyak lagi yang
tertarik buat nonton, jadi aku mau mencoba berbagi yang ‘manis-manis’ di drama
ini xD
Episode 1 dibuka dengan heroin kita, Kang Yeon Doo (Jung Eunji) yang
berjalan dengan santai di halaman sekolahnya, SMA Internasional Sevit. Sekolah
ini mewajibkan muridnya tinggal di asrama. Yeon Doo berjalan dan scene
selanjutnya, dia sudah ada di sebuah ruangan kelas sambil ketawa-tawa persis
orang gila. Bahkan dia mengakui sendiri kalau dia memang gila. Itu karena
ternyata dia mendapat peringkat ke 196 dari 200 murid kelas 2 SMA Sevit. LOL.
[Narasi Yeon Doo]
Bagi seseorang
yang berada di peringkat ke 196 dari 200 siswa, romansa percintaan anak muda
hanyalah omong kosong. Aku mulai menyadarinya setelah belajar selama 15 jam
perhari di sekolah. Hidup memang tidak adil. Mereka yang terlahir dengan otak
brilian, mereka juga jago olahraga dan sopan. Mereka cantik dan tampan, dan
juga kaya. Itu adalah kenyataan menyedihkan yang tak terpisahkan dari keluarga
sederhana. Dan inilah aku, yang berada di tempat terendah dari rantai makanan.
Yeon Doo berjalan masuk ke sebuah ruangan dengan
cahaya redup, di sana sudah ada beberapa orang yang sudah menunggunya. Begitu
Yeon Doo masuk, mereka mulai bicara dengan nada serius. Dan ternyata mereka
saling kasih lihat nilai rapor masing-masing. Selain Yeon Doo, ada dua orang
lagi murid laki-laki yang mendapat peringkat 198 dan 200. Sekelompok orang ini
adalah anggota klub streetdance bernama Real King. Temannya Yeon Doo
menenangkan mereka dan bilang yang penting mereka sudah berusaha keras lalu
mengajak mereka mulai latihan dance.
Mereka latihan dance di ruangan itu dengan bantuan musik
dari tape recorder yang listriknya ternyata boleh nyolong dari ruang sebelah
dengan menggunakan kabel panjang dan melubangi dinding. Mungkin karena terlalu
berisik, akhirnya seseorang dari ruangan sebelah, klub belajar Baekho (White
Tiger), Seo Ha Joon (Ji Soo)
mencabut kabel itu. Setelah itu, dia dan teman-temannya kembali fokus belajar
diiringi alunan musik klasik (kalo aku sih malah jadi ngantuk :p )
Yeon Doo tidak kehabisan akal, dia menyuruh seorang
temannya yang bertubuh paling subur buat ngayuh sepeda, dan ternyata kayuhan
sepeda itu digunakan untuk membangkitkan generator listrik. Pinter.
Sementara di klub Baekho, sekelompok murid yang
belajar tadi kembali terganggu dengan kebisingan dari klub Real King. Mereka
mulai protes ke ketua mereka, Kim Yeol (Lee
Won Geun) buat menghentikan kebisingan klub Real King (lagian konyol banget lah
sekolah ini nempatin klub dance yang berisik di sebelah klub belajar yang
pastinya butuh ketenangan dan konsentrasi).
Kim Yeol mulai mikir ide (aakkk, my cutie pie~ <3
)
Di tempat lain, ternyata sedang ada konferensi
sekolah mengenai target universitas yang bakal dituju murid SMA Sevit. Sepertinya
di konferensi ini dipenuhi para orangtua kaya dan mereka yang mengutamakan
nilai.
Real King kembali berlatih. Sementara klub Baekho
juga tidak mau kalah. Yeol memperbesar volume lagu musik klasik itu
perlahan-lahan. Dia menyeringai.
Dua klub ini perang volume speaker. Real King makin
semangat menambah jumlah speaker dan mengayuh sepeda sampai generator-nya
rusak. Mereka kaget dan akhirnya melampiaskan kekesalan mereka dengan
mendatangi klub Baekho.
Mereka mulai beragumentasi. Real King protes kenapa
klub Baekho tidak mau berbagi listrik dengan mereka. Sementara itu, Kwon Soo Ah (Chae Soo Bin) mendapat SMS
dari ibunya yang berisi, ‘Aku sedang ada di sekolah. Jangan membuatku malu.’
Yeol menjawab pertanyaan Yeon Doo tentang kenapa
klub Baekho memutus aliran listrik.
Yeol, “Kami yang memutus ya? Itu supaya kalian bisa
belajar.”
Yeon Doo, “Begitu ya? Ah memang kami tidak pintar. Tapi
apa itu artinya kami tidak bisa menikmati fasilitas seperti listrik, AC dan
sebagainya?”
Yeol, “Sekolah ini memang hebat. Pemenanglah yang
berkuasa.” Yeol bicara sambil tersenyum menyindir.
Yeon Doo memanas, memimpin Real King menyerang klub
Baekho. Mereka jambak-jambakan. Yeon Doo sendiri mendorong kepalanya ke dada
Yeol tapi rambutnya malah tersangkut di name tag Yeol. Yeol tidak memberikan
perlawanan. Membiarkan Yeon Doo berusaha melepaskan sendiri rambutnya yang
tersangkut dengan susah payah.
Tidak jauh di ujung koridor, sekumpulan guru, kepala
sekolah dan para orangtua yang mengikuti konferensi mulai berjalan ke arah
mereka. Untunglah sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, wali kelas
Yeon Doo, Guru Yang berhasil menghentikan keributan itu dalam waktu 5 detik! Haha.
Murid-murid yang terlibat keributan masuk terbirit-birit ke dalam ruang klubnya
masing-masing.
Guru lain, Guru Im, sepertinya dia semacam wakil
kepala sekolah, memarahi Real King karena sudah merusak generator. Dia
memperingati Real King supaya tidak mengulang masalah seperti ini kalau tidak
ingin Real King dibubarkan.
Yeol mendapat telepon dari ayahnya tapi diabaikan
olehnya. Sepertinya hubungan mereka tidak baik.
Soo Ah menemui ibunya di salah satu sudut sekolah. Ibunya
mengingatkannya untuk melakukan yang terbaik. Karena dia tidak ingin melihat
rapor ranking dua lagi.
Di kamar asrama, Yeon Doo dan teman sekamarnya, Soo
Ah latihan menyanyi bersama. Yeon Doo menghentikan latihannya dan mulai
mengeluh soal Real King yang terancam dibubarkan. Soo Ah tersenyum menenangkan,
dia berkata kalau Yeon Doo tidak boleh membuat masalah lagi dengan klubnya,
Baekho. Karena nantinya Real King sendiri yang akan rugi. Klub Baekho adalah
klub kebanggaan sekolah, sedangkan Real King adalah klub yang tak dianggap. Soo
Ah mendapat SMS, lalu dia melirik Yeon Doo dan bilang kalau dia harus rapat
OSIS, sementara kamarnya masih berantakan. Yeon Doo bilang dia yang akan
membereskan kamar Soo Ah.
Soo Ah keluar kamar dan menelepon seseorang. Dia
bilang dia masih punya waktu sekitar sejam (itu berarti dia bohong sama Yeon
Doo). Di luar kamar, dia bertemu dengan teman satu klubnya yang mengabarkan
kalau ruang klub mereka dirusak seseorang. Mereka mengira ini ulah Real King.
Tapi ternyata di ruangan Real King, seseorang juga
merusak lantai dengan cat semprot bertuliskan ‘Real King, OUT!’ sepertinya dua
klub ini diadu-domba.
Akhirnya Yeon Doo mengundang Yeol untuk perundingan
gencatan senjata. Yeol berkomentar sepertinya Yeon Doo bukan tipe tuan rumah
yang baik karena tidak menyediakan minuman buat tamunya. Yeon Doo menahan kesal
lalu mengambilkan Yeol sekaleng cola. Lucunya, begitu Yeon Doo menarik kursi
buat duduk di depan Yeol, Yeol malah memanjangkan kakinya menduduki kursi itu. Jadi
Yeon Doo terpaksa berdiri sambil menjelaskan maksudnya.
Yeon Doo menjelaskan ketidakadilan yang diterima
Real King. Yeol membalas begitulah kehidupan. Pecundang memang seharusnya
menerima kenyataan. Yeon Doo kesal dan menendang kursi tempat Yeol memanjangkan
kakinya. Tepat di saat Yeol mau membuka kaleng cola. Akhirnya Yeon Doo jatuh
menimpa Yeol. Mereka bertatapan beberapa saat sebelum, akhirnya Yeol
menyeringai menggoda Yeon Doo. Sementara Yeon Doo sudah gugup.
Yeol, ‘Situasinya sulit ya? Satu, kau yang berdiri
duluan. Dua, aku yang berdiri duluan. Tiga… karena posisi kita sudah seperti
ini, bagaimana kalau dilanjutkan saja?” Yeol mendekatkan wajahnya ke arah Yeon
Doo. Tapi mereka dikagetkan dengan bunyi jepretan kamera dari smartphone
seseorang. Orang itu mengirim pesan gambar ke wali kelas mereka. Guru Yang.
Guru Yang membaca pesan gambar itu dan cuma
berkomentar kalau dua sejoli itu (Yeol-Yeon Doo) sangat berani. Tapi guru Im
yang juga melihat gambar itu langsung kebakaran jenggot. Dia berniat melaporkan
Yeon Doo karena dia dari Real King. Sementara Yeol tidak dilaporkannya karena
Yeol adalah murid terbaik sekolah.
Keesokan harinya sekolah heboh karena ada pengumuman
bahwa Yeon Doo akan diberi poin pinalti dan Real King terancam dibubarkan. Ini
karena skandal fotonya dengan Yeol dianggap tindakan tidak bermoral. Sementara
Yeol tidak disinggung-singgung.
Yeon Doo protes ke kepala sekolah tapi dihalangi
oleh Guru Im. Begitu Yeon Doo bersiap mendobrak pintu ruangan kepala sekolah,
Yeol keluar dari sana dan menyapa Guru Im. Yeon Doo marah-marah karena mereka
membiarkan Yeol menemui kepala sekolah tapi melarang dirinya.
Yeol merangkul bahu Yeon Doo, dan mengajaknya menjauhi
tempat itu. Tapi bagi orang yang melihatnya, mereka seakan-akan memang menjalin
hubungan.
Mereka ada di atap sekolah. Yeon Doo menghela nafas
kesal dan mengatakan kalau Yeol harus menjelaskan soal skandal foto itu. Tapi
Yeol menolak. Dia memberikan 3 alasan (dan sepertinya ini akan menjadi
trademarknya Kim Yeol).
Satu : tidak akan ada komentar buruk tentangku.
Dua : Aku tidak suka jika aku memberitahunya dan dia
menceramahiku.
Tiga : Memangnya kita ini teman sampai aku harus
tahu penderitaanmu?
Yeon Doo, “Ah, dasar brengsek!”
Yeol, “Iya kan? Aku sudah sering mendengar komentar
itu.” Katanya lalu pergi begitu saja meninggalkan Yeon Doo. Wkwkwk, Yeol ini
easy going sekali ya~
Yeon Doo pergi menemui bestie-nya. Ha Dong Jae (VIXX N/Cha Hakyeon),
pemain basket sekolah. Teman satu tim Dong Jae terus-menerus menyuruh Dong Jae
menghalangi tim lawan. Tapi Dong Jae menghindari kontak fisik dengan siapapun.
Tim mereka kalah. Teman satu timnya marah dan menilai permainan Dong Jae tidak
becus. Dong Jae membela diri bahwa dia sudah menyumbangkan separuh dari poin
yang mereka kumpulkan. Yeon Doo ikut membela Dong Jae dan teman satu tim Dong
Jae menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Mereka keburu kesal dengan Dong Jae
lalu berniat memberinya pelajaran. Dong Jae dengan gesit berlindung di balik
punggung Yeon Doo. Haha, dia menggunakan Yeon Doo sebagai perisai.
Yeon Doo berkata kenapa Dong Jae mau repot-repot
bermain basket padahal dia punya disabilitas (Dong Jae punya fobia menyentuh
orang). Dong Jae menjawab karena dia suka bermain basket. Yeon Doo menyerah dan
mulai bernada aegyo sambil melintir ujung celana basket Dong Jae. Dong Jae cuma
tersenyum melihat aegyo-nya Yeon Doo. Yeon Doo bertanya-tanya kenapa dia bisa
memilih SMA Sevit. Dong Jae menjawab kalau dia mengikuti Yeon Doo. Lalu dia
memunggungi Dong Jae dan ternyata Dong Jae sudah tahu kalau itu isyarat Yeon
Doo meminta yakult/susu stroberi.
Ibu Yeon Doo menelepon anaknya tapi Yeon Doo tidak
mau menjawab. Dia takut dimarahi ibunya karena sudah membuat masalah lagi. Ibu
Yeon Doo menahan kesal. Di kafe (miliknya?), ibu Yeon Doo ternyata bersama
dengan ayah Yeol (sepertinya mereka sahabatan) dan bertanya apa Yeol menjawab
telepon ayahnya.
Ibu Yeon Doo mengamati ayah Yeol yang sedang makan. Ayah
Yeol bertanya kenapa? Memangnya ibu Yeon Doo tidak pernah lihat orang makan?
Ibu Yeon Doo menjawab kalau Yeon Doo harus bertemu
dengan laki-laki seperti ayah Yeol (yang baik dan sopan? Anaknya kagak!! Haha).
Dan scene selanjutnya adalah Yeon Doo yang menaiki tangga bersama Soo Ah,
mengumpat Yeol dan berkata Yeol akan mati kalau bertemu dengannya lagi.
Soo Ah berkata Yeon Doo jangan begitu. Yeon Doo
masih kesal karena semua ini berawal dari ulah si pengadu foto skandal itu. Soo
Ah memutar bola matanya dan bergumam siapa kira-kira orangnya. Yeon Doo
berjalan duluan karena mendapat SMS dari Da Mi (teman di klub Real King) dan
ekspresi Soo Ah langsung berubah dingin.
Begitu Yeon Doo pergi, Soo Ah membuka ponselnya dan
menghapus foto skandal itu. Dan yah, terungkap sudah bahwa culprit-nya adalah
Soo Ah. Teman yang fake!
Yeon Doo kaget melihat ruang klub Real King sedang
dikosongkan. Dia berusaha menghalangi petugas yang mengangkut barang-barang
dari ruangan itu. Kepala sekolah menghampirinya dan memarahi mereka. Dia bilang
kalau SMA Sevit membuat Yeon Doo kesulitan bernafas, sebaiknya dia pindah ke
sekolah lain (jahat banget deh nih kepala sekolah!!).
Yeon Doo melampiaskan kekesalannya dengan berlatih
dance sendirian di rooftop sekolah. Dia menari lagu Flying Like An Eagle-nya
Tiger JK ft. Yoon Mirae. Dia berlatih sampai malam.
Setelah puas berlatih, Yeon Doo kembali sedih dan
kali ini mengutuk apapun yang membuatnya merasa dunia tidak adil baginya. Dia
mengutuk Kim Yeol, mengutuk si pengadu, mengutuk SMA Sevit dan bahkan dunia. Di
kejauhan, ternyata Yeol menungguinya dan mendengarkan semua curahan hatinya.
Yeol bicara sebentar dengan Yeon Doo sebelum dia pergi dari rooftop itu dengan
ekspresi seperti merasa sedih dan bersalah.
Dan ternyata, Yeol meninggalkan post-it yang memberi
ide supaya semua bentuk protes Yeon Doo sebaiknya ditulis dalam spanduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar