Fanfiction
: 100% 1.4.3
Author :
Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts :
B.A.P, Block B & OC
Chapter 5 :
Inside of Me
-Himchan’s
POV-
Aku
berjalan menuju ruang klub latihan dance.
Woo Hye Mi bilang dia bersedia pulang bersamaku tapi dia harus ikut latihan di
klub-nya dulu. Dia memang merepotkan saja.
Jadilah sekarang aku di depan
pintu ruang latihan dance dan mataku
mendapati makhluk yang sudah tidak asing lagi mengganggu pemandanganku. Ahn
Jaehyo! Mau apa dia ada di ruang dance,
padahal dia bukan anggota?
Dia tampak sibuk memainkan
ponselnya begitu aku berjalan menghampirinya.
“Oh? Hai, Channie.” katanya menyapaku.
Aku tidak membalas sapaannya, tapi memilih duduk di bangku panjang sepertinya.
“Sedang apa kau di sini?” tanyaku
tanpa melihatnya.
“Sudah jelas kan? Sedang menunggu
Hye Mi.” jawab Jaehyo dengan nada ceria. “Kau sendiri? Bukannya kau bukan
anggota klub dance?”
“Aku sedang menunggu pacarku
selesai latihan di klub ini.” sindirku dengan nada sinis.
Jaehyo mendengus geli. “Aku tahu
kok kalau kalian hanya pura-pura.” katanya membuatku menoleh kaget ke arahnya.
“Siapa yang memberitahumu?”
tanyaku.
“Yeahh, walau bukan sekarang,
suatu hari pasti akan ketahuan juga. Kemarin waktu aku menginap di rumah
mereka, Zico menginterogasinya untuk menjelaskan hubunganmu dengan Hye Mi. Asal
kau tahu saja, Zico itu sangat protektif terhadap Hye Mi. Makanya sangat susah
mendekati Hye Mi saat kami masih SMP karena aku, Zico dan Hye Mi satu SMP.”
“Dan dia mengatakan kalau dia
hanya pura-pura pacaran denganku?” tanyaku tak percaya.
“Tentu saja. Kau pikir Hye Mi
tipe orang yang suka berbohong?” Jaehyo menaikkan sebelah alisnya. “Tapi aku
memang sudah curiga dari awal sih. Menurutku kalian tidak seperti pasangan
kekasih, lebih tepat seperti majikan dan pembantunya. Ah, maaf kalau aku kasar.”
“Kau menyukai Hye Mi?” tanyaku.
“Kenapa sih kau masih menanyakan
hal yang sudah jelas?” ujar Jaehyo terdengar menyebalkan.
“Tapi dia menyukaiku.” kataku
datar.
“Kau tidak akan pernah tahu isi hati
seseorang, Channie. Hari ini bisa saja dia menyukaimu, tapi besok mungkin dia
akan menyukaiku. Kalau kau tidak menyukainya, lebih baik lepaskan saja dia
supaya dia bisa bersama orang lain yang lebih peduli dengannya.”
“Mungkin kan?” aku mengulang
kaliamat Jaehyo.
“Apa?”
“Kau bilang mungkin saja dia akan
menyukaimu kan? Bukankah itu berarti belum pasti?”
Jaehyo membelalakkan matanya.
“Channie... apa kau... menyukai
Hye Mi?”
Aku meliriknya. “Eo (ya), aku sudah menyukainya bahkan
sebelum kau lahir!” kataku ketus lalu beranjak pergi karena melihat Hye Mi
sudah keluar dari ruangan klubnya.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Hye Mi mengajakku pergi ke taman
bermain. Huh, seperti anak kecil saja. Dia bilang karena dia sudah bersedia
pura-pura pacaran denganku, jadi dia mau berpura-pura melakukan kencan. Licik
sekali otaknya itu. Benar-benar merepotkan.
Dia sangat senang mencoba
berbagai macam permainan yang sebagian besar peminatnya adalah bocah SD!
“Hei, kau sadar dengan usiamu? Apa
masih pantas kau mencoba permainan yang lebih cocok untuk anak SD itu?” tanyaku
sambil mengangsurkan sebotol air mineral padanya.
Hye Mi mengelap keringatnya, lalu
meneguk air itu langsung dari botolnya, padahal aku sudah menyiapkan sedotan
minuman -____-
“Memangnya kenapa? Itu
menyenangkan!”
“Tidak mau mencoba naik sesuatu
yang lebih ekstrim? Atau masuk ke rumah hantu?”
Hye Mi memicingkan matanya
menatapku.
“Aku tidak mau masuk ke rumah
hantu.”
“Kenapa? Kau takut? Wahh,
ternyata cewek tomboy sepertimu juga takut masuk rumah hantu.”
“Bukan! Kalau aku masuk ke sana,
nanti kau akan mengambil kesempatan menyentuhku dengan alasan mau melindungiku.
Aku tidak suka cowok kurang ajar.”
Aku terperangah.
“Hei, aku bukan tipe orang yang
mau sembarangan menyentuh orang sekalipun dia pacarku tahu!”
“Kau bisa saja bilang seperti itu
sekarang, tapi aku tidak akan tahu apa yang ada di otakmu.”
“Kalau berjalan bersama Jaehyo,
kau pasti sudah mengajaknya masuk ke sana kan?” gumamku pelan.
“Apa? Maaf, di sini ramai sekali.
Aku tidak bisa mendengar suaramu. Bisa tolong diulang?” Hye Mi mendekatkan
telinganya ke arahku. Refleks aku mendorong kepalanya menjauh.
“Sudahlah. Bagus kalau kau tidak
dengar.” kataku sebal.
“Hei, Himchan. Bagaimana kalau
kita naik itu?”
Hye Mi menunjuk salah satu
permainan yang menguji adrenalin di depan kami. Teriakan orang-orang yang
menaikinya sudah cukup membuatku pusing. Permainan itu mengangkat penumpangnya
sampai ketinggian sekitar 50 meter dan menurunkannya dengan kecepatan tinggi.
“Aku tidak mau!” tolakku tanpa
perlu pikir lagi.
“Kenapa? Ohh, aku lupa, kau takut
ketinggian kan?”
Aku menoleh malas padanya.
“Bagaimana kau bisa tahu? Kau ini
stalker ya?” tanyaku heran.
“Sudah kubilang kan kalau aku
menyuka—“
Aku memegang kepalanya dan
memutarnya menuju arah pintu keluar.
“Hei, ayo pulang.” kataku
memotong kalimatnya.
“Ah, sebentar lagi!”
“Hei, sudah kubilang jangan
mengatakan suka padaku. Apa kau lupa?”
Hye Mi terdiam. Kukira dia akan
menangis atau minimal sedih. Tapi kemudian dia kembali bersuara.
“Baiklah, aku ganti kalimatku. Karena
aku menyu—maksudku tertarik padamu, jadi aku mencari tahu banyak informasi
tentangmu. Karena kau orang yang cukup populer di sekolah, jadi tidak susah
untuk mendapatkannya.” jelas Hye Mi sambil tersenyum.
Aku sudah tidak tahu bagaimana
menghadapi anak ini.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Pelajaran Bahasa Inggris.
Guru Ahn sedang menjelaskan
mengenai bentuk Past Tense pada kami.
Aku menyimaknya setengah hati. Bukan karena aku sudah merasa pintar, tapi
pelajaran Guru Ahn memang sangat membosankan. Padahal Bahasa Inggris adalah
salah satu pelajaran favoritku sejak SMP. Ditambah nama marga Guru Ahn yang
mirip Jaehyo, membuatku semakin malas mengikuti pelajarannya.
Dan ternyata, aku tidak
sendirian. Lee Minhyuk, yang sebangku denganku juga berkali-kali menguap.
“Huahh, pelajarannya membosankan
ya?” bisiknya supaya Guru Ahn tidak bisa mendengar.
Aku mengangguk.
“Hei, Himchan. Kemarin Jaehyo
ngobrol denganku setelah aku selesai kegiatan klubku.”
“Lalu?”
“Kau tahu kan kalau Jaehyo teman
satu geng denganku saat SMP?” tanya Minhyuk.
Aku kembali mengangguk. Aku ingat
kalau Minhyuk pernah punya geng saat SMP bernama Block B. Bukan geng yang biasa
memeras dan membully orang sih, tapi
geng hip hop dan street dance.
“Jadi kemarin kami banyak
ngobrol, dan salah satunya tentang Hye Mi.”
“Hye Mi?”
“Ya. Aku tidak menyangka kalau
dia masih suka dengan Hye Mi. Padahal kupikir itu hanya cinta monyet saja. Dia
bilang alasan utama dia pindah sekolah juga karena Hye Mi.”
“Terus? Kenapa kau cerita ini
padaku?”
“Jaehyo minta, kalau kau tidak
serius dengan Hye Mi, lebih baik kau lepaskan saja dia. Mau sampai kapan sih
kalian pura-pura pacaran? Ngg, sebenarnya aku juga kasihan dengan Hye Mi. Bagaimana
kalau sampai dia menaruh harapan padamu?”
Aku tidak menjawab Minhyuk.
“Hei, Himchan. Apa kau... marah?”
Ya, aku marah. Tapi aku tidak
tahu harus marah pada siapa!
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Seharian aku menghindari orang-orang.
Termasuk sahabat baikku, Yongguk, Minhyuk dan Tae Il. Bahkan Hye Mi yang tidak
tahu apa-apa juga ikut kena omelanku. Aku memang butuh waktu sendiri. Pikiranku
semakin stress kalau ingat tanggal yang kunanti sudah semakin dekat, tapi
pekerjaanku belum selesai.
Astaga! Aku tidak pernah
menyangka kalau perasaanku bisa serumit ini. Jaehyo mengatakan kalau dia
menyukai Hye Mi. Minhyuk berkata kalau aku tidak menyukai Hye Mi, lebih baik
aku melepaskannya. Yongguk dan Tae Il juga menyuruhku mulai mencari pacar
sebenarnya karena kalau lama-lama dibiarkan, mereka bilang aku akan menyakiti hati
Hye Mi.
Dan orang yang sedang kupikirkan
itu sekarang sedang tertawa bersama Jaehyo. Aku bisa melihat dia meninju pelan
pipi Jaehyo dan berkata,
“Jangan bercanda, Oppa!”
%%%
%%%%%% To Be Continued 130919 %%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar