Shi Woo, Chi Ang dan Sun Deok tiba di Sekolah Murim.
Sun Deok berkata ke Ketua Hwang bahwa dia membawa murid baru, walaupun dia
bergumam bingung bagaimana segelnya bisa terbuka sendiri. Salah satu guru di
sana juga bingung karena yang terdaftar hanya satu orang. Shi Woo mengatakan
maksud kedatangannya adalah untuk menemui KepSek Sekolah Murim. Ketua Hwang
menyuruh yang lain bubar dan mengajak Shi Woo serta Chi Ang ikut dengannya.
Ketua Hwang
menjelaskan bahwa Sekolah Murim adalah satu-satunya sekolah (ajaib) yang
mendapat izin khusus dari PBB karena tujuannya untuk menjaga perdamaian dunia.
Ketua Hwang juga menjelaskan prestasi yang sudah diraih Sekolah Murim sebagai
sekolah seni bela diri (martial art). Tapi mereka tidak mempromosikan sekolah
itu ke publik.
Chi Ang berkata sekolah itu terasa aneh. Shi Woo
membalas bahwa Chi Ang-lah yang aneh. Kkk. Chi Ang sebal dan berjalan
mendahului Shi Woo menaiki tangga sementara di suatu tempat,
Orang-orang mengamati mereka melalui layar laptop. Mereka
membicarakan soal Shi Woo yang tiba-tiba ada di sana padahal yang terdaftar
hanya Wang Chi Ang. Shi Woo menyadari dirinya sedang diamati, lalu
menghancurkan drone (kamera terbang? Wks) yang digunakan untuk merekam
keadaannya.
Guru-guru Sekolah Murim membicarakan keanehan
tentang segel yang terbuka, karena satu-satunya yang bisa membukanya hanya
Ketua Hwang. Guru lain menimpali bahwa pasti ada kekuatan lain sehingga segel
itu terbuka. Guru Daniel (Daniel Lindemann) tidak percaya jika salah satu dari (calon)
murid baru itu yang membukanya.
Sun Ah dan Sun Deok ada di kamar mereka. Sun Ah
bertanya apakah Sun Deok yang membawa mereka ke sana. Sun Deok berkata bahwa
dia hanya membawa Chi Ang, sementara Shi Woo bertemu dengannya di depan gerbang
sekolah.
Sun Ah teringat tentang kejadian ketika Shi Woo
hampir tertimpa lampu sorot yang jatuh. Dia berpikir bahwa Shi Woo-lah yang
sudah membuka segelnya.
Ketua Hwang bicara dengan Shi Woo dan Chi Ang di
kantornya. Ketua Hwang bertanya pada mereka tujuan mereka datang ke Sekolah
Murim. Chi Ang menjawab dia ke sana atas perintah ayahnya, sementara Shi Woo
ingin memberitahukan alasannya secara pribadi.
Seseorang membawa Chi Ang menuju kamarnya. Sepanjang
jalan koridor menuju kamar, orang itu, Sam (Samuel Okkyere) menjelaskan bahwa
selama di Murim, mereka harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Chi Ang
protes kenapa dia harus melakukan itu. Dia berkata enteng bahwa dia akan meminta
ayahnya mendanai Sekolah Murim supaya ada orang yang bisa dipekerjakan untuk
bersih-bersih dan juga menjaga keamanan di sana. Sam menjelaskan inilah yang
namanya ‘belajar’, lalu pergi dari sana sambil menyerahkan selimut pada Chi
Ang.
Ketua Hwang bicara empat mata dengan Shi Woo,
bertanya sekali lagi tujuan Shi Woo ke Murim. Baru saja Shi Woo ingin
menjelaskan, tapi Ketua Hwang sudah bisa menduga bahwa Shi Woo memiliki masalah
pendengaran. Shi Woo heran karena Ketua Hwang bisa mengetahui penyakitnya, dan
bertanya apakah Ketua Hwang bisa menyembuhkannya. Ketua Hwang meralat ucapan
Shi Woo dengan mengatakan yang harus ‘disembuhkan’ adalah situasi Shi Woo.
Shi Woo kesal karena dia harus segera menyembuhkan
telinganya supaya dia bisa kembali normal. Ketua Hwang menyudutkannya dengan
mengatakan tidak hanya telinga Shi Woo saja yang bermasalah, tapi hati Shi Woo.
Jika Shi Woo ingin belajar di Murim, dia akan menerimanya. Tapi Shi Woo
menolak, karena bukan itu tujuannya memberanikan diri datang ke Murim. Lalu dia
pergi begitu saja. Ketua Hwang tetap bersikap tenang melihat kelakuannya.
Shi Woo menelepon manajernya dan mengatakan akan
membawa Shim Sun Deok ke Seoul untuk menggelar konferensi pers. Manajer berkata
hal itu saja tidak cukup karena perusahaan sudah rugi besar gara-gara Shi Woo.
Manajer terang-terangan menyuruh Shi Woo sadar diri dan keluar dari perusahaan.
Perusahaan sudah berencana mengirimkan dokumen (untuk menggugat Shi Woo), jadi
dia mengingatkan Shi Woo untuk segera mengirimkan pengacaranya.
Shi Woo mencegat Sun Deok yang akan pergi bekerja
paruh waktu dan memaksa Sun Deok mengklarifikasi pernyataan soal dirinya yang
melarikan diri malam itu. Sun Deok sekali lagi menjelaskan bahwa dia hanya
berniat menolong Shi Woo dan Da Rim. Shi Woo emosi dan berkata hari itu dia
bukan melarikan diri tapi mengejar paparazzi supaya tidak menyebarkan foto-foto
yang bisa dijadikan skandal, jadi dia minta Sun Deok segera mengklarifikasi
pernyataannya. Sun Deok cemas tapi berusaha menenangkan Shi Woo.
Shi Woo menuduh bahwa Sun Deok dibayar Dir. Choi
(direktur agensinya) untuk berbohong. Sun Deok jadi kesal dan mengingatkan Shi
Woo jika ingin minta bantuan, setidaknya dia barus sopan. Dia juga menyindir
Shi Woo yang tidak berterima kasih karena sudah diselamatkan. Shi Woo
bersikeras dia tidak perlu berterima kasih karena dia tidak minta Sun Deok
menolongnya, tapi untuk soal klarifikasi itu, Sun Deok memang sudah harus
dilakukan.
Shi Woo duduk sendirian di tangga sambil browsing
berita dirinya. Beberapa berita dengan judul yang intinya memberitakan bahwa
karir Shi Woo sebagai idola sudah berakhir. Shi Woo menghela nafas berat, lalu
ingatannya memutar memori beberapa tahun lalu, ketika dirinya baru akan debut
dan pertama kalinya bertemu dengan Dir. Choi yang menawarkan kerja sama.
Lalu ke waktu ketika grup Mobius-nya meraih trofi
kemenangan di acara musik. Di belakang panggung, Dir. Choi sudah menunggunya
dengan senyum hangat penuh rasa bangga atas pencapaiannya. Dir. Choi
merentangkan tangannya, Shi Woo yang awalnya ragu-ragu akhirnya menyambut
pelukan hangat Dir. Choi. Dir. Choi berkata Shi Woo bisa menganggapnya sebagai
ayah karena Shi Woo tidak tahu tentang orangtua kandungnya.
Shi Woo bergumam mengingat momen itu, “Ayah apaan?
Sejak awal yang dia incar hanya uang.”
Telinga Shi Woo kembali berdenging. Ketua Hwang
menghampirinya dan menekan dahi Shi Woo. Dia mengatakan telinga Shi Woo yang
bermasalah adalah karena salah satu energinya terkunci, dia memijat dahi dan
punggung Shi Woo, membuat Shi Woo tenang. Ketua Hwang berkata jika Shi Woo
ingin pulang, dia bisa mengantarnya. Tapi Shi Woo menolak, dia beralasan
keberadaannya di sini gara-gara Sun Deok. Ketua Hwang mengingatkan Shi Woo
untuk menanyakan kepada hatinya sendiri, apa tujuan sebenarnya Shi Woo datang
ke Murim. Dia tidak bisa berjanji akan menyembuhkan Shi Woo, tapi jika Shi Woo
ingin belajar dan menjadi lebih baik, dia akan diterima.
Guru senior (untuk sementara aku sebut begitu,
karena lagi males gugling) bertanya kenapa
Ketua Hwang menerima dua anak itu padahal yang resmi mendaftar hanya
Wang Chi Ang. Ketua Hwang menjelaskan seorang lagi (Shi Woo) datang ke sana
untuk meminta bantuan, dia tidak mungkin menolak seseorang yang datang meminta
bantuan padanya. Apalagi dia merasa bahwa Sekolah Murim-lah yang memanggil Shi
Woo ke sana.
Shi Woo akhirnya memutuskan akan tinggal di Murim
untuk beberapa waktu. Lalu perhatiannya terarah pada kalung di lehernya, dengan
bandul yang membentuk simbol misterius.
Shi Woo membuka pintu dan kaget ketika kembali
bertemu dengan Chi Ang yang akan masuk kamar. Mereka mulai protes pada penjaga asrama, Sam, untuk pindah kamar.
Sam mengingatkan bahwa Murim tidak akan menoleransi sikap manja mereka. Pada
akhirnya mereka berdua terpaksa harus sekamar. Bahkan untuk urusan kasur saja
tetap jadi rebutan. Chi Ang mengatakan dia sudah kentut di kasur yang sudah
ditempati Shi Woo, supaya Shi Woo pindah kasur karena Chi Ang ingin mendapatkan
view yang bagus di sana. Shi Woo menjawab enteng bahwa dia sudah mengganti
sepreinya. Chi Ang makin kesal karena gagal mendapatkan kasurnya.
Ibu Chi Ang kepikiran anaknya yang sedang berada di
Murim. Sementara Chi Ang yang tidak bisa tidur karena alunan piano yang
dimainkan Sun Ah, memandangi selembar foto dirinya dan ibunya. Dia bicara pada
foto ibunya untuk bersabar untuk sementara waktu. Lalu dia tersenyum kecil.
Sekolah Murim di pagi hari (aku harus ngecapture
gambar ini karena view-nya yang indah banget. Penasaran di mana mereka syuting
tempat ini?).
Sam membangunkan Chi Ang dan Shi Woo. Dia bahkan
menarik bantal Chi Ang hingga Chi Ang jatuh dari kasurnya. Sam mengatakan pada
mereka untuk tidak melewatkan latihan pagi.
Dan latihan pagi yang dimaksud adalah semacam peregangan
otot dan juga praktek seni bela diri. Guru Daniel yang mengajar dan
mencontohkan gerakan mengunci lawan. Sam yang membawa Chi Ang dan Shi Woo (err…
mereka belum mandi? Bajunya belum ganti tuh) ke ruangan itu. Kelas langsung
heboh berbisik-bisik.
Begitu latihan pagi selesai, Shi Woo menarik Sun Ah
untuk bicara dengannya. Shi Woo menanyakan alasan Sun Ah yang mengatakan bahwa
seseorang di Murim bisa menyembuhkannya. Sun Ah menjelaskan bahwa orang yang
dia maksud adalah Ketua Hwang, kepsek mereka. Ketua Hwang memiliki kemampuan
yang hebat sehingga Sun Ah yakin Shi Woo bisa disembuhkannya.
Seorang guru mengamati Shi Woo di balik pintu. Lalu
dia memanggil Shi Woo dan bertanya apa alasan sebenarnya Shi Woo ke Murim. Dia
terlihat curiga dengan Shi Woo, apalagi Shi Woo menolak untuk memberitahunya
(dan sikap guru ini mengingatkanku pada Prof. Severus Snape. Mian OOT). Mereka
saling menatap tajam untuk alasan berbeda.
Shang
Hai, China.
Dua orang anak buah CEO Wang datang menemuinya.
Mereka mengatakan bahwa ‘Pria di rumah sakit’ akan ada kemungkinan untuk siuman
walaupun kecil. Dokter mengatakan energy yang dimiliki pria itu sangat besar
sehingga bisa membantunya untuk siuman suatu saat. CEO Wang memerintahkan untuk
terus mengawasi ‘pria’ itu.
Chi Ang mencari Sun Deok dan menemukannya sedang
membersihkan ikan. Chi Ang berteriak memanggilnya ‘Ariel’ (udah kubilang kan Chi Ang kebanyakan nonton kartun Disney)
dan bercanda bertanya apa yang Sun Deok lakukan kepada temannya (ikan). Sun
Deok kebingungan siapa yang dimaksud dengan ‘teman’nya. Chi Ang menjelaskan Sun
Deok adalah Putri Duyung, dan ikan adalah temannya. Sun Deok membenarkan
pelafalan Chi Ang, ‘Putri Duyung’ itu ‘In-eo gongju’ bukannya ‘Ing-eo gongju’.
Chi Ang menuruti perkataan Sun Deok, tapi tetap tidak bisa menghilangkan logat
Mandarin-nya. Sun Deok akhirnya menyerah mengajarinya. Cutie~
Chi Ang berkata karena itu sekarang dia mengubah
panggilan untuk Sun Deok dari ‘In-eo gongju’ ke ‘Ariel’ supaya lebih mudah
dilafalkan. Sun Deok malah kesal dan menyuruh Chi Ang memanggilnya dengan ‘Sun
Deok’ saja. Chi Ang menatap polos Sun Deok dan mengatakan kalau Sun Deok makin
cantik saat marah. Chi Ang menambahkan Sun Deok adalah gadis pertama yang berani
kasar padanya. Lalu Chi Ang bergumam mungkin karena itulah dia menyukai Sun
Deok. Sun Deok yang makin emosi, berteriak mengusirnya keluar dari dapur.
Shi Woo melihat Chi Ang masuk ke kamar lalu bertanya
apakah Chi Ang adalah teman dari Gadis Berkepala Ayam (heol, kasian sama Sun
Deok yang punya julukan aneh-aneh). Chi Ang jelas tidak terima Ariel-nya
disamakan dengan ayam. Shi Woo malah bingung kenapa tiba-tiba nama Sun Deok
berubah jadi Ariel. Chi Ang mengingatkan Ariel-nya bukan level Shi Woo, dan Shi
Woo tidak boleh mengganggunya karena Chi Ang sudah terlebih dulu menyukainya.
Shi Woo hanya memberinya tatapan ‘ya-ampun-kekanakan-sekali-orang-ini’ sambil
geleng-geleng kepala.
Lunch time~
Murid-murid Murim membicarakan tentang Shi Woo yang
menurut salah satu dari mereka tidak begitu tampan jika dilihat secara
langsung. Sementara yang lain memasang taruhan untuk melihat seberapa lama Wang
Chi Ang bisa bertahan. Hanya Yup Jung (Alexander) yang tidak ikut tertawa
dengan candaan teman-temannya. Dia bertanya kapan upacara penyambutan akan
diadakan. Temannya menjawab upacara diadakan jika mereka bisa bertahan
seminggu. Yang lain menimpali mungkin saja mereka bisa bertahan, apalagi segel
sudah terbuka. Yup Jung menyela, karena mungkin bisa saja segel itu tidak
sengaja terbuka. Yup Jung menyeringai dan berjanji akan membuat kedua orang
murid baru itu merengek minta pulang.
And, now~ Cooking Lessons~
Chi Ang tebar pesona pada Sun Deok yang dibalas Sun
Deok dengan ayunan alat masaknya seolah-olah itu katana. Walaupun belajar
memasak, tapi mereka tetap bisa melatih seni bela diri mereka dengan di sana.
Guru ‘Snape’ mengawasi mereka dan memuji kemapuan Shi Woo memotong sayuran,
lalu menegur Chi Ang yang terlihat hanya main-main saja. Dia lalu menyuruh Chi
Ang mengaduk adonan tepungnya.
Yup Jung menghampiri kelompok duo Shi Woo-Chi Ang
sambil menyerahkan adonan tepung
miliknya yang sudah dicampurnya dengan banyak es batu. Shi Woo menyuruh
Chi Ang memasukkan adonan yang sekarang sudah dicampur wortel dan bahan lain ke
dalam penggorengan. Chi Ang memasukkannya sekaligus, membuat Shi Woo sebal dan
mendekat ke penggorengan untuk mengecilkan api. Tapi tiba-tiba memori masa
kecilnya yang berhubungan dengan api dan kebakaran melintas. Shi Woo jatuh
terduduk sambil memegang telinganya yang berdenging. Semua orang heran
melihatnya.
Lalu adonan itu menyembur ke penjuru dapur. Murid-murid
dengan sigap menangkis ‘serangan adonan’ dengan kemapuan seni bela diri mereka
(maaf, aku bingung mau ngecapture gambarnya karena adegan ini bikin geli
banget. Suer!). adonan serupa bakwan itu pun berhasil ditangkap dengan keren
oleh Guru ‘Snape’.
Minyak yang menyembur juga hampir mengenai Shi Woo
kalau tidak cepat diselamatkan (lagi) oleh Sun Ah. Sun Ah menyelubungi Shi Woo
dengan selembar kain. Guru ‘Snape’ menyelamatkan Chi Ang dengan cara menutup
kepala Chi Ang menggunakan ember!
Sun Ah bertanya keadaan Shi Woo. Shi Woo yang sudah
mendingan langsung melabrak Chi Ang dan menuduhnya sengaja supaya Shi Woo
celaka. Guru ‘Snape’ melerai mereka, sementara Yup Jung tersenyum puas.
Guru-guru mengadakan rapat. Guru ‘Snape’ yang
ternyata bermarga Kim mengusulkan untuk mengeluarkan Shi Woo dan Chi Ang
sebelum mereka membuat kekacauan lebih lanjut.
Sun Ah menemui Ketua Hwang untuk membujuk supaya
menyembuhkan Shi Woo. Ketua Hwang menjawab enteng kalau Shi Woo harus
disarankan ke dokter THT. Sun Ah memanggilnya ‘Ayah’, membuat Ketua Hwang
berbalik dan mulai menjabarkan kesalahan-kesalahan Sun Ah yang bolos sekolah
dan pergi ke konser Shi Woo, bahkan memberitahu Shi Woo soal Sekolah Murim. Sun
Ah memohon ayahnya untuk menyembuhkan Shi Woo karena Shi Woo berbeda dari yang
lain. Sun Ah berkata bahwa Shi Woo bisa menahan lampu sorot yang hampir jatuh
mengenainya, membuat Ketua Hwang tertegun.
Kelas meditasi.
Guru Senior (ternyata namanya Guru Beop) yang
mengajar. Dia menjelaskan bahwa dasar dari meditasi adalah melihat kedalaman
diri sendiri, lalu mengumpulkan energi sambil memikirkan masalah yang akan di
atasi. Guru bertanya pada Shannon, si blonde dari Inggris tentang masalah yang
ingin dia atasi. Shannon menjawab ‘Ayam’ *LOL*, semua menahan tawa mendengar
jawabannya. Guru bertanya pada Sun Ah, dan Sun Ah menjawab ‘Api’.
Guru lalu menyadari kegelisahan di raut wajah Shi
Woo yang sedang memejamkan mata. Shi Woo membayangkan peristiwa kebakaran yang
terjadi ketika dia masih kecil, ada seorang wanita (yang menurutku ibu Shi Woo)
pingsan di tengah kobaran api itu. Shi Woo membuka matanya dan Guru bertanya
apa yang dilihat Shi Woo. Shi Woo berbohong dan mengatakan dia tidak melihat
apapun padahal semua orang menyadari kegelisahannya.
Guru Kim menekan tombol rahasia di mejanya dan
mengambil sebuah kotak dari dalam brankas. Dia membukanya dan itu adalah
sesuatu yang terlihat seperti lencana.
Ahjumma yang selalu menemani ayah Sun Deok mengejar
ibu Chi Ang yang baru saja hendak meninggalkan rumah Sun Deok setelah bertanya
tentang keadaan Chi Ang di Murim. Ahjumma merasa pernah melihat ibu Chi Ang di
suatu tempat. Ibu Chi Ang dengan gugup mengelak. Dia buru-buru pulang sambil
menitip anaknya untuk diawasi dengan baik.
Kelas latihan bela diri. Sun Deok dan Sun Ah latihan
pertarungan menggunakan galah panjang. Sun Deok menyerang Sun Ah yang lengah
ketika melihat kedatangan Shi Woo. Chi Ang bersemangat karena melihat Sun Deok
yang terampil dalam seni bela dirinya. Yup Jung menyindir sebaiknya Shi Woo dan
Chi Ang tidak mengikuti kelas itu karena tempat itu bukanlah untuk mereka
main-main. Jika tidak punya keterampilan, sebaiknya mereka keluar dari Murim.
Shi Woo yang tidak tahan dengan ocehannya langsung menantang Yup Jung. Dia
menunjukkan gerakan yang mereka sebut sebagai ‘latihan dasar’.
Chi Ang tidak mau kalah dan berkata dia juga bisa
berkelahi. Yup Jung menyarankan Shi Woo dan Chi ang untuk duel supaya
membuktikan seberapa hebat mereka berdua. Yup Jung kesal karena mereka berdua
seolah-olah merendahkan Sekolah Murim. Shi Woo menyimpulkan jika ada yang
kalah, maka mereka harus keluar dari Murim. Yup Jung meralat, dia berkata dia
akan senang jika mereka berdua keluar, tapi untuk sementara ini dia akan cukup
puas jika salah satu dari mereka dikeluarkan.
Sun Deok mengingatkan untuk tidak melakukan duel itu
dan mengatakan Yup Jung hanya memprovokasi mereka. Tapi Shi Woo sudah
terpancing dan menantang Chi Ang untuk duel. Sun Deok dan Sun Ah berharap bisa
menghentikan mereka, tapi murid laki-laki berkata mereka sudah tidak bisa
dihentikan karena ini bukan sekedar kompetisi, melainkan pertarungan harga
diri.
Shi Woo dan Chi Ang memulai duel mereka dengan
kemampuan masing-masing.
Bersambung
ke episode 3
Komentar
:
Aku rada terganggu dengan Yup Jung (Alexander) yang
sering nyelipin kalimat bahasa Inggris setiap dia ngomong. Why? Bukan berarti
aku benci bahasa Inggris, tapi kupikir agak gak penting juga karena Yup Jung
adalah orang Korea (atau China?) dan dia keliatan udah lama di Murim, jadi yah
pake aja bahasa Korea, haha. Gak kayak Chi Ang yang baru datang dari China kan,
jadi wajar pelafalannya masih suka keseleo.
Shi Woo.. duh, senyum dong, Nak. Udah 2 episode dan
aku belum liat senyum Shi Woo. Beda dengan Chi Ang yang walaupun kesannya manja
tapi ceria, Shi Woo beneran dingin, sampe Ketua Hwang bilang yang mesti
disembuhin duluan itu hatinya Shi Woo, bukan telinganya. Shi Woo gak mudah
ngebuka hatinya, jadi orang-orang nganggep dia sombong.
Dan wohoo~ aku gak nyangka baik Shi Woo maupun Chi
Ang punya teknik seni bela diri itu. Daebak bisa ngebungkam mulut Yup Jung yang
ngeselin. Aku tau Yup Jung cuma iri karena mereka berdua seolah bisa dengan
mudah masuk Murim, tapi tindakannya beneran nyebelin. Dari mulai verbal
bullying sampe kejadian di dapur itu, dia udah keterlaluan. Yah, aku harap sih
Yup Jung bukan orang jahat ya, kalo sekedar iri sih gak papa. Udah cukup dua
direktur itu aja yang jahat, jangan ditambahin lagi orang jahatnya, hahaha.
Yaudahlah, segitu aja komen dariku. Selama dua
episode perdana ini aku cukup puas. Katanya mau 20 episode ya? Hmm, aku pengennya
sih cuma sampe 16 episode biar ceritanya lebih padat.
(Bonus, kata Seo Ye Ji aka pemeran Shim Sun Deok,
dia dan Lee Hyun Woo aka Yoon Shi Woo udah syuting kiss scene! Kkk~ mianhae aku ngasih spoiler, udah ngantisipasi loveline-nya sih. Lalala~)
160114, 05.38 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar