Jumat, 22 Januari 2016

[Sinopsis] Murim School (무림 학교) Episode 3








Yup Jung mengusulkan untuk mengadakan duel antara Shi Woo dan Chi Ang. Yang lain awalnya tidak setuju, karena siapa yang terlibat perkelahian, maka mereka akan dikeluarkan dari Murim. Tapi Yup Jung menenangkan mereka bahwa sebuah duel atau pertandingan tidak bisa dikategorikan perkelahian. Shi Woo dan Chi Ang pun setuju, apalagi ini menyangkut harga diri mereka. Mereka mulai mengambil ancang-ancang dan memulai duel itu dengan gaya mereka masing-masing. Semua yang menyaksikan merasa kagum. Duel itu berlangsung seru dan indah.





Dan ternyata itu semua hanya khayalan!!! Kenyataannya, Shi Woo dan Chi Ang saling menyerang tanpa teknik dasar seni bela diri dan lebih terlihat seperti perkelahian anak kecil. Chi Ang menggigit lengan Shi Woo, dan Shi Woo menendang-nendang kaki Chi Ang.
Guru Kim datang melerai perkelahian memalukan itu. Ketua Hwang dan guru-guru yang lain juga ada di sana dengan ekspresi marah. Ketua Hwang lalu memanggil keduanya ke kantor.

“Bertarung tanpa kepandaian dan kehormatan. Tidak ada bedanya dengan perkelahian. Sekolah Murim kami adalah tempat untuk menciptakan manusia sebenarnya. Kalian akan mendapatkan pengalaman lebih baik dari sekedar nilai. Kami mengajari murid kami untuk berjuang dan bertarung melawan apa yang salah di dunia ini, bukannya berusaha menyesuaikan diri dengannya.”

Chi Ang menyela dengan mengatakan yang sudah mereka pelajari selama ini hanyalah bersih-bersih, mencuci dan memasak, padahal Murim bukan sekolah memasak. Ketua Hwang menjelaskan Murim bukan tempat untuk mengajar bocah kurang ajar sepertinya untuk berkelahi. Ketua Hwang berkata jika mereka berdua tidak punya niat untuk belajar, mereka boleh pergi dari sana. Karena dia tidak ingin Shi Woo dan Chi Ang menyebabkan kekacauan dan mengganggu murid lainnya.



Shi Woo lalu bertanya di mana mereka akan ditempatkan. Shi Woo tidak setuju jika dia ditempatkan di kelas pemula, karena dia punya dasar bela diri yang dia pelajari di sekolah action. Chi Ang juga tidak setuju karena dia menguasai dasar hapkido dan juga judo. Ketua Hwang mematahkan argument mereka dengan mengatakan bahwa mereka berdua memang tidak pantas di kelas pemula, karena mereka ada di urutan terbawah rantai makanan. LOL.
Shi Woo dan Chi Ang syok. Mereka berdua dihukum untuk membersihkan kamar mandi. Dan bukan hanya kamar mandi mereka, tapi juga seluruh kamar mandi di asrama.





Sun Ah bergabung dengan Sun Deok bersantai di sebuah sofa. Sun Deok heran kenapa Shi Woo memutuskan untuk masuk Murim. Dia berpendapat kalau Shi Woo serakah karena walaupun sudah punya segalanya, tapi tetap saja ingin mencoba sesuatu yang berbeda.
Sun Ah membela ‘Shi Woo-oppa’-nya. Dia menduga pasti ada sebuah rahasia ataupun alasan pribadi yang membuat ‘Shi Woo-oppa’-nya datang ke Murim. Sun Deok heran kenapa Sun Ah marah-marah (dia belum tahu kalau Sun Ah adalah fan berat Shi Woo).



Ahjumma dan ayah Sun Deok belanja kebutuhan kosmetik untuk Sun Deok. Ahjumma menggerutu karena ayah Sun Deok tidak mau membelikannya barang-barang itu dan malah memberikannya pada Sun Deok, padahal ahjumma yang selama ini merawat ayah. Ayah menyuruh ahjumma kembali ke toko tadi untuk membawa sampel, waksseu! Ahjumma tersinggung dan berkata dia bukan gembel. Dia mengira mereka sedang kencan, makanya dia senang. Ayah merasa malu karena ahjumma terus merajuk. Dia berjanji akan membelikan ahjumma peralatan make-up itu lain kali, karena Sun Deok tidak punya peralatan seperti itu sama sekali. Ayah kasihan karena Sun Deok-nya yang cantik tidak pernah berdandan. Ahjumma menangis karena kesal ayah Sun Deok tidak pernah memperhatikannya. Aigoo~



Shi Woo dan Chi Ang masih bersih-bersih di kamar mandi. Chi Ang mengira Shi Woo sombong karena tidak pernah menyahut ketika Chi Ang memanggilnya. Jadi Chi Ang menarik bahu Shi Woo. Shi Woo agak kaget dan kesal karena Chi Ang menarik bahunya seperti itu. Chi Ang menjelaskan sepertinya ada yang salah dengan telinga Shi Woo, karena tidak mendengar namanya yang beberapa kali dipanggil Chi Ang. Shi Woo tidak bisa mendengar kalimat Chi Ang karena telinganya kembali berdenging menyakitkan (fuah… kupikir tadinya ada yang salah dengan PC-ku karena suaranya Chi Ang ilang, gak taunya emang Shi Woo yang gak bisa dengar suaranya Chi Ang. Poor my Shi Woo~).
Chi Ang bertanya keadaannya, Shi Woo berbohong dan mengatakan dia baik-baik saja. Tapi Chi Ang mengerti bahwa memang ada yang aneh dengan pendengaran Shi Woo.



Shi Woo yang kesal karena terus ditanyai oleh Chi Ang lalu pergi keluar dari kamar mandi. Dia bertemu dengan Sun Deok yang khawatir dengan keadaannya. Shi Woo masih bawaan bad mood, bertanya apakah  Sun Deok khawatir karena Shi Woo tidak bisa bernyanyi di panggung lagi, atau karena Shi Woo yang berada di peringkat terakhir murid Murim. Sun Deok berkata dia khawatir Shi Woo cedera, dia memegang tangan Shi Woo untuk memeriksa apakah lengan Shi Woo mengalami luka bakar karena kejadian di dapur itu. Shi Woo menepis tangannya. Sun Deok berkata dia akan pergi ke Seoul, untuk melakukan interview, menjelaskan kejadian sebenarnya ketika Shi Woo dituduh meninggalkan Da Rim (episode 1). Sun Deok merasa kejadian waktu itu bukan sepenuhnya salah Shi Woo, jadi dia akan membantu Shi Woo membersihkan namanya. Shi Woo merasa tersentuh mendengar kalimat Sun Deok.





Ibu Chi Ang masih khawatir dengan keadaan anaknya di Murim. Dia bertanya pada anak buah CEO Wang tentang tujuan CEO Wang memaksa Chi Ang masuk ke sana. Dia menyebut ayah Chi Ang dengan sebutan ‘suami’ tapi langsung diubah menjadi ‘Ketua’ ketika mendapat tatapan tajam dari anak buah itu (kayaknya emang ibu Chi Ang dan CEO Wang gak nikah).



Murid-murid membicarakan Shi Woo dan Chi Ang dari belakang. Menyangsikan kemampuan mereka berdua. Terutama Wang Chi Ang yang selalu berkata kalau dia adalah pewaris Shang Hai Group padahal dia anak sah CEO Wang. Beritanya banyak bertebaran di internet. Beberapa dari mereka jadi kasihan dengan Chi Ang. Shi Woo yang menguping percakapan mereka terlihat memikirkan sesuatu.



Sun Deok yang sudah bersiap akan pergi ke Seoul untuk interview tiba-tiba mendapat telepon yang menjelaskan bahwa ayahnya ada di pos polisi. Karena ahjumma yang ngambek dan pergi, ayah Sun Deok yang buta jadi kesulitan mencari jalan. Ponselnya jatuh dan dia hampir tertabrak motor. Sun Deok bergegas menemui ayahnya. Semetara Shi Woo sedang menunggu Sun Deok di tempat yang sudah Sun Deok janjikan untuk bersama-sama pergi ke Seoul.
Ayah minta maaf sudah membuat Sun Deok khawatir. Dia tersenyum tapi Sun Deok bisa merasakan ayahnya merasa sedikit takut. Ayahnya menyerahkan kantong berisi alat make-up yang dibelinya untuk Sun Deok. Ayah bahagia masih bisa menyelamatkan benda-benda itu. Sun Deok melihat isi kantong yang sudah rusak, bahkan beberapa alat make-upnya sudah tidak ada. Sun Deok menahan air matanya dan mengatakan warna-warna yang dipilihkan ayahnya sangat cantik. Sun Deok memeluk ayahnya dan mengatakan dia berterima kasih karena ayahnya sudah membelikannya alat-alat makeup.



Ahjumma (namanya Bang Duk) datang ke rumah Sun Deok setelah dibujuk Sun Deok. Ahjumma masih kesal soal alat makeup tadi, ayah Sun Deok ikutan kesal dan berkata dengan nada cool ahjumma terlihat cantik walau tanpa makeup. Tsaahh~
Ahjumma mencibir bagaimana ayah Sun Deok bisa tahu padahal tidak bisa melihat. Mereka kembali saling beradu argument, membuat Sun Deok tidak bisa lagi menahan tawanya dan memutuskan untuk pulang ke asrama Murim setelah dia sadar bahwa dia punya janji dengan Shi Woo. Lalu bergegas menemui Shi Woo.


Sun Deok minta maaf karena butuh waktu lama untuk menyelesaikan urusannya. Sun Deok berkata mereka masih punya waktu untuk naik bus terakhir ke Seoul, tapi Shi Woo menawarkan untuk naik mobilnya yang diparkir di bawah gunung. Sun Deok butuh waktu untuk istirahat sebentar karena kakinya lelah harus naik-turun gunung berkali-kali dalam seharian ini. Dia minta Shi Woo untuk membawakannya air.
Ketika Shi Woo kembali untuk memberikan air pada Sun Deok, Sun Deok malah jatuh tertidur di bangku taman. Shi Woo menendang-nendang bangku itu untuk membangunkannya, tapi Sun Deok malah mengigau tentang pekerjaan paruh waktunya. Shi Woo akhirnya membawa Sun Deok pulang ke asrama. Dia menatap pintu kamar Sun Deok dan Sun Ah agak lama, sambil mengingat bahwa dia telah salah menilai Sun Deok selama ini.



Shi Woo masuk ke kamarnya dan melihat Chi Ang tidur di kasurnya. Dia mengusir Chi Ang dari sana. Chi Ang bertanya kenapa apa salah Sun Deok sehingga Shi Woo selalu mengganggu gadis itu. Shi Woo mengabaikannya, jadi Chi Ang bergumam apakah kali ini Shi Woo tidak dengar atau hanya pura-pura. Shi Woo kesal karena lagi-lagi Chi Ang bertanya soal telinganya.

Chi Ang emosi dan menyebut Shi Woo sebagai ‘Idol pengecut’. Shi Woo membalas Chi Ang dengan mengatakan kalau Chi Ang ‘Anak yang lahir karena sebuah hubungan tanpa adanya ikatan pernikahan kedua orangtuanya’. Chi Ang tidak bisa menahan emosi lagi ketika Shi Woo mulai menyebut ibu Chi Ang sebagai ‘tawanan’ di rumah CEO Wang. Dia lalu melayangkan pukulan ke wajah Shi Woo. Murid lain mulai berdatangan ke kamar mereka. Sun Ah meminta murid laki-laki melerai mereka, tapi Yup Jung berkata untuk membiarkan saja mereka berkelahi.



Ketua Hwang mengumpulkan semua orang dan berkata tegas bahwa Shi Woo dan Chi Ang dikeluarkan dari Murim. Chi Ang tidak bisa menerimanya dan dia meminta keringanan hukuman. Apapun hukumannya asal dirinya tidak dikeluarkan dari Murim.

Ketua Hwang akhirnya menunjukkan pada mereka sebuah puncak gunung dari kejauhan, Pegunungan Murim. Dia mengatakan di puncak Gunung Murim, ada sebuah simbol/tanda dari sekolah mereka. Siapa di antara mereka berdua yang bisa membawa tanda itu ke sekolah Murim, maka dia akan diizinkan tinggal di Murim. Guru dan murid yang juga berkumpul di sana saling berbisik bahwa belum ada satupun orang yang pernah mendaki gunung itu. Guru juga khawatir kalau membiarkan murid seperti mereka ke tempat berbahaya seperti itu. Shi Woo dan Chi Ang terpaksa menyanggupinya, nyaris tanpa perlengkapan apapun kecuali pakaian yang melekat di badan.





Shi Woo dan Chi Ang mulai berjalan meninggalkan Murim, seorang murid melepaskan drone/kamera terbang-nya untuk mengawasi pergerakan mereka selama di hutan. Chi Ang mengeluh bahwa dia seharusnya memakai alas kakinya dengan benar karena sekarang dia hanya mengenakan sebelah sepatunya. Mereka baru berjalan beberapa langkah dari gerbang Sekolah Murim ketika mereka berbalik dan ternyata Sekolah Murim seolah menghilang.






Sementara itu di sekolah, Sun Ah meminta Yup Jung bicara empat mata. Sun Ah tahu bahwa Yup Jung yang merencanakan kejadian di dapur tempo hari. Yup Jung (masih dengan bahasa Inggrisnya) mengakui itu dengan santai, dan dia bertanya apa yang harus dia lakukan. Sun Ah kecewa karena Yup Jung bahkan tidak merasa bersalah. Yup Jung berkata sebenarnya dia tidak datang ke Murim untuk mempelajari etiket, moral dan sebagainya seperti itu. Dia datang ke Murim karena ingin menjadi yang terbaik dan ikut kompetisi Murim dengan sukses, lalu pulang ke rumahnya. Dia tidak membutuhkan murid lain untuk mencapai tujuannya. Sun Ah memintanya berhenti menyombongkan diri. Yup Jung masih terus mengoceh sampai Sun Ah memberi isyarat bahwa murid lain ternyata mendengar pembicaraan mereka.



Guru-guru masih mengkhawatirkan keselamatan Shi Woo dan Chi Ang. Guru Daniel menambahkan bahwa hutan di sana sangat berbahaya. Guru Kim menyela, bukan hutan itu yang berbahaya, tapi murid-murid zaman sekarang yang lemah. Dia berkata tanda yang dimaksud Ketua Hwang adalah sebuah bendera yang Guru Kim letakkan di sana. Guru Yoo Di, satu-satunya guru wanita di sana, tidak percaya kalau Guru Kim yang bahkan takut dengan tupai, mampu melewati hutan itu sendirian. Guru Kim membalas kalau Guru Yoo Di melompat ke pelukannya gara-gara tupai itu. Mereka mulai beradu mulut (mereka berdua ini adalah pasangan putus-nyambung, dan sekarang sedang dalam keadaan putus), sampai Guru Daniel merasa canggung di antara mereka.



Guru Beop tidak habis pikir kenapa Ketua Hwang menyuruh Shi Woo dan Chi Ang pergi ke hutan itu. Sekolah Murim tidak akan bisa dilihat dari luar. Guru Beop menebak Ketua Hwang ingin mengetahui siapa di antara Shi Woo dan Chi Ang yang punya kemampuan membuka segel, seperti yang terjadi ketika mereka berdua pertama kali datang ke Murim. Tapi Ketua Hwang berkata bukan itu yang penting sekarang, karena dia ingin ‘menghukum’ orang lain. Guru Beop mencerna ucapan Ketua Hwang (aku juga sedang berusaha mencerna maksud perkataannya, tapi aku rasa Ketua Hwang sebenarnya tahu siapa biang onar di balik semua kekacauan yang ditimbulkan Shi Woo dan Chi Ang, dan dia ingin menunjukkan bahwa dia tetap menganggap Shi Woo dan Chi Ang murid Murim walaupun mereka baru beberapa hari ada di sana).



Murid-murid tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan keselamatan Shi Woo dan Chi Ang. Beberapa murid laki-laki bahkan begadang demi mengawasi mereka berdua lewat GPS. Ibu Chi Ang juga punya firasat dan mengusap foto Chi Ang dengan perasaan cemas.



Hari sudah pagi, Shi Woo masih terus berjalan dengan semangat sementara Chi Ang sudah kelelahan. Shi Woo menyadarinya dan bertanya apakah Chi Ang baik-baik saja. Chi Ang mengejek kenapa tiba-tiba Shi Woo mengkhawatirkannya. Shi Woo merasa menyesal sudah bertanya.
Mereka sampai di tepi jurang, heran karena jalannya terputus begitu saja sementara puncak gunung itu ada di seberang mereka. Shi Woo berkata dia akan mencari jalan di bawah, sementara Chi Ang malah berniat menyeberangi langsung jurang itu (iya, dia memang gila!).

“Jika tidak ada jalan, maka aku akan membuatnya. Jangan khawatir, peramal bilang aku akan hidup lama.” Chi Ang bersiap-siap akan melompati jarak antara jurang itu.

Dan dia berhasil. Dengan bangga dia berkata dia akan pergi duluan ketika tiba-tiba kakinya terpeleset. Shi Woo panik dan dalam keadaan genting itu akhirnya dia memberanikan diri mengikuti jejak Chi Ang. Shi Woo berusaha mengulurkan tangannya untuk menolong Chi Ang. Shi Woo berpikir cepat, menggunakan ikat pinggangnya supaya Chi Ang bisa naik. Akhirnya Chi Ang berhasil diselamatkan. Telinga Shi Woo kembali berdenging tapi dia berusaha terlihat baik-baik saja.



Chi Ang kembali memanggil Shi Woo dari belakang untuk mengetes apakah benar Shi Woo tidak bisa mendengar. Setelah percobaan kedua, Shi Woo menoleh ke belakang. Merasa risih karena Chi Ang terus-menerus memanggil namanya. Lalu tiba-tiba Chi Ang terjatuh. Shi Woo bertanya apakah Chi Ang baik-baik saja. Chi Ang mengeluh karena sepanjang waktu dia hanya berjalan dengan sebelah sepatu, dia tidak akan baik-baik saja. Lalu dia memasang puppy face, meminta Shi Woo tukaran sepatu. Shi Woo mengamatinya beberapa saat, lalu pergi begitu saja meninggalkan Chi Ang. Haha, failed aegyo.

Chi Ang tidak kehabisan akal. Dia mengeluarkan semua isi dompetnya, kartu dan uang, tapi semua tidak bisa digunakan. Lalu dia melepas dasinya dan menggunakannya untuk membuat alas kaki darurat. Shi Woo memandangnya aneh. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan.





Murid-murid Murim masih mengawasi mereka lewat GPS. Merasa kasihan karena Shi Woo dan Chi Ang pasti kelaparan dan haus.
Shi Woo dan Chi Ang menemukan mata air dan bersemangat meminum airnya yang jernih. Tapi kemudian lari terbirit-birit karena ada Bambam (maksudku Ular, kan bakornya ‘ular’ itu Bam, he). Drone (GPS, kamera terbang apalah namanya) terus mengikuti mereka. Tiba-tiba Shi Woo dan Chi Ang berpencar, mereka bingung harus mengikuti siapa.



Drone mengikuti Shi Woo yang baru sadar kalau Chi Ang terpisah darinya. Dia memanggil-manggl Chi Ang, sementara Chi Ang juga berusaha memanggil Shi Woo.



Flashback :
Sebuah keluarga kecil, dengan 2 orang anak balita mereka mendiami sebuah gubuk di hutan. Sang istri berkata suaminya seperti sedang dikejar penagih hutang, karena kabur seperti itu. Sang suami menjawab bahwa dia harus menyembunyikan permata mereka agar tidak ada yang mengetahuinya. Dia sudah memasang segel/mantra supaya tidak ada yang bisa tahu keberadaan mereka.
Sang suami adalah orang yang sedang terbaring koma di sebuah kamar dengan selang infus di tangannya. Laki-laki yang disebut ayah Chi Ang alias CEO Wang untuk selalu dijaga supaya tidak pernah terbangun. Sementara sang istri ditemukan tewas oleh Ketua Hwang.





Drone masih terus mengikuti Shi Woo. Murid-murid Murim yang sedang mengawasinya lewat layar laptop pun ketakutan ketika melihat Shi Woo bertemu dengan seekor serigala hitam (mwoyaaa? Si-sirius Black??). Serigala itu menyadari ada sebuah drone yang mengikuti mereka, lalu menjatuhkannya. Layar laptop pun menghitam.





Shi Woo berusaha lari dari sergapan serigala itu. Tapi ternyata serigala itu sudah menunggunya di depan. Serigala itu menyerang Shi Woo hingga Shi Woo terjatuh. Hewan buas itu masih berusaha menyerang Shi Woo saat tiba-tiba matanya silau karena bandul kalung yang dipakai Shi Woo bercahaya tertimpa cahaya matahari.
Shi Woo masih terlihat panik dan ketakutan…



Bersambung ke episode 4

Komentar :

Oke, setelah ragu-ragu selama tiga episode, kali ini aku yakin Shi Woo dan Sun Ah adalah saudara kandung, atau mungkin juga kembar. Karena di adegan flashback, (terduga) ayah Shi Woo bicara dengan (terduga) ibunya Shi Woo. Saat itu ayah Shi Woo menggendong balita perempuan yang aku yakin diselamatkan oleh Ketua Hwang, yaitu Sun Ah. Sementara ibunya duduk bersama balita laki-laki yang aku yakin adalah Shi Woo yang menangis ketika peristiwa kebakaran itu.

Oh iya, aku mau senyum-senyum aja baca komen netizen tentang drama ini. Banyak dari mereka bilang kalau drama ini cheesy, konyol, aneh tapi bikin addicted, hehe. Yah, walau gak bisa dibilang great, tapi aku cukup terhibur dengan komentar mereka. Tahu sendiri kan gimana pedasnya komentar dari Knetz itu… jadi komentar semacam di atas jauuuhhh lebih baik daripada komentar negatif. Alhamdulillah sejauh ini baik dari segi akting dan cerita, mereka gak ada masalah. Ada beberapa sih yang masih belum klop dengan akting Hongbin, tapi ya, untungnya cuma beberapa.

Mohon maklumi ya kalo aku beberapa kali pake istilah Harry Potter, soalnya drama ini beneran ngingetin aku sama Harry Potter versi seni bela diri dan minus sihir. Tapi tentu aja cerita dan lain-lainnya gak sama. Murim School murni sebuah drama dengan tema sekolah seni bela diri. Jadi jangan bilang niru-niru Harry Potter ya~ ^^

160120, 19.52 WIB

Ujen/박수잔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar