Kamis, 26 Maret 2015

[FLASHFICTION] Hujan

Hujan.

Abah bilang dulu mamak sangat menyukai aroma hujan.

Walaupun sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana aroma hujan itu. Tapi abah malah tidak terlalu suka hujan.

Hujan. Di waktu sore.

Aku berlari-lari kecil. Menutupi kepalaku seadanya dengan tas Polo yang ada selubung anti airnya. Aku tidak terlalu mengharapkan hujan, apalagi yang deras seperti ini.

Hujan. Di waktu sore. Di depan pintu rumah.

Aku mengetuk daun pintu, mengucapkan salam dan menunggu seseorang membukakannya. Satu menit... dua menit. Lima menit berlalu tanpa ada yang membukakan pintu.

Assalamualaikum, Bah... Abah... Alif pulang," kataku mengulang salam. Aku mulai cemas, mengkhawatirkan sesuatu yang mungkin saja menimpa abah yang sedang sendirian di rumah.

Tiba-tiba sebuah SMS masuk ke ponselku. Cepat-cepat kubuka lalu kubaca barisan teks sepanjang dua kalimat itu.


-Tunggulah di luar sampai hujan reda, Nak. Abah takut petir.-

2 komentar: