Page
Turner episode 2 : Mereka yang Memperoleh Persahabatan Sejati
Cha Sik memandangi sebuah piano using yang ada di
pinggir terowongan berdinding penuh graffiti. Cha Sik lalu bertanya pada
seorang ahjusshi yang sedang sibuk menyusun barang dagangan di dekat piano itu
tentang pemilik piano. Ahjusshi menggeleng, jadi Cha Sik menyimpulkan bahwa
piano itu boleh dipakai siapa saja.
Di rumah Yoo Seul, ibunya yang sedang menyiapkan
sarapan menyuruh Yoo Seul untuk menunggunya, tapi Yoo Seul menolak, karena dia
ingin melakukan semua sendiri. Termasuk pergi sekolah.
Beberapa murid-murid SMA Seni Hanjoo sedang menunggu
bus sekolah. Seorang murid berkacamata bicara pada temannya tentang Yoo Seul
yang akan kembali sekolah hari itu. Temannya berkata bahwa seharusnya Yoo Seul
pindah sekolah ke sekolah khusus saja daripada harus mengalami kesulitan di SMA
mereka. Jin Mok yang sedari tadi mendengarkan
akhirnya ikut bicara. Dia tidak setuju kalau Yoo Seul harus pindah sekolah
karena kondisinya yang tuna netra, Yoo Seul harus tetap bertahan di sekolah
mereka. Temannya kembali bicara soal apakah Yoo Seul sebenarnya menyukai piano
atau tidak. Jin Mok lalu teringat kejadian Yoo Seul yang mencoba bunuh diri
karena selama ini harus pura-pura menyukai piano demi ibunya.
Ibu Yoo Seul menahan anaknya ketika akan pergi
sekolah sendirian. Yoo Seul yang kesal akhirnya berteriak dengan nada tinggi pada
ibunya. Mata ibunya sampai berair saking kagetnya dibentak Yoo Seul. Diam-diam
dia mencoba mengikuti Yoo Seul, tapi Yoo Seul menyadarinya dan berkata bahwa
jika dia mengalami kesulitan, dia akan minta tolong temannya di sekolah. Lalu
ibunya melihat rol rambut Yoo Seul masih tersangkut di rambutnya, dan berteriak
bahwa Yoo Seul sebenarnya tidak punya teman yang akan menyadari bahwa rol
rambutnya masih tersangkut.
Jin Mok mengamati mereka dari kejauhan dengan
tatapan antara sedih dan bersalah. Lalu dia memutuskan untuk mengikuti Yoo
Seul.
Yoo Seul berjalan dengan hati-hati dengan bantuan
tongkat sementara Jin Mok mengikuti dari belakang. Ketika ada mobil yang hampir
menyerempet Yoo Seul, Jin Mok menarik lengannya. Yoo Seul mengira Jin Mok
adalah ibunya, menyerahkan rol rambut dan kembali menceramahi ibunya supaya
tidak mengikutinya. Sampai-sampai seorang kakek yang melihat mereka heran
kenapa Jin Mok dipanggil dengan sebutan ‘Eomma’ oleh Yoo Seul. Jin Mok cuma
menahan geli dan menjawab dia juga tidak tahu (senyum Jin Mok… bisa-bisa bikin
aku ‘pindah kapal’ ㅋㅋㅋ).
Jin Mok masih dengan sabar mengikuti Yoo Seul hingga
ke stasiun kereta. Yoo Seul berjalan di jalan khusus untuk tuna netra sementara
Jin Mok menjaganya (salut dengan KorSel yang begitu memperhatikan warganya
dengan melengkapi fasilitas umum dengan begitu teliti, tidak terkecuali dengan
warga berkebutuhan khusus. OOT).
Hingga sampai sekolah, Jin Mok bahkan membetulkan
letak sandal Yoo Seul supaya Yoo Seul mudah memakainya. Walaupun ketika
diinterogasi kedua teman sekelasnya, dia menolak kalau dia membantu Yoo Seul
(oh yeah, dia tsundere-kun).
Cha Sik sampai di SMA Seni Hanjoo. Dia terlihat
takjub dengan fasilitas dan kemegahan yang dimiliki SMA itu. Cha Sik bahkan sok
tahu mengomentari seorang siswi yang membawa cello (?) dengan sebutan biola.
Hehe.
Cha Sik mendaftar di sekolah itu sebagai murid
pindahan. Tapi dia ditolak karena SMA Seni Hanjoo tidak pernah menerima murid
di pertengahan semester. Walaupun Cha Sik bersikeras, tapi dia tetap tidak bisa
diterima. Apalagi SMA Hanjoo adalah SMA yang prestisius, tidak sembarang murid
bisa masuk sana.
Beberapa meja dari sana, Yoo Seul sedang berdiskusi
dengan gurunya. Yoo Seul butuh seorang pemandu untuk segala keperluannya di
sekolah, sementara tidak seorang pun yang bersedia jadi pemandunya karena
mereka akan jadi murid senior yang akan disibukkan dengan ujian kenaikan kelas.
Guru menyuruh Yoo Seul meminta ibunya jadi pemandunya, tapi Yoo Seul menolak. Dia
ingin membuktikan pada ibunya kalau dia bisa tanpa ibunya.
Jin Mok datang menawarkan diri sebagai pemandu Yoo
Seul. Jin Mok bilang dia melakukannya sebagai kegiatan sukarela jadi Yoo Seul
tidak perlu khawatir kalau Jin Mok ada maksud lain *iya deh~*. Guru heran karena kelihatannya
Yoo Seul dan Jin Mok tidak terlihat nyaman bersama, tapi Guru menyambut Jin Mok
jika ingin jadi pemandu Yoo Seul. Tentu saja Yoo Seul menolak. Bu Guru bilang
kalau Yoo Seul menolak bantuan Jin Mok, dia akan memanggil ibu Yoo Seul.
Cha Sik yang menyadari kehadiran mereka berseru dan
berkata dia akan menjadi pemandu Yoo Seul. Cha Sik bahkan dengan enteng berkata
bahwa dia sudah di-DO dari dari sekolahnya, jadi dia punya banyak waktu luang
untuk membantu Yoo Seul. Dia bahkan berlutut supaya Yoo Seul memilihnya
(padahal kan Yoo Seul gak bisa lihat dia, kkk).
Guru yang tadi bicara dengan Cha Sik kesal karena
Cha Sik masih ada di sekolah itu. Cha Sik membela diri bahwa dia tidak meminta
untuk diterima sebagai murid SMA Hanjoo, dia hanya ingin jadi pemandu Yoo Seul
dan juga belajar di kelas Yoo Seul. Guru mengatakan orang asing tidak bisa
seenaknya masuk ke SMA Hanjoo, tapi Cha Sik berkata enteng kalau mereka
membiarkan ibu Yoo Seul masuk ke SMA itu, jadi tidak ada bedanya. Hehe.
Jin Mok jadi kesal karena Cha Sik bicara seenaknya. Dia
makin kesal karena Cha Sik terus-terusan menyebut Jin Mok sebagai Sam Shik
(jenis ikan yang biasa dikukus). Jin Mok balik mengatai Cha Sik sebagai ‘Ulet
Bulu’. Bukannya marah, Cha Sik malah senang dan menganggap itu pujian, haha
*sedeng*. Yoo Seul ikutan kesal karena kedua orang itu malah bertengkar karena
masalah kekanakan. Akhirnya Yoo Seul terpaksa memilih salah satu dari mereka.
Jin Mok mengawasi Yoo Seul di kelas. Jin Mok melirik
Yoo Seul agak lama, sebelum pandangannya diblokir oleh Cha Sik, hahaha. Ternyata
Yoo Seul memilih Cha Sik untuk jadi pemandunya. Cha Sik menggoda Jin Mok dengan
antusias karena kalah darinya.
Cha Sik bicara pada Yoo Seul untuk tidak perlu cemas
karena dia akan membantu Yoo Seul. Tapi ternyata Cha Sik benar-benar tidak
punya pengetahuan soal musik klasik. Dia bahkan melafalkan ‘Allegretto’ sebagai
‘Arigatou’. LOL. Semua orang (kecuali Jin Mok dan Yoo Seul) tertawa
mendengarnya. Cha Sik kecewa saat dilihatnya Yoo Seul bahkan tidak mendengarkan
semua penjelasan yang sudah susah payah dicarinya di internet.
Jin Mok membantu Yoo Seul menyalakan keran air. Jin
Mok menyindir ‘Ulet Bulu’ Yoo Seul yang menghilang padahal seharusnya si ‘Ulet
Bulu’ harus selalu ada di samping Yoo Seul. Jin Mok masih heran kenapa Yoo Seul
lebih si anak absurd itu dibanding dirinya. Yoo Seul mengatakan saking bencinya
dia pada Jin Mok, jadi dia lebih memilih anak absurd daripadanya. Jin Mok mengingatkan
soal Yoo Seul yang pernah mengatakan sudah lelah membencinya, Jin Mok berkata
kalau dia juga lelah membenci Yoo Seul. Jadi dia meminta mereka untuk berteman
saja.
Cha Sik mengira Yoo Seul ngambek karena Cha Sik
tidak ada di dekatnya dalam waktu lama. Yoo Seul tidak menghiraukan omongan Cha
Sik. Dia menyuruh Cha Sik tidak usah berlebihan, Cha Sik hanya harus pura-pura
membantunya di sekolah untuk mencegah ibunya datang ke sekolah. Yoo Seul
kesulitan mencari pintu keluar, jadi Cha Sik memberi tahunya. Bukannya
berterima kasih, Yoo Seul malah sok jutek berkata dia sebenarnya tahu *haha,
dia tengsin tuh*. Cha Sik jadi gregetan sama Yoo Seul yang jutek.
Hari Minggu pagi, ibu Cha Sik kaget ketika melihat
ada banyaaaaakk sticky note yang ditempel di kamar anaknya. Note itu berisi
catatan tangan Cha Sik tentang hal-hal yang berhubungan dengan musik klasik.
Cha Sik pamit untuk pergi ke perpustakaan. Dia belajar dengan tekun tentang musik
klasik. Dia tidak ingin Yoo Seul dipermalukan karena memilih pemandu yang ‘bodoh’
sepertinya.
Cha Sik sangat tekun belajar bahkan sampai sambil
jalan di trotoar. Dia berhenti di depan kotak surat untuk mengirimi surat
kepada orang yang diyakini sebagai ayahnya, pianis Hyun Myung Sae. Cha Sik
mencium surat itu sebelum menaruhnya di dalam kotak pos.
Kali ini, Cha Sik dengan lancar menerangkan pada Yoo
Seul pelajaran mereka di kelas. Yoo Seul mendengarkan dengan baik. Bahkan
teman-teman di kelas takjub dengan perkembangan pesat Cha Sik. Cha Sik jadi
semakin bersemangat dengan pujian mereka.
Cha Sik menemani Yoo Seul pulang menyusuri trotoar. Yoo
Seul masih tetap menolak ketika Cha Sik menawarinya naik sepeda, dan memilih
pulang sendirian. Tapi baru beberapa langkah Cha Sik meninggalkan Yoo Seul, dia
mendengar teriakan Yoo Seul.
Seorang ahjusshi memarahi Yoo Seul dan menuduh Yoo
Seul memukul anjingnya dengan tongkat. Yoo Seul ketakutan tapi dia yakin dia
tidak melakukannya, dan menyalahkan ahjusshi itu yang tidak mengikat anjingnya
sehingga tidak sengaja tongkatnya kena si anjing. Ahjusshi langsung buru-buru
memasang tali kekang pada anjingnya.
Cha Sik kembali menghampiri Yoo Seul dan berteriak
bahwa ahjusshi itu yang salah. Ahjusshi tetap ngotot kalau Yoo Seul yang salah.
Yoo Seul yang masih merasa cemas refleks menggenggam tangan Cha Sik. Cha Sik
kaget dengan reaksi Yoo Seul. Dia menunjuk CCTV yang merekam kejadian
sebenarnya, dan jika mereka mau, mereka bisa membuktikan bahwa ahjusshi itu
memang tidak mengekang anjingnya.
Cha Sik bertanya apakah dia perlu mengantar Yoo Seul
berobat. Tapi Yoo Seul bilang dia cuma keseleo. Sepanjang jalan, Yoo Seul
memegang kantong jaket Cha Sik sebagai pengganti tongkatnya *dan aku suka gestur
simpel ini J
*. Cha Sik kembali menawarkan Yoo Seul untuk naik sepedanya. Dan kali ini, Yoo
Seul mengangguk kecil. Hiyaa~
Yoo Seul tampak menikmati naik sepeda dengan Cha Sik
untuk pertama kalinya. Ketika Cha Sik menyuruhnya menguatkan pegangan, Yoo Seul
malah merentangkan tangannya seolah-olah dia burung yang terbang bebas.
Ibu Yoo Seul menunggu anaknya dengan gelisah. Tidak
lama kemudian, Cha Sik dan Yoo Seul tiba di depan rumahnya. Ibu Yoo Seul
berterima kasih pada Cha Sik karena sudah menjaga anaknya dengan baik. Dia
bicara dengan nada ramah, membuat Cha Sik berpikir bahwa ibu Yoo Seul tidak
seburuk yang dikatakan Yoo Seul. Ibu Yoo Seul menuntun Yoo Seul masuk setelah
sempat basa-basi mengundang Cha Sik untuk makan malam kapan-kapan.
Cha Sik melihat tongkat Yoo Seul yang jatuh di
dekatnya. Cha Sik bermaksud mengembalikannya, tapi dia menghentikan langkahnya
ketika mendengar suara ibu Yoo Seul yang memarahi putrinya dari balik pintu.
Cha Sik bahkan bisa mendengar ibu Yoo Seul menyebut putrinya pembangkang yang
lebih memilih berteman dengan anak berandalan dan bodoh.
Yoo Seul membela Cha Sik dan mengatakan bahwa Cha
Sik tidak pantas direndahkan ibunya. Ibunya menampar pipi Yoo Seul untuk
menghentikan ucapan Yoo Seul yang dianggapnya sudah tidak sopan pada ibunya
sendiri.
Ibu Yoo Seul, “Ibu pikir setelah sabar menunggu
sebentar, kamu akan sadar dan minta maaf. Tapi ternyata kaamu makin
keterlaluan. Apa sebegitu bencinya kamu dengan ibu—“
Yoo Seul, “Aku melakukan ini karena aku tidak ingin membenci
Ibu. Hari ini… untuk pertama kalinya aku naik sepeda. Rasanya menyenangkan,
begitu menyenangkan hingga aku pikir pasti lebih menyenangkan naik sepeda
ketika masih bisa melihat. Aku menyesali banyak hal setelah mataku jadi seperti
ini. Kenapa Ibu terus menyuruhku bermain piano dan sangat mengekangku?”
Yoo Seul frustasi berteriak rasanya dia akan jadi
gila. Ibu Yoo Seul berusaha menyadarkan Yoo Seul bahwa memang ada hal yang
harus dikorbankan demi hal lain. Ibunya menunjuk deretan piala dan penghargaan
yang Yoo Seul terima karena piano. Yoo Seul membantah bahwa selama ini, ibunya
adalah satu-satunya orang yang senang dengan semua penghargaan itu.
Yoo Seul, “Aku selalu menyesali pilihan ketika aku
harus selalu menuruti perintahmu. Ini hidupku, seharusnya aku tidak boleh
menyalahkanmu. Jadi biarkan aku yang menjalani dan menerima semua resiko dan
konsekuensinya. Aku begini karena aku tidak ingin membencimu. Aku bukannya
ingin memberontak.”
Ibu Yoo Seul menahan air mata penyesalannya ketika
melihat deretan piala Yoo Seul. Dia menyadari bahwa dari semua foto Yoo Seul,
tidak satupun yang menampilkan wajah senyum.
Keesokan paginya, Cha Sik kembali datang menjemput
Yoo Seul dengan penampilan yang berbeda dari kemarin. Dia mengenakan setelan rapi
dan bertanya pada ibu Yoo Seul soal penampilannya. Ibu Yoo Seul menjawab kali
ini Cha Sik terlihat seperti ketua gangster yang insaf. Pfft.
Cha Sik curhat pada ibunya bahwa dia dikatai sebagai
‘Ketua geng yang insaf’ oleh ibu Yoo Seul. Cha Sik menjelaskan dia sudah minta
maaf pada ibu Yoo Seul. Ibunya heran kenapa dia minta maaf. Cha Sik bilang dia
ingin supaya ibu Yoo Seul tidak salah paham lagi karena penampilannya. Dia
ingin melakukan yang terbaik karena Yoo Seul telah memilihnya. Jadi dia tidak
ingin membuat Yoo Seul menyesali pilihannya.
Yoo Seul menawarkan akan mentraktir Cha Sik, karena
dia tipe orang yang tidak nyaman meminta tolong dengan orang lain. Cha Sik
menolaknya, tapi dia punya permintaan lain.
Cha Sik membawa Yoo Seul ke depan piano using yang
ada di pinggir lorong penuh graffiti. Cha Sik ingin melihat seberapa hebat Yoo
Seul bermain piano. Cha Sik menuntun Yoo Seul yang sempat ngedumel bahwa dia
sudah berhenti bermain piano. Yoo Seul akhirnya menyerah dan memainkan
Beethoven’s Symphony no. 9 in D minor Op. 125 yang membuat Cha Sik terpukau. Terlihat
jelas bahwa sebenarnya Yoo Seul mencintai piano.
Cha Sik curhat pada ibunya bahwa rasanya permainan
piano Yoo Seul seperti pelangi yang tak berujung. Sangat indah hingga
terbawa-bawa ke mimpinya. Ibunya penasaran seperti apa mimpinya. Cha Sik
langsung tersenyum penuh rahasia dan menolak memberitahu ibunya.
Kelas olahraga.
Murid perempuan mengingatkan murid laki-laki bahwa
mereka akan ganti baju di kelas dalam waktu 10 menit. Jadi murid-murid
laki-laki jangan coba-coba masuk ke kelas dalam waktu itu.
Beberapa murid perempuan sibuk bergosip tentang Yoo
Seul yang masih saja suka ganti baju sendirian di tempat terpisah padahal
kondisinya jadi sedikit menyulitkannya sendiri.
Yoo Seul ganti baju di tempat lain dengan diantar
Cha Sik. Dia mengusir Cha Sik *yaiyalah* dan menyuruhnya mengawasi saja dari
luar. Cha Sik yang polos mengira Yoo Seul menyembunyikan tato atau semacamnya. Tapi
akhirnya dia keluar setelah menerima pukulan tongkat dari Yoo Seul. Hhe.
Seseorang mengambil gambar Yoo Seul diam-diam dari
luar ruangan (Cha Sik ke mana sih?). Orang itu ingin mendapatkan gambar Yoo
Seul yang sedang ganti baju. Tapi niatnya tidak terlaksana karena Jin Mok
memanggilnya untuk meminjam buku catatan. Yoo Seul yang mendengar itu langsung
terduduk cemas. Nyaris saja dia jadi korban intip siswa mesum.
Jin Mok memojokkan siswa mesum itu dekat loker di
gym. Jin Mok terlihat sangat emosi dan melayangkan pukulannya membabi buta ke
orang itu. Teman yang lain memisahkan mereka.
Jin Mok pulang ke rumahnya untuk makan malam
bersamanya keluarga. Ayahnya mengingat soal Jin Mok yang diundang tampil di
sebuah acara. Tapi Jin Mok membatalkan undangan itu karena tangannya sedang
terluka (akibat berkelahi dengan siswa mesum). Ayahnya langsung cepat-cepat
menghubungi pihak penyelenggara supaya mereka cepat mencari pengganti Jin Mok. Ayahnya
bergumam khawatir bagaimana cara mereka menemukan pengganti Jin Mok dalam waktu
2 hari. Dia tidak ingin imej mereka jatuh karena sudah membatalkan undangan
tampil.
Jin Mok terluka mendengar ayahnya yang lebih
mementingkan martabat keluarga dibanding anaknya sendiri. Ayahnya berkata Jin
Mok pasti sedang tidak PD bermain piano. Dia menyebut Jin Mok sebagai pengecut
yang tersakiti karena merasa diabaikan dan haus kasih sayang. Dia menganggap
Jin Mok hanya mau bermain piano kalau mood-nya jelek. Kalau sudah seperti itu,
Jin Mok hanya akan terus membodohi dirinya sendiri dan kembali merengek minta
diperhatikan. Jin Mok terdiam menahan kesal, dan melampiaskan semua
kekesalannya dengan bermain piano hingga perbannya lepas.
Cha Sik membaca pengumuman tentang Lomba Piano Duet
yang akan diselenggarakan 3 bulan lagi. Cha Sik tersenyum dan bergumam melihat
gambar dua orang bermain piano di poster itu seperti dalam mimpinya. Cha Sik
lalu bertanya pada orang di sekitarnya tentang bagaimana cara dia bisa ikut
jadi peserta.
“Kau hanya perlu terlahir kembali,” kata Jin Mok
yang baru datang.
Cha Sik sebal karena dia sedang serius bertanya. Jin
Mok mengatakan mustahil orang seperti Cha Sik bisa ikut lomba bergengsi itu. Teman-teman
yang lain setuju. Jin Mok yang kesal menjawab bahwa dia punya bakat, tapi
orang-orang meragukannya. Cha Sik lalu bilang kalau ayahnya adalah sang pianis
hebat Hyun Myung Sae. Orang-orang makin tidak percaya karena selama ini Hyun
Myung Sae belum menikah. Cha Sik menunjukkan foto ibunya dengan Myung Sae, tapi
murid-murid bilang Myung Sae memang suka selca dengan penggemarnya sejak dulu. Mereka
menyuruh Cha Sik untuk tes DNA supaya jelas, jangan hanya membual.
Cha Sik yang kesal karena diolok-olok akhirnya
menantang mereka untuk bertaruh. Cha Sik akan menunjukkan kemampuannya dan
meraih juara 1 di lomba itu. Kalau dia berhasil, dia minta orang-orang
mengakuinya kalau dia anak Myung Sae. Jin Mok tertawa mengejek, mengatakan
kalau Cha Sik berhasil lolos babak eliminasi saja sudah cukup, dia akan
mengakuinya.
Cha Sik minta tolong pada Yoo Seul supaya menjadi
partner duetnya dan langsung ditolak Yoo Seul yang malah menyarankan supaya Cha
Sik berobat ke RS supaya tidak semakin sinting, kkk. Bahkan sekalipun itu anak
Mozart, dia tidak akan bisa ikut kompetisi hanya karena dia anak seorang
pianis. Yoo Seul menasehati Cha Sik untuk coba mengubah cara pandangnya. Sama
saja jika dia menyuruh Yoo Seul latihan lompat tinggi selama 3 bulan, Yoo Seul
tidak akan bisa serta merta ikut kejuaraan lompat tinggi. Cha Sik mencerna baik-baik
ucapan Yoo Seul. Dengan lesu akhirnya dia mengajak Yoo Seul pulang. Belakangan Cha
Sik selalu menaruh sebelah tangan Yoo Seul ke kantong jaketnya sebagai
pengganti tongkat.
Cha Sik membonceng Yoo Seul dengan sepedanya. Sepanjang
jalan, dia teringat obrolan dengan ibunya tentang mimpinya. Cha Sik bergumam
bahwa dia merahasiakan sesuatu dari ibunya. Dalam mimpinya, Cha Sik terlihat
bermain piano duet bersama Yoo Seul. Yoo Seul bisa melihat, terlihat cantik dan
tersenyum padanya. Mimpi yang sangat indah, yang membuat Cha Sik ingin tetap
tinggal di dalamnya.
Cha Sik lagi-lagi membawa Yoo Seul ke depan piano usang.
Yoo Seul berkata Cha Sik pasti menyuruh seseorang untuk bermain piano supaya
Yoo Seul percaya bahwa Cha Sik memang sudah bisa bermain piano. Cha Sik tidak
sabaran, lalu membawa Yoo Seul duduk di depan piano itu. Dia menaruh tangan Yoo
Seul di atas tangannya supaya Yoo Seul percaya bahwa memang Cha Sik yang
bermain.
Seorang ahjusshi yang biasa berdagang di dekat piano
itu jadi saksi bahwa selama beberapa waktu belakangan, Cha Sik sangat giat
berlatih dengan piano itu. Kadang dia sampai bosan mendengar latihan Cha Sik
dan menutup telinganya. Jemari Cha Sik sampai terluka saking seriusnya dia
berlatih.
Perlahan Yoo Seul melepaskan tangannya dan mulai
percaya pada Cha Sik.
Narasi Cha Sik :
Meski hanya
singkat, tapi mimpi itu terasa menakjubkan. Karena itu, meski harus memakan
banyak waktu, akan aku jadikan mimpi itu sebagai kenyataan.
Cha Sik kembali mengajak Yoo Seul untuk ikut lomba
itu. Setelah mendengar permainan piano Cha Sik barusan, akhirnya Yoo Seul
tersenyum dan setuju dengan ajakan Cha Sik.
Bersambung
ke episode 3 Final
Komentar
:
Entah kenapa, tapi aku ngerasa kalo Jin Mok itu
sebenarnya ada rasa sama Yoo Seul. Ya mungkin aja awalnya dia emang benci
karena Yoo Seul lebih mahir bermain piano dibanding dirinya. Tapi perasaan
benci itu lama-kelamaan mungkin berubah jadi kekaguman. Walaupun harga dirinya
yang tinggi, bikin Jin Mok menolak habis-habisan dan mengaburkan perasaan
kagumnya *ehm* pada Yoo Seul jadi perasaan bersalah. Sebagai orang yang
relijius, Jin Mok percaya bahwa kejadian yang dialami Yoo Seul adalah akibat
dari doanya yang penuh dendam. Pelajaran nih buat kita, jangan sampai ngedoain
kejelekan buat temen atau siapapun itu. Karena gak ada manfaatnya. Yang ada ya
perasaan khawatir berkepanjangan dan juga gelisah karena jauh di lubuk hati
kita, kita tahu bahwa apa yang kita lakukan dengan mendoakan kejelekan itu
salah.
Perkembangan karakternya keren! Cha Sik si cutie
puppy dan ceroboh bikin aku pengen masukin dia ke kantong aja. Aku suka dia gak
dengan mudah down ketika ibu Yoo Seul mengejek penampilannya. Entah apa dia
emang naïf atau cuma pura-pura ceria, tapi kepribadiannya yang easy going
bener-bener suatu hal yang fresh. Menurutku sih di drama ini, tipikal antara 1st
lead male dan 2nd male-nya tertukar. Dan aku gak akan komplain ㅋㅋㅋ. Di sisi lain aku
lebih suka kalo drama ini lebih menekankan hubungan persahabatan mereka, tapi
ekspresi Cha Sik yang mulai ngerasa ada ‘kupu-kupu beterbangan dan pelangi
indah di hatinya’ gegara Yoo Seul bener-bener bikin aku gemes.
Yoo Seul yang masih penuh dengan kepercayaan diri,
berusaha keras agar gak direndahkan oleh orang lain, termasuk ibunya. Dia ingin
ngebuktiin kalo dia masih bisa mandiri walaupun kondisinya dianggap lemah di
mata orang lain. Yoo Seul gak menginginkan simpati dan belas kasihan orang
lain.
Dan Jin Mok. Sangat sulit buatku menghindari
karismanya. Setengah dirinya sangat mirip dengan Yoo Seul, bedanya dia punya
orangtua yang gak terlalu peduli dengan keadaan dirinya. Ayahnya terkesan cuma
peduli dengan imej keluarganya. Menurutku
dibandingkan dengan ibu Yoo Seul, ayahnya Jin Mok is the worst. Kasian Jin Mok
yang harus melampiaskan kemarahannya lewat dentingan piano. Oh iya, aku batal ‘pindah
kapal’ karena makin ke sini, aku ngerasa perhatian Jin Mok ke Yoo Seul itu
lebih kayak perhatian kakak ke adiknya. Bandingin senyum geli Jin Mok dengan
senyum Cha Sik yang benar-benar kayak bocah jatuh cinta.
Ahahaha..
Tinggal 1 episode lagi nih, ayo tebak-tebakan,
apakah Jung Cha Sik memang benar anak dari pianis terkenal Hyun Myung Sae
seperti yang dibilang ibunya??
Mau tau kelanjutannya?
Silakan tunggu episode 3 ^^
160403, 22.12 WIB
Ujen/박수잔
Awalnyo pas lihat teaser PT dulu, ku kiro drama ini bakalan selalu tegang keno persaingan antara Yoo-seul dan Jin-mok, dak taunyo ado bae hal2 lucu di drama ini.
BalasHapusGemes lihat tingkah Tsundere-nyo Jin-mok, gengsinyo Yoo-seul, dan sifat cerianyo Cha-sik.
Aso dak sanggup pisah dengan trio PT ni ~T_T~
Setujung!! Ekspresi Jisoo bener" lucu, jadi dak sanggup kalo di drama selanjutnya dia jadi yang tersakiti lagi. Page Turner ini semacam obat buat yang pengen liat Jisoo jd anak ceria dan menangin hati Heroinnya, kkk.
HapusShin Jae Ha jg.. aigoo..
Udah dk bisa ngomong lagi ><
Ane belum nonton yg eps.3 ~T_T~
Hapus*gelundungan*
sedih bgt pas si Yo Seul ngeluarin uneg" nya ke umma nya,,
BalasHapusjg pas jin mok yg tangan-a di perban, appa nya malah mentingin pesta orang, bkn-a merhatiin luka anak ny.. :3
btw menurut klian si Cha sik beneran anak dr artis/Pianist itu gak?