Jumat, 16 Oktober 2015

[Sinopsis] Sassy, Go Go! (발칙하게 고 고!) Episode 3 part 1

Episode 2







Episode sebelumnya di sini.
Yeon Doo menggunakan cara Yeol untuk menolak ajakan Yeol bergabung di tim cheerleading. Begitu selesai mengatakan tiga alasannya, Yeon Doo melangkah pergi dari sana. Tapi tangannya kemudian dicekal agak kuat oleh Yeol sehingga mereka kembali berhadapan. Yeol (dengan suara keras) terlihat frustasi memaksa Yeon Doo untuk bergabung.


Yeon Doo mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Yeol. Setelah menahan agak lama, Yeol akhirnya melepaskan tangan Yeon Doo. Yeon Doo segera pergi dari sana, Dong Jae yang sedari tadi hanya menyaksikan, kali ini ikut menyusul Yeon Doo (aku heran kenapa dia gak bereaksi waktu Yeon Doo dibentak dan dicengkram tangannya begitu sama Yeol? Maksudku, dia kan sobatnya Yeon Doo, gimana perasaannya kalau ngeliat sobatnya diperlakukan begitu di depan dia? Seharusnya dia ikut marah kan?).




Yeol dan Ha Joon bertemu dengan kepala sekolah yang ditemani oleh Guru Yang, wali kelas mereka di koridor sekolah. Kepala sekolah bertanya apakah Ha Joon baik-baik saja. Ha Joon agak bingung mendapat pertanyaan tiba-tiba seperti itu, dan menjawab bahwa dia baik-baik saja.


Kepala sekolah melirik Yeol sambil mengatakan kepada Ha Joon bahwa itu karena Ha Joon memiliki sahabat yang bisa diandalkan. Flashback kepala sekolah bicara pada Yeol soal kesepakatan mereka tentang klub cheerleading. Yeol harus mengajak seluruh anggota klub Baekho dan Real King untuk ikut cheerleading kalau tidak ingin berita soal Ha Joon yang menyakiti dirinya sendiri sampai ke ayah Ha Joon.

Yeol menjawab sambil tersenyum sinis bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kepala sekolah. Setelah menepuk bahu Yeol, kepala sekolah dan Guru Yang melanjutkan perjalanan mereka.
Ha Joon bertanya perjanjian apa yang dibuat oleh Yeol dan kepala sekolah. Yeol hanya menjawab mereka hanya kurang beruntung bertemu dengan kepala sekolah di sana.


Yeol mendapati Yeon Doo berjalan ke arahnya bersama Hyosik dan Da Mi. Yeol meminta Ha Joon menunggu sebentar karena ada yang ingin dibicarakannya dengan Yeon Doo. Tapi Yeol kalah cepat dengan Soo Ah yang menghadang jalan Yeon Doo, diikuti oleh dua orang anggota Real King yang lain (dua orang yang sebelumnya dilihat Yeon Doo berbicara dengan Soo Ah tentang klub cheerleading).

Soo Ah bertanya kenapa Hyo Sik dan Da Mi tidak ikut bergabung dengannya? Lalu Soo Ah menyinggung mungkin mereka merasa tidak enak pada Yeon Doo. Tapi Hyosik (si teman yang setia) dengan tegas mengatakan rasanya dia ingin muntah tiap mendengar suara Soo Ah. Lalu dia melewati Soo Ah begitu saja. Hah. Skakmat.
Sementara Yeol menikmati percakapan itu dari kejauhan. Dia tersenyum waktu Yeon Doo berpapasan dengannya.






Yeol menemui Soo Ah yang sedang belajar sendirian. Dua teman Baekho-nya duduk terpisah dengannya (lihat kan, Soo Ah sebenarnya gak benar-benar berteman dengan kedua orang itu. Mereka kebetulan suka bersama hanya gara-gara satu klub. Gak kayak Real King yang sering hang-out bareng).
Yeol bertanya  apakah Soo Ah sudah menemukan cara mengajak Real King bergabung. Tapi Soo Ah menjawab itu keinginan mereka sendiri untuk ikut bergabung, anggota Real King yang diajaknya terancam keluar dari asrama karena mendapat poin pinalti, karena itu mereka merasa masuk tim cheerleading adalah satu-satunya jalan. Yeol merasa ada sesuatu yang aneh.



Yeol kembali berusaha membujuk Yeon Doo untuk ikut cheerleading. Dia mencegat Yeon Doo yang baru selesai isi ulang tumblernya dan membuatnya hanpir saja digigit Yeon Doo. Yeon Doo merasa risih diikuti oleh Yeol.


Di kelas, Guru Yang mulai mengumumkan murid yang mendapat poin pinalti terbanyak. Yeol yang masih berusaha membujuk Yeon Doo untuk masuk tim cheerleading tiba-tiba menemukan ide. Dia menginterupsi Guru Yang dengan mengatakan bahwa dia juga seharusnya mendapat poin pinalti karena lupa membawa buku Ekonominya, tapi karena dia ranking 1, jadi pinaltinya diringankan. Yeol mulai ‘memaksa’ Guru Yang menambahkan poin pinaltinya dengan ‘memperlihatkan pelanggaran yang dibuatnya saat itu juga ; memakai gelang, tidak berdasi dan juga memainkan ponsel. Guru Yang dan teman sekelasnya hanya bisa bengong.
 

Yeol juga menambahkan bahwa dia bolos minggu lalu. Jadi dia mendapat banyak tambahan poin pinalti. Tapi dia lalu menunjuk Kang Yeon Doo juga pernah bolos, jadi dia minta Guru Yang untuk menghukumnya bersama Yeon Doo.

Seisi kelas kembali bengong. Ha Joon bahkan mencoba ‘menyadarkan’ Yeol dari tingkah anehnya. Guru Yang menganggap Yeol berniat menjadi sukarelawan, jadi dia akhirnya ‘menghukum’ Yeol dan Yeon Doo…

Mengumpulkan sampah bekas kotak susu yang memenuhi gudang. Yeol dan Yeon Doo bengong. Tidak menyangka kalau hukumannya separah itu. Yeon Doo menyindir Yeol pintar sekali memilih waktu, mengatakan tingkah Yeol semurni susu (polos). Yeol mengatakan dia tidak punya pilihan lain untuk membuat Yeon Doo mau bicara padanya. Yeon Doo tetap bersikeras menolak membicarakan masalah cheerleading. Yeol bilang dia akan mengubah pikiran Yeon Doo dalam waktu 2 jam.

Yeon Doo mengatakan kalau Yeol ingin mengajaknya bergabung, setidaknya Yeol punya alasan jelas. Lalu mereka mulai membereskan bekas kotak-kotak susu itu.

Yeol tidak sengaja menginjak tangan Yeon Doo yang sedang ‘bekerja sama’ membereskan kotak susu sehingga membuat Yeon Doo kesal. Yeol membalas dengan nada tinggi tapi langsung mengubahnya begitu menyadari pandangan sebal Yeon Doo. Tidak lupa sambil tersenyum.


Yeon Doo akhirnya menyuruh Yeol melakukan sesuatu dengan kakinya, (semacam dasar gerakan cheerleading) dan membuat Yeol bengong. Tapi karena Yeon Doo memaksanya, akhirnya Yeol terpaksa menuruti gerakan kaki Yeon Doo tadi dan menggunakannya untuk meremukkan kotak susu sebelum dikumpulkan oleh Yeon Doo ke keranjang besar. Yeol tidak melakukannya dengan benar, membuat Yeon Doo kesal.

“Hei, Bodoh!” teriak Yeon Doo.
“Aku peringkat 1 di sekolah!” sahut Yeol.
“Aku tahu. Kau peringkat 1 bodohnya!” wkwkwkk.
Mereka mengulanginya lagi hingga akhirnya bisa kompak. Kerja sama yang harmoni. Haha.
Mereka senang karena bisa menyelesaikan pekerjaan itu. Saking senangnya sampai nyaris saja ber-high five. Tapi detik berikutnya sama-sama sadar kalau mereka hampir saja skinship.



Yeol menyadari ada yang datang dan memanggil orang itu masuk. Hyo Sik masuk sambil membawa koper, mengatakan bahwa dia dan Da Mi diusir dari asrama karena poin pinalti mereka. Yeol menjelaskan bahwa mereka (Real King) diancam kepala sekolah sehingga mereka tidak punya pilihan lain selain ikut tim cheerleading.  Hyo Sik bilang pada Yeon Doo untuk tidak menyalahkan dirinya, karena dia bisa lebih bebas mau makan apa saja setelah keluar asrama. Hyo Sik lalu pergi dari sana.

Sepeninggal Hyo Sik, Yeon Doo mengeluarkan air mata yang sedari tadi ditahannya. Yeol menatapnya simpati.

Yeon Doo, “Aku memang sedih saat melihat temanku menderita. Tapi aku lebih baik mati daripada menjadi boneka Soo Ah. Aku harus bagaimana? Hanya inilah harga diriku yang tersisa. Apa lagi yang kau inginkan dariku?”

Yeon Doo menangis cukup lama, sementara Yeol hanya menungguinya tanpa sedetik pun beranjak dari tempatnya. Begitu jam menunjukkan hampir pukul 12 malam, Ha Joon menelepon dan mengatakan bahwa pintu akan segera ditutup. Yeol bertanya apakah Yeon Doo bisa menangis sambil berlari, karena mereka bisa bermalam di luar jika tidak cepat (apa banget lah si Yeol ini).

Akhirnya mereka berlari tapi tetap saja seluruh pintu sudah dikunci. Yeol memandu ke halaman di bawah jendela kamar asramanya. Dia lalu bersuit, memberi isyarat Ha Joon untuk mengeluarkan tali tambang dan menggunakannnya untuk naik (kayaknya dia dan Ha Joon sudah sering menyelinap keluar malam begini).


Yeol menawarkan Yeon Doo untuk ikut naik tali tambang itu, tapi Yeon Doo menolaknya. Yeon doo berusaha menelepon teman sekamarnya (antara menelepon Soo Ah, Na Yeon atau Mi Young, karena mereka tinggal satu kamar berempat orang), tapi tidak diangkat. Yeol turun lagi lalu menawarkan tiga opsi pilihan bagi Yeon Doo.

“Satu, kau akan dikeluarkan jika ketahuan. Dua, menginap di luar. Tiga, lelah tapi juga bersyukur karena ikut denganku dan sebagai gantinya, kau akan bergabung dengan tim cheerleading.”
Yeon Doo akhirnya tidak punya pilihan lain selain ikut naik memanjat dinding itu bersama Yeol.


Di depan asrama murid laki-kaki, petugas jaga malam melakukan pemeriksaan rutin memeriksa apakah ada murid yang tidak ada di kamarnya (kenapa mereka harus meriksa tengah malam? Murid-murid itu kan udah capek belajar selama 15 jam. Whew~). Dong Jae yang sedang berdiri sendirian di depan pintu kamarnya (dia sekamar dengan Hyosik, Ha Joon dan Yeol) kaget melihat Yeon Doo sedang berusaha naik ke kamar itu lewat jendela, dibantu oleh Ha Joon. Dia berusaha memperlambat petugas masuk ke kamarnya.



Petugas itu masuk ke kamar dan tidak menghiraukan omongan Dong Jae. Di kamar, Ha Joon berdiri gugup dan menjelaskan kalau Yeol sedang sakit. Petugas ingin mengecek Yeol yang menutup badannya dengan selimut. Begitu selimut itu akan ditarik, tiba-tiba Yeol merengek bahwa dia kedinginan. Padahal itu karena di bawah selimut itu, ada Yeon Doo yang juga sedang sembunyi. Mereka cemas, takut ketahuan. Tapi akhirnya petugas percaya dan menyuruh Ha Joon untuk merawat Yeol sebelum keluar dari kamar mereka.

Begitu petugas itu pergi, Yeol meminta maaf pada Yeon Doo karena sudah melibatkan Yeon Doo seperti ini. Mereka sama-sama merasa canggung ada dalam jarak sedekat itu. Yeol baru akan mengatakan sesuatu yang lain saat tiba-tiba Ha Joon membuka selimut itu dan menyuruh Yeon Doo kembali ke kamarnya. Yeol melihat kepergian Yeon Doo dengan tatapan sedih.


Yeon Doo bisa kembali ke kamarnya tanpa menimbulkan kecurigaan. Lalu dia mendapat SMS dari Yeol (tulisan di layar ponselnya ‘Si Tengik Yeol’) yang menyuruhnya untuk datang ke ruang mesin cuci kalau ingin berterima kasih. Yeon Doo menemuinya.


Yeol mengatakan karena dia sudah gagal membujuk Yeon Doo, kali ini dia akan mencoba berbohong. Mengatakan kebohongan yang terdengar seperti kebenaran.
Yeol, “Bagiku, dia seperti teman dan keluargaku. Untuk melindunginya, aku akan bergabung dengan cheerleading. Harga diri? Sepertinya itulah yang penting bagimu. Tapi bagiku, temanlah yang jauh lebih penting.”
Yeol minta maaf karena bicara seperti itu. Keputusan akhir tetap ada di tangan Yeon Doo. Membuat Yeon Doo tidak bisa tidur memikirkan kalimat Yeol, ‘Teman jauh lebih penting’, sambil menatap foto Real King. Tapi ternyata Yeol juga tidak bisa tidur, memikirkan Ha Joon dan juga merasa tidak enak dengan Yeon Doo.


Yeon Doo mengumpulkan anggota Real King malam-malam. Kali ini Joon Soo juga ikut. Temannya menggoda Joon Soo yang masih peduli pada Real King, membuat Joon Soo salah tingkah. Hyosik bertanya apa Yeon Doo sudah memutuskan untuk masuk cheerleading. Yeon Doo menjawab dia tidak peduli dengan cheerleading, selama dia bisa bersama nggota Real King, dia akan melakukannya.


Paginya, mereka menemui kepala sekolah dengan mengatakan bersedia bergabung dengan cheerleading dengan syarat kepa;a sekolah tidak boleh ingkar janji soal mengembalikan Real King. Yeon Doo bahkan sudah merekan percakapan mereka sebagai bukti.
Mereka keluar dari ruang kepala sekolah dengan tampang serius, tapi dektik berikutnya langsung kembali heboh sebagaimana normalnya Real King. Guru Im mengejar mereka karena sudah kembali membuat gaduh di koridor sekolah.



Yeon Doo berteriak memberi semangat pada Real King dan dirinya kea rah langit di balkon sekolah. Yeol menghampirinya dan berkomentar seharusnya Yeon Doo pergi ke gunung jika ingin berteriak seperti itu (Eii, Yeol ini, usil banget sama Yeon Doo). Yeol lalu berterima kasih karena Yeon Doo sudah mau bergabung dengan cheerleading. Yeon Doo bilang dia hanya ingin mengembalikan dan melindungi Real King. Yeol tersenyum mendengar jawabannya.


Lalu tiba-tiba suara petir menggelegar. Bersamaan dengan itu, skuad ibu-ibu pejabat yang juga beberapa di antaranya wali murid Baekho datang ke sekolah dengan dandanan tebal dan sepatu hak tinggi mereka. Mereka datang untuk protes kepada kepala sekolah karena sudah memanfaatkan anak-anak mereka demi kelancaran tes Soo Ah. Mereka mengancam akan menuntut kepala sekolah.

Seseorang mengambil gambar keributan itu (aku yakin ini kerjaan Guru Yang. Dan mungkin dia juga yang tempo hari diam-diam membantu Yeon Doo soal spanduk protes dan mengirmkannya ke Dinas Pendidikan. Wali kelas JJANG!!). dia juga melaporkannya ke Dinas Pendidikan soal sekolah yang mencoba memanipulasi nilai supaya muridnya lulus universitas bergengsi.


Di sebuah restoran mahal, ayah Yeol dan ibu Yeon Doo terlihat sedang makan bersama. Ayah Yeol mempersiapkan cincin untuk melamar ibu Yeon Doo. Namun diurungkannya karena melihat skuad ibu-ibu pejabat + ibu Soo Ah juga sedang mengadakan pertemuan di sana. Dia mengajak ibu Yeon Doo pergi dari sana diam-diam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar