Kamis, 26 Maret 2015

[FANFICTION] Lucid Dream










Title : Lucid Dream
Author : Park Su Jan (박수잔)
Genre : Fantasy
Cast(s) : B.A.P (Youngjae, Daehyun, Zelo), OC
Chapter 1


*Prolog*

Lagi-lagi, aku berada di tempat antah-berantah. Tempat yang gelap dan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Udaranya dingin dan lembab. Sungguh, aku tidak ingin berlama-lama ada di sini. Tapi aku juga tidak tau jalan keluar dari tempat ini. Aku yakin ini mimpi. Tapi kenapa tanah yang kuinjak benar-benar terasa lembab? Udaranya juga, aura yang dingin mencekam terasa menembus hingga ke tulangku.

Suara langkah kaki mendekat. Seperti suara seseorang yang mengenakan sepatu bot. Samar-samar, aku melihat sesosok manusia semakin menghampiriku. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia membawa rantai di tangannya. Seakan bersiap untuk mengikatku. Aku ketakutan, tapi kedua kakiku seolah-olah semakin terhisap ke dalam tanah yang kuinjak.

"Kenapa diam saja? Cepat lari!" sebuah suara mengagetkanku. Aku juga ingin berlari, tapi tidak bisa.

"Kalau tidak bisa, sebaiknya kau bangun sekarang!" seru suara itu lagi.

Aku -yang masih ketakutan karena sosok bersepatu bot itu semakin mendekat, mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Aku tidak bisa menemukan si pemilik suara.

"Ini berbahaya! Sudah kubilang cepat bangun. Atau aku yang akan membangunkanmu!"

Sepasang tangan memegang lenganku, menarikku keluar dari tanah yang menghisapku. Tangan itu dingin tapi aku merasa sangat nyaman. Aku berhasil keluar. Tapi, sekali lagi, aku tidak tahu siapa yang sudah menolongku. Keadaan di sini sangat gelap dan sunyi.

"Dasar bodoh." gumam orang itu. Lalu tiba-tiba seberkas cahaya seakan membutakan mataku.

Dan kemudian, aku terbangun.



*Choi Jun Hee's POV*

"Liburan kemarin membosankan sekali. Aku tidak memiliki rencana apa-apa dan juga dilarang untuk kerja paruh waktu. Kalau kau bagaimana?" Kim So Hyun, temanku sejak SMP mulai mengeluh tentang liburannya di hari pertama semester baru.

"Sama saja." jawabku, mataku berkutat pada gambar-gambar astronomi dari buku yang baru saja kubeli kemarin.

"Kupikir Jung Daehyun mengajakmu kencan."

Aku menoleh kepada Sohyun.

"Siapa?"

"Daehyun. Jung Daehyun~" ulangnya, sambil mengedikkan dagu ke arah seorang cowok berambut cokelat yang sedang tertidur dengan telinga tertutup headphone. Cowok yang barusan ditunjuk Sohyun itu adalah salah satu cowok paling populer di sini. Dia bersuara merdu dan juga sangat mahir memainkan piano. Tipe yang banyak disukai siswi di sekolahku.

"Kenapa tiba-tiba Jung Daehyun?" tanyaku heran.

"Kau tidak sadar? Dia kan sudah lama tertarik padamu."

"Maldo andwae (tidak mungkin)! Memangnya aku ini siapa bisa membuat Daehyun yang populer itu tertarik padaku."

Sohyun melirikku sebal.

"Kau bukan siapa-siapa makanya dia tertarik padamu." komentar Sohyun sarkastik.

Aku hanya nyengir masam. Sohyun memang dikenal suka berkomentar apa adanya dan cenderung sarkastik. Bagi yang belum kenal dekat mungkin akan menganggap dia orang yang sombong dan kejam. Tapi sebenarnya dia orang yang baik. Itulah kenapa kami bisa berteman cukup lama.

"Kau..." Sohyun menggantung kalimatnya. Aku menoleh padanya.

"Ada apa?"

"Kau tidak tertarik pada Daehyun? Kalau kau mau, aku bisa menjadi match maker--"

"Aku tertarik pada orang lain."  aku memotong kalimat Sohyun.

"Siapa-- ah, si kutu buku itu? Yoo Youngjae? Seleramu aneh."

"Entahlah. Aku awalnya merasa penasaran dengan Youngjae. Kau tahu, seperti ada sesuatu yang menarikku untuk berusaha lebih mengenalnya. Setiap bertemu pandang, rasanya aku seperti tertangkap basah melakukan pelanggaran sekolah. Dan jantungku..."

"Aku tahu. Aku tahu. Itu tandanya kau sedang jatuh cinta. Makanya kau tidak berniat melirik yang lain." Sohyun mengangguk-angguk paham.

Jatuh cinta? Benarkah?

***

Duh, leherku terasa keram karena terlalu lama mendongak ke atas. Buku tentang rasi bintang yang kucari ada di rak yang terletak lebih tinggi dari jangkauan tanganku. Tidak ada seorang pun yang bisa kumintai tolong. Kecuali Youngjae.

Tapi aku terlalu takut untuk sekedar menyapanya.

Youngjae menyadari keberadaanku. Dia terlihat menghela napas lalu bangkit dari duduknya. Kupikir dia marah karena aku tadi menatapnya. Tapi tak disangka dia malah menghampiriku dan langsung mengambilkan buku yang kumaksud sebelum aku sempat berkata apa-apa.

"Nih." dia menyodorkan buku itu padaku.

"Te-terima kasih." aku menerima buku itu dari tangannya. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku membutuhkan buku ini.

"Tidak usah segan minta tolong padaku. Aku kan makhluk yang kasat mata juga."

Entah dia bermaksud bercanda atau tidak, begitu mendengar komentarnya, aku merasa seperti melihat Sohyun versi cowok.

"Bercanda." katanya dengan nada yang masih sama datarnya.

"Oh? Ya..." aku mengangguk-angguk kaku. Kupikir setelah mengambilkan buku itu untukku, Youngjae akan segera pergi. Tapi dia masih berdiri di sampingku sambil mengamati buku-buku di rak.

"Kau juga suka astronomi?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Sedikit." kataku sambil mengisyaratkannya dengan jari jempol dan telunjuk tangan kiriku.

"Aku punya banyak buku tentang astronomi. Jumlahnya kurang lebih 500 buah."

Li-lima ratus buah koleksi buku astronomi? Apa dia punya toko buku?

"Kau boleh meminjamnya, kalau kau mau pinjam sih."

"Aku boleh meminjamnya?" tanyaku antusias. "Benarkah?"

"Yeah..."

"Tapi ... gratis kan?"

Youngjae menoleh sambil sedikit menganga.

"Kalau kau bayar itu namanya menyewa kan?"

Benar juga.

Youngjae melirikku seperti mau mengatakan sesuatu.

"Jun Hee, apakah aku bisa menjadi temanmu?" ujarnya membuatku terperangah kaget.

Jun Hee apakah aku bisa menjadi temanmu?

Jun Hee apakah aku bisa menjadi temanmu?

Ucapan Youngjae barusan terasa seperti mimpi bagiku. Siapa yang sangka, seorang yang pendiam seperti Youngjae, yang -walaupun sekelas tapi jarang berinteraksi dengan teman-temannya- saking jarangnya bicara sampai dikira tuna wicara ini, dan juga orang yang diam-diam membuatku tertarik untuk lebih mengenalnya ini tiba-tiba bertanya apakah dia bisa berteman denganku.

Ingatkan aku untuk tetap terjaga di saat seperti ini.

*To be Continued* 140806

Tidak ada komentar:

Posting Komentar