Yeon Doo yang sedang berjalan di tangga bertemu
dengan Ha Joon. Dia menyeret Ha Joon ke sebuah ruangan untuk membicarakan
sesuatu. Ha Joon heran karena Yeon Doo tiba-tiba menjulurkan tangan kirinya,
menyuruh Ha Joon membalas soal dia yang menggigit tangan Ha Joon tempo hari. Ha
Joon bertanya sebenarnya apa yang diinginkan Yeon Doo. Yeon Doo menjawab dia
ingin meminta bantuan Ha Joon tentang cheerleading.
Tiba-tiba Yeol datang dan dia terlihat *uhuk*
cemburu bertanya apa yang dilakukan Yeon Doo dan Ha Joon di sana. Yeon Doo
menarik kerah blazer Yeol dan juga meminta Yeol membantunya soal cheerleading. Belum
sempat Yeol merespon, tiba-tiba mereka mendengar pembicaraan kepala sekolah dan
Guru Im soal pemecatan Guru Yang, wali kelas mereka. Mereka mencuri dengar
pembicaraan itu sambil menempelkan telinga di daun pintu.
Guru Im yang menyadarinya lalu membuka pintu dan
membuat Yeon Doo jatuh terduduk.
Kepala sekolah menyuruh mereka tutup mulut jika
tidak ingin mendapat masalah. Kepala sekolah juga mengingatkan Ha Joon akan
gawat kalau sampai Ha Joon terlibat masalah. Ha Joon ingin membantah tapi Yeol
buru-buru menanggapi bahwa mereka akan menutup mulut soal ini.
Yeon Doo mendiskusikan masalah ini bersama Yeol dan
Ha Joon. Dia ingin membantu Guru Yang agar tidak dipecat, tapi Yeol melarang
Yeon Doo melibatkan dirinya. Apalagi konsekuensinya adalah dikeluarkan dari
sekolah. Ha Joon menambahkan, bisa jadi bantuan yang mereka berikan malah
menjadi bumerang dan semakin menyudutkan Guru Yang. Tapi Yeon Doo kepikiran
tentang nasib Guru Yang. Yeol meninggikan suaranya dan berkata seharusnya Yeon
Doo memikirkan dirinya dulu, bukan orang lain. Lalu dia terlihat kesal dan
pergi dari sana, Ha Joon mengikutinya.
Yeon Doo bicara dengan Guru Yang soal pemecatan guru
itu. Guru Yang berusaha tersenyum menenangkan Yeon Doo sambil menepuk kepalanya
seolah-olah Yeon Doo adiknya. Lalu Guru Yang pergi sambil mengingatkan Yeon Doo
harus belajar karena akan ada ulangan. Yeon Doo menatap kepergian Guru Yang
dengan sedih. Sementara Guru Yang juga terlihat sedih membayangkan masa
depannya.
Guru Yang memutuskan menghubungi Produser acara ’60
Menit Global News’. Dia memberikan dokumen yang diperlukan sebagai bukti SMA
Sevit melakukan manipulasi data nilai. Sebagai gantinya, dia tidak ingin
muridnya terlibat.
Kepala sekolah memberikan pedoman wawancara dengan
pihak stasiun TV. Dia melarang tim cheers untuk melakukan wawancara tanpa
izinnya. Yeon Doo bertanya kenapa mereka harus minta izin. Kepala sekolah
menanggapi dia akan memberikan sanksi jika ada yang berani melakukan wawancara
tanpa izinnya. Yeon Doo menimpali walaupun mereka memberikan fakta, apakah
kepala sekolah tetap melarang. Kepala sekolah menahan emosi sambil menatap
tajam Yeon Doo, mengatakan dia akan benar-benar mengeluarkan mereka jika berani
membantah. Yeol menatap Yeon Doo khawatir.
Dong Jae bertanya apakah Yeon Doo benar-benar akan
melakukan wawancara, Yeon Doo yakin akan melakukannya demi Guru Yang. Kepala
sekolah mengawasi mereka melalui CCTV dan menyuruh Guru Im mencari cara supaya
bisa mengeluarkan Yeon Doo dari sekolah.
Yeon Doo bersiap-siap melakukan wawancara di ruangan
Baekho. Tapi Yeol datang menghentikannya. Dia menarik Yeon Doo keluar dan
memarahi Yeon Doo.
Yeol berkata Yeon Doo jangan coba-coba terlibat
dengan masalah itu. Yeon Doo berkata dia juga sebenarnya takut, tapi dia juga
tidak bisa membiarkan Guru Yang diperlakukan tidak adil.
Yeol, “Memangnya ada yang akan berubah setelah kau
melakukan wawancara? Jangan memulai kalau tidak bisa mengatasinya. Jangan lari
jika kau ingin memulai sesuatu. Jangan percaya pada orang dewasa!”
Yeon Doo, “Benar. Aku mungkin akan lari setelah aku
memulainya. Tapi setidaknya aku berani melakukan sesuatu dibanding dirimu.”
Yeol, “Pada akhirnya kaulah yang akan terluka!”
Yeon Doo, “Memangnya kenapa kalau aku terluka?”
Yeol, “Apa kau mau terus bersikap bodoh begini?!”
Yeon Doo, “Ya, aku memang bodoh. Tapi setidaknya aku
tak punya pandangan hidup sepertimu. Dan di mataku sekarang, kau ini sama saja
seperti orang dewasa yang kau benci itu!”
Lalu Yeon Doo pergi meninggalkan Yeol yang termangu.
Yeon Doo menelepon ibunya meminta pendapat. Ibunya
melarang Yeon Doo menambah masalah lagi dan menyuruh Yeon Doo diam saja. Yeon
Doo berkata dia akan mendengarkan ibunya.
Ibu Yeon Doo berkata pada ayah Yeol sepertinya dia
bisa jantungan karena Yeon Doo. Ayah Yeol berkata dia cemburu karena Yeon Doo
menelepon ibunya ketika ada masalah. Ibu Yeon Doo menenangkan ayah Yeol bahwa
tidak sepenuhnya salah dia (sepertinya Yeol mulai membenci ayahnya karena suatu
peristiwa ketika Yeol masih kecil dan hingga kini Yeol masih terus
mengingatnya).
Ayah Yeol bertanya tentang penolakan lamarannya oleh
ibu Yeon Doo, ibu Yeon Doo menjawab bahwa saat ini dia hanya memikirkan Yeon
Doo dan tidak terpikir untuk menikah lagi. Baginya, Yeon Doo adalah dunianya.
Ayah Yeol, “Kenapa aku tidak bisa memikirkannya
lebih awal? Bahwa aku bisa menjadi satu-satunya dunia bagi anakku. Fakta bahwa
aku tak seharusnya meninggalkan dia sendirian.
Yeon Doo sedang berjalan bersama Dong Jae ketika
Produser menghampirinyaa dan menawarkan soal wawancara. Yeon Doo terlihat dilema
karena dia ingin melakukan wawancara tapi semua orang melarangnya.
Dong Jae menatapnya simpati, lalu memberikan susu
stroberi pada Yeon Doo. Kali ini Yeon Doo menolaknya karena dia sedang tidak
mood untu meminumnya. Dong Jae lalu meminum susu itu sendirian.
Kepala sekolah dan Guru Im menyapa ayah Ha Joon yang
seorang kepala RS setelah selesai rapat komite. Ayahnya terlihat seperti orang
yang ramah dan selalu tersenyum. Mereka membicarakan soal Ha Joon. Ayah Ha Joon
menyinggung soal anaknya yang sepertinya kesulitan untuk masuk universitas
pilihan ayahnya. Kepala sekolah gugup dan tidak bisa menjawabnya
terang-terangan (mungkin Ha Joon memang rajin belajar, tapi dia tidak cukup pintar untuk bisa masuk
universitas pilihan ayahnya).
Yeon Doo yang sedang berjalan di parkiran sekolah
tidak sengaja melihat Ha Joon yang sedang dipukuli ayahnya. Yeon Doo mencari
cara menghentikannya. Dia lalu berteriak memanggil Ha Joon, seolah-olah ada
guru yang sedang mencarinya. Ayahnya langsung pergi setelah memperingatkan Ha
Joon supaya tetap fokus belajar. Yeon Doo menatapnya iba, sementara Ha Joon
langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Yeon Doo kembali bertemu Ha Joon yang sedang duduk
sendirian. Yeon Doo bertanya soal kejadian tadi tapi Ha Joon berkata hal itu
bukan urusan Yeon Doo. Di saat Ha Joon akan pergi, Yeon Doo menarik tangannya
dan menaruh salep luka dan juga plester ke tangan Ha Joon.
Ha Joon, “Apa ini?”
Yeon Doo, “Supaya kau tidak terluka.”
Yeon Doo lalu berkata Ha Joon tidak usah khawatir
karena dia sudah tahu bahwa Yeon Doo adalah orang yang setia kawan. Yeon Doo
janji tidak akan membocorkan kejadian tadi pada orang lain.
Ha Joon menatap obat yang diberikan Yeon Doo.
Di ruang Baekho, Na Yeon dan Jae Young
(kemarin-kemarin aku typo nulis nama Jae Young jadi Mi Young, itu karena
namanya jarang disebut dan aku cuman ingat nama terakhirnya ‘Young’. Haha. Gak
kepikiran buat googling juga. Mianhamnida~) mengejek Yeon Doo yang terlihat
lesu karena tidak ada pergerakan tentang koreografinya bersama tim Baekho. Yeon
Doo juga merasa ingin menyerah saja. Lalu tiba-tiba Ha Joon berdiri
menghampirinya, mengatakan dia akan membantu Yeon Doo tentang cheerleading atau
apalah itu namanya. Yeol dan Yeon Doo kaget mendengarnya.
Malam harinya, Ha Joon yang sedang memegang payung
dan buku (sepertinya dia baru kembali setelah belajar di perpus dan berniat ke
asramanya, dan gedung belajar dipisah dari gedung asrama) melihat Yeon Doo yang
berlari di tengah hujan. Yeon Doo ingin berlatih koreografi di ruang Baekho.
Yeon Doo bertemu Guru Yang di tangga. Dia minta maaf
karena tidak jadi melakukan wawancara. Guru Yang ternyata juga melarangnya
melakukan wawancara. Dia beralasan karena Yeon Do tidak pandai bicara di depan
kamera. Padahal dia tidak ingin anak muridnya mendapat masalah.
Guru Yang, “Jika kau ingin membantuku, mulailah
dengan mencari dua hal di sekolah. Teman yang akan selalu ada untukmu. Dan
orang dewasa yang selalu peduli denganmu. Itu adalah cara agar kau bertahan di
sekolah ini. Kang Yeon Doo, fighting!”
Yeol menatap hujan sambil teringat obrolannya dengan
Ha Joon soal Yeon Doo. Ha Joon berkata bisa saja Yeon Doo sudah melakukan hal
yang benar. Lalu teringat soal Yeon Doo yang menyebutnya ‘Pengecut’ karena sikapnya
sama saja dengan orang dewasa yang dibenci Yeol sendiri.
Yeon Doo belajar koreografi untuk cheerleading
sendirian. Sementara di luar, seseorang meninggalkan payungnya untuk Yeon Doo. Orang
itu adalah Ha Joon yang memilih hujan-hujanan. Dia berjalan di tengah hujan
sambil tersenyum.
Sayangnya, Yeon Doo tidak menyadari payung itu dan
keluar begitu saja setelah selesai latihan sambil menunggu hujan reda.
Yeol, "Jangan kira aku membawakan payung untukmu." Yeon Doo, "Aku tahu kok." |
Yeol datang menemui Yeon Doo yang sedang duduk
sambil menunggu hujan reda. Yeol berkata Yeon Doo jangan salah paham mengira
dia membawakan payung untuk Yeon Doo, dia ke sana karena ingin minta maaf. Lalu
dia duduk di samping Yeon Doo.
Yeol minta maaf karena sudah melarang Yeon Doo
terlibat masalah Guru Yang, tapi Yeon Doo menjawab mungkin Yeol benar. Dia
adalah orang yang ingin memulai tapi tidak bisa bertanggung jawab. Yeon Doo
mengeluh orang-orang mengira dia hanya bisa tertawa dan bersenang-senang, tapi
kenyataannya dia hanya bisa membuat ibunya khawatir dan dia tidak berdaya di
depan guru.
Yeon Doo berkata dia masih belum tahu apa yang akan
dilakukannya di masa depan. Yeol berkata Yeon Doo harus melakukan apa yang
diinginkan hatinya. Yeon Doo tersenyum lebar mendengar dukungan dari Yeol, Yeol
hanya menatap lama wajah Yeon Doo sambil tersenyum. Lalu tiba-tiba dia tersadar
dan menyerahkan payung yang dibawanya ke Yeon Doo.
Yeon Doo bertanya bagaimana dengan Yeol (Yeon Doo
pikir mereka bisa memakai payung itu bersama-sama).
Yeol, “Jika aku memutuskan memakai payung itu bersamamu…
aku mungkin akan berada dalam bahaya.”
Yeon Doo yang polos tentu saja tidak paham maksud
Yeol (kyaaoo, Yeol benar-benar menjaga Yeon Doo).
Yeon Doo akhirnya memutuskan untuk melakukan
wawancara setelah melihat Guru Yang yang sedang mengajar sambil diawasi oleh
kepala sekolah dari luar kelas. Yeon Doo mengingat bahwa Guru Yang-lah yang selalu membantunya di saat
dia menginginkan keadilan bagi Real King. Dia sudah menemukan ‘Teman yang
selalu ada untuknya’ dan juga ‘Orang dewasa yang selalu membantunya’ di
sekolah. Lalu dengan suara bergetar, Yeon Doo membungkuk hormat dan berterima
kasih pada Guru Yang. The real teacher!!
Yeon Doo menemui Produser dan mengatakan dia siap
wawancara soal manipulasi nilai di SMA Sevit. Yeol dan Ha Joon melihatnya.
Komentar
:
Kwon Soo Ah. Aku gak ngerti sama dia. Di satu sisi,
aku kasian sama Soo Ah yang depresi karena tekanan dari ibunya. Dia nangis dan
berkali-kali mencoba mengakhiri hidupnya. Tapi pagi harinya, dia kembali
berubah jadi iblis betina, yang demi ambisi(ibu)nya, dia ‘menyerang’ bukan cuma
satu orang, tapi beberapa orang yang dianggap menghalangi jalannya. Aku harap
writernim bikin kejelasansoal sikap Soo Ah ini, apakah dia patut dibenci atau
malah dikasihani. Hikk.
OTP favoritku, Yeol-Yeon Doo, atau HanaDulSet Couple
atau Counting Couple. Wow. Chemistry mereka begitu daebak! Lee WonGeun sukses
masuk ke dalam karakter Yeol yang smartass, cuek, gak mau terlibat masalah tapi
juga rada pervy. Hmph. Dia tahu kalau dia suka sama Yeon Doo (bahkan aku yakin
sejak awal episode Sassy Go Go). Tapi cara Yeol menunjukkannya itu bikin Yeon
Doo ngerasa kalau Yeol cuman suka ngegodain dia doing. Padahal, walaupun
kelihatan pasif, Yeol-lah orang yang selalu mendukung gerakan Yeon Doo. Udah
sering dia ngasih dukungan di saat Yeon Doo butuh bantuan. Ada di sisi Yeon Doo
di saat perasaan Yeon Doo yang rentan karena dikhianati seseorang yang
dianggapnya teman. Kalo kata komentar di forum Sassy Go Go di Soompi sih, Yeol
itu ‘boyfriend materials’ banget. Siapa yang butuh lead male brengsek yang suka
nyakitin perasaan heroine-nya kalo kita bisa punya lead male yang lovable macam
Yeol? Dia kaya tapi bersikap biasa aja. Karakter Yeol malah lebih sering
ditemukan sebagai 2nd lead male kalo di kdrama lain. Ngerti kan
maksudnya?
Yeon Doo… brave girl. Sikapnya yang setia kawan dan
berani inilah yang bikin dia dicintai teman-teman Real King-nya dan juga Yeol. Dia
tipe orang yang lebih mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingannya
pribadi. Makanya Yeol khawatir karena dia takut Yeon Doo terlibat masalah.
Seo Ha Joon. Hmm, sepertinya dia mulai membuka
hatinya dengan orang selain Yeol. Yeon Doo emang punya kemampuan bikin orang
nyaman ada di dekatnya. Ha Joon mungkin merasa kalau Yeon Doo adalah teman yang
bisa dia percaya. Makanya dia berterima kasih pada Yeon Doo dengan membawakan
payung sementara dia rela hujan-hujanan. Ya, aku harap Ha Joon gak akan
terlibat dalam hubungn triangle love karena aku udah lelah dengan cerita jenis
itu. Bisalah kalau kedekatan Ha Joon dan
Yeon Doo hanya untuk membuat Yeol cemburu. But, enough said. Ha Joon juga
pastinya sadar kalau Yeol udah naksir Yeon Doo, jadi dia gak mungkin punya
perasaan dalam bentuk cinta ke Yeon Doo. Iya kan? Hehe.
Oh iya mengenai bromance, Yeol-Ha Joon. Mereka
berdua punya perbedaan sikap dalam bertindak. Ha Joon adalah tipe orang yang
lebih mendulukan emosinya, sementara Yeol adalah orang yang penuh perhitungan
dalam setiap tindakannya, membuat Yeol cenderung kelihatan pasif. Dia juga tipe
orang yang gak mau terlibat masalah, apalagi itu berhubungan dengan orang
dewasa. Tapi dia sebenarnya memikirkan orang yang disayanginya. Makanya gak heran kalo orang yang terlebih
dulu bergerak membantu Yeon Doo adalah Ha Joon, sementara Yeol perlahan
mengikuti dan mengawasi Yeon Doo dari belakang. Yeon Doo beruntung memiliki
mereka yang pada akhirnya memilih untuk berjuang bersama.
151021, 17.00 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar