Episode sebelumnya di sini.
Yeon Doo menggunakan cara Yeol untuk menolak ajakan
Yeol bergabung di tim cheerleading. Begitu selesai mengatakan tiga alasannya,
Yeon Doo melangkah pergi dari sana. Tapi tangannya kemudian dicekal agak kuat
oleh Yeol sehingga mereka kembali berhadapan. Yeol (dengan suara keras) terlihat
frustasi memaksa Yeon Doo untuk bergabung.
Yeon Doo mencoba melepaskan tangannya dari
cengkraman Yeol. Setelah menahan agak lama, Yeol akhirnya melepaskan tangan
Yeon Doo. Yeon Doo segera pergi dari sana, Dong Jae yang sedari tadi hanya
menyaksikan, kali ini ikut menyusul Yeon Doo (aku heran kenapa dia gak bereaksi
waktu Yeon Doo dibentak dan dicengkram tangannya begitu sama Yeol? Maksudku,
dia kan sobatnya Yeon Doo, gimana perasaannya kalau ngeliat sobatnya
diperlakukan begitu di depan dia? Seharusnya dia ikut marah kan?).
Yeol dan Ha Joon bertemu dengan kepala sekolah yang
ditemani oleh Guru Yang, wali kelas mereka di koridor sekolah. Kepala sekolah
bertanya apakah Ha Joon baik-baik saja. Ha Joon agak bingung mendapat
pertanyaan tiba-tiba seperti itu, dan menjawab bahwa dia baik-baik saja.
Kepala sekolah melirik Yeol sambil mengatakan kepada
Ha Joon bahwa itu karena Ha Joon memiliki sahabat yang bisa diandalkan.
Flashback kepala sekolah bicara pada Yeol soal kesepakatan mereka tentang klub
cheerleading. Yeol harus mengajak seluruh anggota klub Baekho dan Real King
untuk ikut cheerleading kalau tidak ingin berita soal Ha Joon yang menyakiti
dirinya sendiri sampai ke ayah Ha Joon.
Yeol menjawab sambil tersenyum sinis bahwa tidak ada
yang perlu dikhawatirkan oleh kepala sekolah. Setelah menepuk bahu Yeol, kepala
sekolah dan Guru Yang melanjutkan perjalanan mereka.
Ha Joon bertanya perjanjian apa yang dibuat oleh
Yeol dan kepala sekolah. Yeol hanya menjawab mereka hanya kurang beruntung
bertemu dengan kepala sekolah di sana.
Yeol mendapati Yeon Doo berjalan ke arahnya bersama
Hyosik dan Da Mi. Yeol meminta Ha Joon menunggu sebentar karena ada yang ingin
dibicarakannya dengan Yeon Doo. Tapi Yeol kalah cepat dengan Soo Ah yang
menghadang jalan Yeon Doo, diikuti oleh dua orang anggota Real King yang lain (dua
orang yang sebelumnya dilihat Yeon Doo berbicara dengan Soo Ah tentang klub
cheerleading).
Soo Ah bertanya kenapa Hyo Sik dan Da Mi tidak ikut
bergabung dengannya? Lalu Soo Ah menyinggung mungkin mereka merasa tidak enak
pada Yeon Doo. Tapi Hyosik (si teman yang setia) dengan tegas mengatakan
rasanya dia ingin muntah tiap mendengar suara Soo Ah. Lalu dia melewati Soo Ah
begitu saja. Hah. Skakmat.
Sementara Yeol menikmati percakapan itu dari
kejauhan. Dia tersenyum waktu Yeon Doo berpapasan dengannya.
Yeol menemui Soo Ah yang sedang belajar sendirian. Dua
teman Baekho-nya duduk terpisah dengannya (lihat kan, Soo Ah sebenarnya gak
benar-benar berteman dengan kedua orang itu. Mereka kebetulan suka bersama
hanya gara-gara satu klub. Gak kayak Real King yang sering hang-out bareng).
Yeol bertanya
apakah Soo Ah sudah menemukan cara mengajak Real King bergabung. Tapi
Soo Ah menjawab itu keinginan mereka sendiri untuk ikut bergabung, anggota Real
King yang diajaknya terancam keluar dari asrama karena mendapat poin pinalti,
karena itu mereka merasa masuk tim cheerleading adalah satu-satunya jalan. Yeol
merasa ada sesuatu yang aneh.
Yeol kembali berusaha membujuk Yeon Doo untuk ikut
cheerleading. Dia mencegat Yeon Doo yang baru selesai isi ulang tumblernya dan
membuatnya hanpir saja digigit Yeon Doo. Yeon Doo merasa risih diikuti oleh
Yeol.
Di kelas, Guru Yang mulai mengumumkan murid yang
mendapat poin pinalti terbanyak. Yeol yang masih berusaha membujuk Yeon Doo
untuk masuk tim cheerleading tiba-tiba menemukan ide. Dia menginterupsi Guru
Yang dengan mengatakan bahwa dia juga seharusnya mendapat poin pinalti karena
lupa membawa buku Ekonominya, tapi karena dia ranking 1, jadi pinaltinya
diringankan. Yeol mulai ‘memaksa’ Guru Yang menambahkan poin pinaltinya dengan ‘memperlihatkan
pelanggaran yang dibuatnya saat itu juga ; memakai gelang, tidak berdasi dan
juga memainkan ponsel. Guru Yang dan teman sekelasnya hanya bisa bengong.
Yeol juga menambahkan bahwa dia bolos minggu lalu. Jadi
dia mendapat banyak tambahan poin pinalti. Tapi dia lalu menunjuk Kang Yeon Doo
juga pernah bolos, jadi dia minta Guru Yang untuk menghukumnya bersama Yeon
Doo.
Seisi kelas kembali bengong. Ha Joon bahkan mencoba ‘menyadarkan’
Yeol dari tingkah anehnya. Guru Yang menganggap Yeol berniat menjadi
sukarelawan, jadi dia akhirnya ‘menghukum’ Yeol dan Yeon Doo…
Mengumpulkan sampah bekas kotak susu yang memenuhi
gudang. Yeol dan Yeon Doo bengong. Tidak menyangka kalau hukumannya separah
itu. Yeon Doo menyindir Yeol pintar sekali memilih waktu, mengatakan tingkah
Yeol semurni susu (polos). Yeol mengatakan dia tidak punya pilihan lain untuk
membuat Yeon Doo mau bicara padanya. Yeon Doo tetap bersikeras menolak
membicarakan masalah cheerleading. Yeol bilang dia akan mengubah pikiran Yeon
Doo dalam waktu 2 jam.
Yeon Doo mengatakan kalau Yeol ingin mengajaknya
bergabung, setidaknya Yeol punya alasan jelas. Lalu mereka mulai membereskan
bekas kotak-kotak susu itu.
Yeol tidak sengaja menginjak tangan Yeon Doo yang
sedang ‘bekerja sama’ membereskan kotak susu sehingga membuat Yeon Doo kesal.
Yeol membalas dengan nada tinggi tapi langsung mengubahnya begitu menyadari
pandangan sebal Yeon Doo. Tidak lupa sambil tersenyum.
Yeon Doo akhirnya menyuruh Yeol melakukan sesuatu
dengan kakinya, (semacam dasar gerakan cheerleading) dan membuat Yeol bengong. Tapi
karena Yeon Doo memaksanya, akhirnya Yeol terpaksa menuruti gerakan kaki Yeon
Doo tadi dan menggunakannya untuk meremukkan kotak susu sebelum dikumpulkan
oleh Yeon Doo ke keranjang besar. Yeol tidak melakukannya dengan benar, membuat
Yeon Doo kesal.
“Hei, Bodoh!” teriak Yeon Doo.
“Aku peringkat 1 di sekolah!” sahut Yeol.
“Aku tahu. Kau peringkat 1 bodohnya!” wkwkwkk.
Mereka mengulanginya lagi hingga akhirnya bisa
kompak. Kerja sama yang harmoni. Haha.
Mereka senang karena bisa menyelesaikan pekerjaan
itu. Saking senangnya sampai nyaris saja ber-high five. Tapi detik berikutnya
sama-sama sadar kalau mereka hampir saja skinship.
Yeol menyadari ada yang datang dan memanggil orang
itu masuk. Hyo Sik masuk sambil membawa koper, mengatakan bahwa dia dan Da Mi
diusir dari asrama karena poin pinalti mereka. Yeol menjelaskan bahwa mereka
(Real King) diancam kepala sekolah sehingga mereka tidak punya pilihan lain
selain ikut tim cheerleading. Hyo Sik
bilang pada Yeon Doo untuk tidak menyalahkan dirinya, karena dia bisa lebih
bebas mau makan apa saja setelah keluar asrama. Hyo Sik lalu pergi dari sana.
Sepeninggal Hyo Sik, Yeon Doo mengeluarkan air mata
yang sedari tadi ditahannya. Yeol menatapnya simpati.
Yeon Doo, “Aku memang sedih saat melihat temanku
menderita. Tapi aku lebih baik mati daripada menjadi boneka Soo Ah. Aku harus
bagaimana? Hanya inilah harga diriku yang tersisa. Apa lagi yang kau inginkan
dariku?”
Yeon Doo menangis cukup lama, sementara Yeol hanya
menungguinya tanpa sedetik pun beranjak dari tempatnya. Begitu jam menunjukkan
hampir pukul 12 malam, Ha Joon menelepon dan mengatakan bahwa pintu akan segera
ditutup. Yeol bertanya apakah Yeon Doo bisa menangis sambil berlari, karena
mereka bisa bermalam di luar jika tidak cepat (apa banget lah si Yeol ini).
Akhirnya mereka berlari tapi tetap saja seluruh
pintu sudah dikunci. Yeol memandu ke halaman di bawah jendela kamar asramanya. Dia
lalu bersuit, memberi isyarat Ha Joon untuk mengeluarkan tali tambang dan
menggunakannnya untuk naik (kayaknya dia dan Ha Joon sudah sering menyelinap
keluar malam begini).
Yeol menawarkan Yeon Doo untuk ikut naik tali
tambang itu, tapi Yeon Doo menolaknya. Yeon doo berusaha menelepon teman
sekamarnya (antara menelepon Soo Ah, Na Yeon atau Mi Young, karena mereka
tinggal satu kamar berempat orang), tapi tidak diangkat. Yeol turun lagi lalu
menawarkan tiga opsi pilihan bagi Yeon Doo.
“Satu, kau akan dikeluarkan jika ketahuan. Dua,
menginap di luar. Tiga, lelah tapi juga bersyukur karena ikut denganku dan
sebagai gantinya, kau akan bergabung dengan tim cheerleading.”
Yeon Doo akhirnya tidak punya pilihan lain selain
ikut naik memanjat dinding itu bersama Yeol.
Di depan asrama murid laki-kaki, petugas jaga malam
melakukan pemeriksaan rutin memeriksa apakah ada murid yang tidak ada di
kamarnya (kenapa mereka harus meriksa tengah malam? Murid-murid itu kan udah
capek belajar selama 15 jam. Whew~). Dong Jae yang sedang berdiri sendirian di
depan pintu kamarnya (dia sekamar dengan Hyosik, Ha Joon dan Yeol) kaget
melihat Yeon Doo sedang berusaha naik ke kamar itu lewat jendela, dibantu oleh
Ha Joon. Dia berusaha memperlambat petugas masuk ke kamarnya.
Petugas itu masuk ke kamar dan tidak menghiraukan
omongan Dong Jae. Di kamar, Ha Joon berdiri gugup dan menjelaskan kalau Yeol
sedang sakit. Petugas ingin mengecek Yeol yang menutup badannya dengan selimut.
Begitu selimut itu akan ditarik, tiba-tiba Yeol merengek bahwa dia kedinginan. Padahal
itu karena di bawah selimut itu, ada Yeon Doo yang juga sedang sembunyi. Mereka
cemas, takut ketahuan. Tapi akhirnya petugas percaya dan menyuruh Ha Joon untuk
merawat Yeol sebelum keluar dari kamar mereka.
Begitu petugas itu pergi, Yeol meminta maaf pada
Yeon Doo karena sudah melibatkan Yeon Doo seperti ini. Mereka sama-sama merasa
canggung ada dalam jarak sedekat itu. Yeol baru akan mengatakan sesuatu yang
lain saat tiba-tiba Ha Joon membuka selimut itu dan menyuruh Yeon Doo kembali
ke kamarnya. Yeol melihat kepergian Yeon Doo dengan tatapan sedih.
Yeon Doo bisa kembali ke kamarnya tanpa menimbulkan
kecurigaan. Lalu dia mendapat SMS dari Yeol (tulisan di layar ponselnya ‘Si
Tengik Yeol’) yang menyuruhnya untuk datang ke ruang mesin cuci kalau ingin
berterima kasih. Yeon Doo menemuinya.
Yeol mengatakan karena dia sudah gagal membujuk Yeon
Doo, kali ini dia akan mencoba berbohong. Mengatakan kebohongan yang terdengar
seperti kebenaran.
Yeol, “Bagiku, dia seperti teman dan keluargaku.
Untuk melindunginya, aku akan bergabung dengan cheerleading. Harga diri? Sepertinya
itulah yang penting bagimu. Tapi bagiku, temanlah yang jauh lebih penting.”
Yeol minta maaf karena bicara seperti itu. Keputusan
akhir tetap ada di tangan Yeon Doo. Membuat Yeon Doo tidak bisa tidur
memikirkan kalimat Yeol, ‘Teman jauh lebih penting’, sambil menatap foto Real
King. Tapi ternyata Yeol juga tidak bisa tidur, memikirkan Ha Joon dan juga
merasa tidak enak dengan Yeon Doo.
Yeon Doo mengumpulkan anggota Real King malam-malam.
Kali ini Joon Soo juga ikut. Temannya menggoda Joon Soo yang masih peduli pada
Real King, membuat Joon Soo salah tingkah. Hyosik bertanya apa Yeon Doo sudah
memutuskan untuk masuk cheerleading. Yeon Doo menjawab dia tidak peduli dengan
cheerleading, selama dia bisa bersama nggota Real King, dia akan melakukannya.
Mereka keluar dari ruang kepala sekolah dengan
tampang serius, tapi dektik berikutnya langsung kembali heboh sebagaimana
normalnya Real King. Guru Im mengejar mereka karena sudah kembali membuat gaduh
di koridor sekolah.
Yeon Doo berteriak memberi semangat pada Real King
dan dirinya kea rah langit di balkon sekolah. Yeol menghampirinya dan
berkomentar seharusnya Yeon Doo pergi ke gunung jika ingin berteriak seperti
itu (Eii, Yeol ini, usil banget sama Yeon Doo). Yeol lalu berterima kasih
karena Yeon Doo sudah mau bergabung dengan cheerleading. Yeon Doo bilang dia
hanya ingin mengembalikan dan melindungi Real King. Yeol tersenyum mendengar
jawabannya.
Lalu tiba-tiba suara petir menggelegar. Bersamaan
dengan itu, skuad ibu-ibu pejabat yang juga beberapa di antaranya wali murid
Baekho datang ke sekolah dengan dandanan tebal dan sepatu hak tinggi mereka. Mereka
datang untuk protes kepada kepala sekolah karena sudah memanfaatkan anak-anak
mereka demi kelancaran tes Soo Ah. Mereka mengancam akan menuntut kepala
sekolah.
Seseorang mengambil gambar keributan itu (aku yakin
ini kerjaan Guru Yang. Dan mungkin dia juga yang tempo hari diam-diam membantu
Yeon Doo soal spanduk protes dan mengirmkannya ke Dinas Pendidikan. Wali kelas
JJANG!!). dia juga melaporkannya ke Dinas Pendidikan soal sekolah yang mencoba
memanipulasi nilai supaya muridnya lulus universitas bergengsi.
Di sebuah restoran mahal, ayah Yeol dan ibu Yeon Doo
terlihat sedang makan bersama. Ayah Yeol mempersiapkan cincin untuk melamar ibu
Yeon Doo. Namun diurungkannya karena melihat skuad ibu-ibu pejabat + ibu Soo Ah
juga sedang mengadakan pertemuan di sana. Dia mengajak ibu Yeon Doo pergi dari
sana diam-diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar