Fanfiction
: 100% 1.4.3
Author :
Park Sujan (Tsujana Albarabumulih)
Casts :
B.A.P, Block B & OC
Chapter 4 :
Acted like a Real Girlfriend
-Hye
Mi’s POV-
Aku dan Jaehyo sudah sampai di
rumah. Sepanjang jalan dari sekolah sampai ke rumah, aku dan Jaehyo tidak
banyak bicara. Tapi entah kenapa aku tidak merasa canggung, beda kalau aku
jalan berdua dengan Himchan. Akan terasa sangat canggung bagiku kalau aku tidak
berbicara.
Jiho oppa (yang ternyata di SMA-nya lebih akrab dipanggil Zico), Pyo
Jihoon dan Park Kyung sedang sibuk dengan benda-benda aneh di ruang tengah. Sesekali
kulihat Kyung mengunyah makanan ringan yang sudah disediakan di atas meja. Sementara
Zico oppa dan Pyo sibuk memasang
benda-benda itu menjadi suatu bentuk bangunan.
Zico oppa menyadari kehadiranku dan Jaehyo. Dia tersenyum menyambutku.
“Hai, adikku yang tidak manis,”
sapa Zico oppa seperti biasa.
“Hai, Hye Mi.” sapa Kyung dan Pyo
serempak. Aku tersenyum lebar menanggapi salam mereka.
“Tumben kau pulang ke rumah.” kataku
sambil duduk di samping Zico. “Bikin apaan sih?”
“Maket SMA Youngkwang. Ini tugas pelajaran
kesenian. Kami tidak boleh mengotori asrama, jadi aku minta izin untuk pulang. Lagipula
minggu kemarin kan aku tidak sempat pulang.” jawab Zico oppa, lalu dia menoleh pada Jaehyo. “Oh, hyung. Terima kasih sudah datang.”
“Ya, kan aku sudah janji.” kata
Jaehyo. “Baiklah, apa yang bisa kubantu?”
Mereka pun mulai sibuk dengan
maket yang mereka buat itu. Ponselku kembali bergetar untuk yang kesekian
kalinya. Aku mengeluarkan ponselku dan membukanya.
Wakkss!!! 20 panggilan tak
terjawab dan 1 SMS. Semuanya dari Kim Himchan!
“Ha-halo?” aku menelepon Himchan
sambil berjalan menjauh dari mereka. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Jaehyo
memperhatikanku.
“Kenapa baru telepon sekarang?”
tanya Himchan dengan nada datar dan terkesan dingin.
“Ma-maaf, tadi aku sedang di
jalan.”
“Bukannya karena sedang jalan
bersama Jaehyo?” tanya Himchan sinis.
Aku bingung harus menjawab apa.
“Ada apa, Himchan?” aku
memberanikan diri bertanya.
“...”
“Halo? Himchan?” panggilku sekali
lagi.
“Kau tidak baca SMS-ku?”
“SMS... eh belum.”
Aku mendengar dia berdecak. Lalu
sambungan telepon diputusnya.
Tut. Tut. Tut.
Apa-apaan sih orang ini? Seenaknya
saja memutuskan teleponku? Aku kesal dengan ulah Himchan, lalu membuka SMS-nya
dengan malas.
-Hei, hari ini rapat OSIS
dibatalkan. Ayo kita jalan.-
Uwoo~ mataku terbelalak membaca
SMS Himchan. Apa maksudnya dia mengajakku kencan? Hehe, dia terlalu malu jadi
tidak mau bilang secara langsung. Iya, pasti begitu. Aku tersenyum-senyum
senang.
Aku mencoba menghubunginya lagi.
“Ada apa lagi?” katanya terdengar
kesal.
“Himchan, apa kau mengajakku
kencan?” tanyaku bersemangat.
“HAH??? Apa katamu? Kencan? Kau
mabuk ya?” tanyanya membuatku patah semangat.
“Tapi... tadi... kau SMS mengajakku
jalan. Berarti itu ajakan kencan kan?”
“Astaga... kau ini ke-GR-an
sekali sih. Maksudku tadi ayo kita pulang bersama, seperti biasa. Bukan kencan.
Sudah ya, aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu. Jangan telepon-telepon lagi!”
Klik. Lagi-lagi Himchan
memutuskan teleponku sebelum aku sempat menutupnya.
Ck, dia lagi ngapain sih? Sepertinya
sibuk sekali.
Aku memasukkan lagi ponselku ke
saku rok sekolahku. Mengambil bola basket yang kuletakkan di dekat tiang basket
dan mulai bermain sendirian.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Keesokan harinya saat akan
berangkat sekolah, Jaehyo yang menginap di rumah kami karena membantu Zico oppa dan teman-temannya menyelesaikan
maket mereka mengajakku untuk berangkat sekolah bersama. Aku sih tidak
keberatan. Apalagi aku kan sudah biasa berangkat sendirian, mungkin sekali-sekali
aku butuh teman.
Aku menutup kembali pintu pagar
rumahku. Jaehyo bilang dia akan menyusul karena harus mengambil ponselnya yang
ketinggalan di kamar Zico oppa. Begitu
aku berbalik, Himchan dengan gayanya yang seperti biasa, menoleh ke arahku.
“Lama sekali sih... ayo
berangkat!” katanya ketus.
“Eh, tapi aku mau menunggu Jaehyo
dulu.” kataku teringat Jaehyo belum juga muncul.
Himchan menghampiriku.
“Apa sekarang kau pacaran
dengannya?” tanya Himchan.
Pertanyaan macam apa itu?
“Tidak kok. Aku kan sedang
berpura-pura jadi pacarmu. Masa’ aku pacaran dengan orang lain sih?” kataku
bingung dengan pertanyaan Himchan.
“Jadi, pacar pura-puramu ini
mengajakmu berangkat sekolah bersama. Apa kau mau menolak?”
“Makanya itu, kita kan hanya
pura-pura. Katamu aku hanya harus pura-pura jadi pacarmu hanya saat di sekolah
saja. Supaya kau tidak diganggu fans-mu,
tapi kenapa sekarang aku juga harus berpura-pura jadi pacarmu?”
Tiba-tiba Himchan melingkarkan
lengannya di bahuku, dan berbisik di dekat telingaku.
“Kau lihat bayangan orang yang
ada di sudut jalan itu?” Himchan mengisyaratkan padaku supaya aku mengerti
maksudnya. Aku mengangguk.
“Itu Clara dan temannya. Mereka
mulai curiga kalau kita ini hanya pura-pura, jadi mereka mengikutiku sekarang. Aku
tidak punya pilihan lain selain berbuat seperti ini padamu. Aku harap kau tidak
salah paham.”
Tenang saja, aku tidak akan salah
paham lagi. Cintaku kan sudah layu sebelum berkembang.
“Ya, ya, baiklah. Asal jangan
coba macam-macam denganku.”
“Memangnya kau pikir aku mau
ngapain? Tenang saja, aku ini cowok normal kok.” katanya enteng.
Aku mendengus. Orang ini benar-benar
tidak menganggap aku sebagai wanita ya?
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Di kantin sekolah. Tiba-tiba saja
Himchan mengajakku makan siang bersama. Aku jadi bingung harus senang atau
sedih dengan ajakannya ini. Tapi tak urung, aku akhirnya terpaksa (?) makan
siang di kantin bersamanya. Padahal biasanya aku selalu makan siang dengan bekal
buatan eomma-nya Daehyun.
Aku mengamati menu Himchan.
Espresso, cheeseburger dan kentang goreng. Beda sekali denganku yang lebih suka
makanan lokal, jjajjangmyeon. Aku memesan sebotol air mineral karena aku tidak
bisa minum segala jenis kopi ataupun cola.
“Hei, Himchan. Apa fans-mu itu memasang sesuatu seperti
cctv atau antena di tubuhmu?” tanyaku melihat beberapa pasang mata tampak
mengawasi kami seperti sekelompok hewan pemangsa.
“Bicara apa sih?” Himchan
menggerutu karena dia hampir tersedak mendengar pertanyaanku.
“Soalnya... mereka kok bisa
dengan cepat mendeteksi keberadaanmu. Ini kan menyulitkanku, karena setiap saat
harus terlihat seperti pacar sungguhanmu.”
Himchan memicingkan matanya
menatapku.
“Bukannya kau menyukaiku?”
tanyanya.
Melihatku yang diam saja, Himchan
pun melanjutkan kalimatnya. “Seharusnya hal ini tidak jadi masalah kan?”
“Kau ini menyebalkan ya ternyata?
Narsis sekali.”
“Sifatku memang seperti ini. Mungkin
setelah ini kau akan menyesal karena sudah menyukaiku.” katanya dengan nada
datar sambil bersandar di sandaran kursinya.
Benarkah aku akan menyesal? Hmm,
entah kenapa, aku malah suka melihat Himchan yang seperti ini. Seolah-olah
tidak ada yang dia tutupi dariku. Aku suka Himchan menampakkan sifat aslinya
padaku.
Himchan melirikku lagi. “Ck, “
dia memutar bola matanya. “Seperti dalam drama saja.” gumamnya. Aku mengerutkan
dahiku bingung.
“Hei, ambilkan tisu yang ada di
sebelahmu!” perintahnya.
“Kenapa menyuruhku? Kau tinggal
memanjangkan tanganmu dan mengambilnya sendiri kan?”
Himchan tiba-tiba mencondongkan
kepalanya mendekatiku. Refleks aku memundurkan tubuhku ke belakang. Sial,
mukaku jadi panas.
Lalu Himchan mengambil tisu yang
ada di dekatku tanpa melepaskan pandangannya dariku. Kipas! Kipas! Aku butuh
kipas sekarang!
“Nih,” katanya memberikan tisu
itu padaku. Aku menerimanya dengan heran.
“Gunakan tisu itu untuk mengelap
bibir dan pipimu yang penuh noda kuah jjajjangmyeon.
Aku jijik melihatnya.” katanya lalu mengalihkan pandangannya dan memundurkan
kembali posisi duduknya.
Sambil mengelap bibir dan pipiku
dengan tisu pemberian Himchan, aku masih bisa mendengarnya mengomel-ngomel.
Aku baru tahu kalau dia seorang
pengidap mysophobia. Orang-orang
seperti Himchan ini adalah orang yang sangat berhati-hati dan sangat takut
dengan hal yang menurut mereka kotor. Penderita mysophobia itu adalah orang yang gila kebersihan!
Aku memperhatikan Himchan yang
sudah kembali sibuk mengunyah cheeseburger-nya.
Ternyata Himchan perhatian juga
ya ^^
Entah kenapa dadaku jadi
berdebar-debar sangat cepat.
%%%%%%%%%%%% To Be Continued
130917 %%%%%%%%%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar