Ibu-ibu pejabat dan diundang oleh ibu Soo Ah untuk
makan di sebuah restoran mahal yang juga didatangi oleh ayah Yeol dan ibu Yeon
Doo sebelumnya. Ibu Soo Ah mulai menawarkan kerja sama. Para wali murid itu pun
mulai menjilat.
Setelah pertemuan berakhir, ibu Jae Young (salah
satu anggota Baekho) menelepon ibu Soo Ah dan mengatakan untuk berhati-hati
dengan kepala sekolah. Ibu Soo Ah mematikan telepon itu dan mengatakan mereka
yang pertama kali akan mengkhianatinya setelah tujuan mereka tercapai.
Instruktur cheerleading (Nam Jung Ah) datang ke
sekolah dengan dandanannya yang menor dan pakaian ketat. Guru Yang menyapanya
dan instruktur Nam bertanya tentang ruang kepala sekolah. Begitu instruktur Nam
pergi, Guru Yang tampak ilfil melihat tampak depan instruktur itu. Haha.
Instruktur Nam (selanjutnya akan kusebut Guru Nam)
bertemu dengan klub cheerleading dan tanpa basa-basi langsung menerangkan soal
pembagian teamwork klub cheerleading itu. Real King yang merupakan klub dance,
akan menjadi tim yang menari dengan lincah dan semua bagian footwork-nya. Sedangkan
Baekho hanya bertugas melambai-lambaikan pompom dan papan nama. Soo Ah tampak
puas dengan rencana itu, tapi Yeon Doo tentu saja protes. Guru Nam menjawab
santai bahwa dia dibayar untuk melakukan rencana seperti itu.
Ha Joon bertanya apa Yeol serius ingin melakukan cheerleading,
Yeol menjawab dia serius dan karena dia suka melihat Baekho dan Real King yang
terus bertengkar seperti anak kecil. Ha Joon curiga dan mengira pasti ada
hubungannya dengan Yeon Doo. Yeol bilang dia punya hutang dengan Yeon Doo
karena sudah membuatnya ikut bergabung cheerleading. Ha Joon tidak mengerti
tapi Yeol menolak menjelaskan lebih jauh. Mereka pu kejar-kejaran di sepanjang
koridor sekolah.
Soo Ah mendapat hasil tesnya dan ternyata jawabannya
banyak salah. Dia depresi dan diam-diam pergi ke belakang sekolah untuk
mengambil sebungkus rokok yang disembunyikannya di sebuah lubang yang ditutupi
batu bata. Begitu akan menyalakannya, Soo ah merasakan seseorang sedang
mengawasinya. Dan ternyata orang itu Dong Jae yang menatapnya penasaran seperti
anak kecil. Soo Ah lalu menjatuhkan rokoknya dan beranjak dari sana. Dong Jae
mengejarnya dan berusaha mengembalikan rokok itu. Cute. Tapi Soo Ah mengelak
dan mengatakan itu bukan miliknya. Dia menepis rokok di tangan Dong Jae dan
membuat Dong Jae tersentak.Soo Ah cepat-cepat kabur dari sana.
Yeol menghampiri Dong Jae dan mengatakan biar dia
saja yang mengembalikan rokok itu pada Soo Ah. Yeol mengatakan dia ingin
membantu Yeon Doo dan inilah saatnya.
Yeol menemui Soo Ah dan memasukkan sebatang rokok
tadi ke dalam tas Soo Ah dan mengatakan soal pembagian tugas cheerleading
seharusnya bisa lebih adil. Soo Ah mengatakan terserah Yeol mau bilang apa, dan
pergi dari sana. Yeon Doo melihatnya dan bertanya apa yang direncakan Yeol. Yeol
hanya bilang tunggu dan lihat saja.
Di kelas, Yeol mengaku kalau dia kehilangan dompet
di kelas. Guru Yang lalu memeriksa satu-persatu tas murid di kelasnya. Soo Ah
cemas karena dia menyimpan sebungkus rokok di dalam tasnya. Yeon Doo menyadari
kegelisahan Soo Ah dan mengalihkan perhatian dengan mengatakan bahwa Yeol sudah
menemukan dompetnya. Yeol sedikit tidak terima karena rencananya digagalkan
begitu saja oleh Yeon Doo. Soo Ah melirik mereka dan mengira Yeon Doo-lah yang
merencanakan semua itu untuk menjebaknya.
Yeon Doo bicara tidak seharusnya Yeol berbuat
seperti itu walau dimaksudkan untuk membantunya. Soo Ah mendengarnya dan
menghampiri mereka. Dia menampar Yeon Doo dan mengatakan dia benci trik kotor Yeon
Doo. Yeol memarahinya dan mengatakan itu semua idenyaa, bukan Yeon Doo. Soo Ah
berkata Yeon Doo pasti senang karena ada banyak orang yang mendukungnya. Tapi
dia memperingatkan mereka untuk tidak membuatnya marah, karena dia bisa lebih
licik lagi.
Soo Ah mengembalikan sebungkus rokok itu ke tempat
asalnya. Lalu dia teringat memori tentang Yeon Doo yang memergokinya hendak
merokok dan mengganti rokok itu dengan permen.
Flashback, Yeon Doo bertanya apa nilai Soo Ah turun lagi. Soo Ah menjawab teman SMP-nya bunuh diri padahal temannya itu adalah yang terpintar di sekolahnya. Kasusnya heboh di media. Lalu Soo Ah bilang ibunya mengatakan ‘Orang akan mengingat yang terpintar. Tidak akan ada yang mengingat si Ranking 2.’ (ibu Soo Ah menganggap kasus itu menyedot perhatian karena orang yang bunuh diri itu adalah murid terpintar di sekolahnya).
Flashback, Yeon Doo bertanya apa nilai Soo Ah turun lagi. Soo Ah menjawab teman SMP-nya bunuh diri padahal temannya itu adalah yang terpintar di sekolahnya. Kasusnya heboh di media. Lalu Soo Ah bilang ibunya mengatakan ‘Orang akan mengingat yang terpintar. Tidak akan ada yang mengingat si Ranking 2.’ (ibu Soo Ah menganggap kasus itu menyedot perhatian karena orang yang bunuh diri itu adalah murid terpintar di sekolahnya).
Yeon Doo menghibur Soo Ah bahwa ibu-ibu memang suka
seperti itu. Ibunya sering memarahi Yeon Doo karena Yeon Doo peringkat ke 196
dari 200 siswa. Tiba-tiba ibunya datang dan memukul kepala Yeon Doo. Yeon Doo
sembunyi di balik Soo Ah. Ibunya masih saja mengomelinya dan mereka pun
kejar-kejaran. Soo Ah melihat pemandangan itu dengan perasaan sedih dan iri.
End
of flashback.
Tim cheerleading mulai berlatih fisik. Guru Nam yang
melihat latihan mereka hanya geleng-geleng kepala karena tidak ada yang serius.
Lalu dia memberi mereka 5 menit waktu istirahat. Real King langsung berkumpul
dan saling menumpuk tubuh ke anggota lain. Hyosik yang berada paling bawah
harus menahan beban lima orang temannya. Soo Ah melihatnya dan merasa cemburu
melihat keakraban mereka.
Soo Ah istirahat di luar ruangan latihan, menyandar
di sebuah tiang sambil memegang dada kirinya. Sepertinya dia ada masalah dengan
jantungnya karena sering merokok. Yeon Doo yang lewat sana tidak sengaja
menendang kaki Soo Ah. Soo Ah marah, mengira Yeon Doo sengaja. Yeon Doo minta
maaf. Soo Ah mengatakan seharusnya Yeon Doo memanfaatkan kejadian rokok di
kelas tadi karena itu kesempatannya. Yeon Doo bilang dia tahu rokok adalah
kelemahan Soo Ah, dia tidak ingin melawan Soo Ah dengan memanfaatkan
kelemahannya. Soo Ah bilang untuk tidak saling peduli lagi satu sama lain,
supaya tidak ada yang merasa terluka dan dikhianati.
Yeon Doo bilang dia kasihan dengan Soo Ah walaupun
Soo Ah berasal dari keluarga kaya dan sebagainya. Soo Ah tersinggung dan
berkata Yeon Doo tidak bisa melukainya tapi dia bisa membuat Yeon Doo terluka.
Dong Jae menghampiri Yeon Doo dan memberikan sebotol air. Soo Ah lalu mengamati
Dong Jae dan merencanakan sesuatu.
Soo Ah menyuap tim lawan Dong Jae dengan buku
soal-soal supaya menjegal langkah Dong Jae di pertandingan latihan nanti. Tapi
Soo Ah memperingatkan untuk tidak terlalu kasar. Dua orang tim lawan itu
berkata Dong Jae tidak akan bertahan walau mereka tidak kasar. Yeol yang lewat
sana menatap Soo Ah tidak suka.
Begitu pertandingan dimulai, tim lawan mulai
berusaha menjegal permainan Dong Jae. Soo Ah menghampiri Yeon Doo yang juga
ikut menonton pertandingan itu dan mengatakan ingin tahu seberapa tahan Dong
Jae dengan kontak fisik. Yeol juga ada di sana dan mengamati Yeon Doo yang
terlihat semangat mendukung Dong Jae dari pinggiran lapangan.
Tim lawan bertindak terlalu jauh dengan memeluk tubuh
Dong Jae dari belakang, sehingga membuatnya ketakutan dan tidak bisa bergerak.
Dong Jae yang fobia terhadap sentuhan pun akhirnya pingsan dan segera dibawa ke
UKS. Soo Ah terlihat cemas dan segera pergi dari sana.
Yeol menemui Soo Ah dan mengatakan dia tahu kalau
Soo Ah-lah yang menyebabkan kekacauan di pertandingan basket tadi. Soo Ah
mengelak itu semua salah Yeon Doo. Yeol membantah omongannya. Mengatakan bahwa
sebenarnya Soo Ah sudah tahu kalau itu kesalahannya sendiri. Yeol berkata bahwa
Soo Ah sudah memilih orang yang salah karena seharusnya lawan Soo Ah adalah
dirinya (Yeol menginginkan persaingan sehat antara si Peringkat Atas).
Yeon Doo menemani Dong Jae di UKS dan bertanya apa
Dong Jae baik-baik saja. Dong Jae menjawab dia baik-baik saja. Yeon Doo
mengulang pertanyaannya dan Dong Jae tetap menjawab polos kalau dia benar-benar
tidak apa-apa. Yeon Doo kesal dan melampiaskannya dengan memukul-mukul bahu
Dong Jae dengan wadah tisu. Dia sedih Dong Jae harus ikut menderita karena ulah
Soo Ah.
Soo Ah duduk sendirian di pinggir jalan areal
sekolah. Dia menatap sedih layar ponselnya yang menampilkan foto selca-nya
bersama sahabatnya saat SMP yang bunuh diri. Dia bertanya apa sekarang So Young
(temannya itu) sudah bahagia, karena dia tidak merasa bahagia. Tapi dia tidak
akan berhenti sekarang walaupun dia tidak bahagia. Dia bilang dia akan
bersemangat dan belajar dengan giat.
Yeon Doo dan Dong Jae berpapasan dengan Soo Ah yang
berjalan dengan ekspresi sedih. Tiba-tiba Yeon Doo mendapat ide dengan melempar
bola basket yang dipegang Dong Jae tepat mengenai punggung Soo Ah. Soo Ah
berbalik dan mengatakan berani sekali Yeon Doo melemparnya dengan bola basket. Dia
kembali berniat menampar Yeon Doo, tapi kali ini, Yeon Doo menahan tangannya.
Yeon Doo berteriak marah dan menyuruh Soo Ah seharusnya langsung menyerangnya,
bukannya dengan menyakiti orang-orang di sekitar Yeon Doo.
Soo Ah bilang dia akan menyerang apapun yang akan
membuat Yeon Doo terluka, tidak peduli apakah orang lain akan ikut terluka.
Yeon Doo memegang bahunya dan berbisik bahwa dia tidak takut dengan tindakan
jahat Soo Ah, tapi dia berharap setidaknya Soo Ah harus bersikap seperti manusia
(bravo, Yeon Doo-ya).
Tim cheerleading kembali berlatih fisik. Na Yeon
(salah satu anggota Baekho) mengalami keseleo tangan dan latihan terpaksa
dihentikan. Dia bersikap tidak sopan pada Guru Nam. Teman-temannya di klub
Baekho (minus Yeol dan Ha Joon) mulai terprovokasi. Guru Nam emosi dengan sikap
mereka dan menyuruh mereka keluar.
Skuad ibu-ibu pejabat kembali datang dan kali ini
ibu Soo Ah ikut rombongan. Sepertinya anak-anak mereka mengadu dengan kejadian
di ruang latihan. Sementara itu, Dinas Pendidikan kembali mendapat laporan dari
seseorang dari SMA Sevit.
Ibu-ibu pejabat itu memarahi Guru Nam yang sudah
membiarkan anak mereka terluka (ah elah!), dan mengatakan bahwa mereka akan
memecat Guru Nam. Guru Nam dengan santai berkata bahwa dia akan mengundurkan
diri duluan jadi mereka tidak perlu memecatnya. Lalu dia menendang dinding dan
membuat Real King kaget, sementara Yeol dan Ha Joon hanya tersenyum geli.
Tiba-tiba Guru Nam datang bersama Pak Joo dari Dinas
Pendidikan. Mereka juga datang dengan membawa kamera. Kepala sekolah, skuad
ibu-ibu dan juga anggota tim cheerleading kebingungan. Tapi di antara mereka,
ada juga beberapa orang yang tersenyum.
Bersambung ke episode 4
Komentar
:
Episode 3 berkembang pesat. Di sini kita bisa tahu
kalau Soo Ah mempunyai tekanan yang jauh lebih kuat dari yang kelihatannya. Dia
bukan cuma harus menuruti perintah ibunya untuk ‘melakukan’ apapun supaya jadi
nomor 1, tapi juga perasaan cemburu dan iri hati yang dimilikinya. Bahwa
sebenarnya dia membutuhkan seseorang di sampingnya. Dia pernah punya Yeon Doo,
tapi dia ‘membuang’ Yeon Doo begitu saja karena ibunya melarang dia berteman
dengan murid yang bodoh. Itulah kenapa Soo Ah menyarankan Yeon Doo buat gak
peduli lagi satu sama lain. Karena Soo Ah sebenarnya gak ingin baik dia maupun
Yeon Doo terluka. Soo Ah pikir dengan bersikap tgak saling peduli maka otomatis
mereka menjadi orang asing. Padahal dia dan Yeon Doo tahu bahwa hal itu gak
mungkin, kebersamaan yang sudah mereka lewati selama ini gak bisa tiba-tiba
hilang begitu aja hanya karena pribadi mereka yang berubah.
Soo Ah iri dengan Yeon Doo yang memiliki begitu
banyak orang yang peduli dengannya. Karena itulah dia menyerang orang-orang di
sekitar Yeon Doo karena dia tahu Yeon Doo memiliki rasa kesetia kawanan yang
besar.
Di sisi lain, Yeol
adalah seseorang yang ibaratnya sudah memiliki kejeniusan sejak lahir. Dari
yang aku lihat, Yeol adalah tipe orang yang sebenarnya gak begitu peduli dengan
nilai dan ranking. Dia gak ngotot belajar, tapi tetap gak terkalahkan. Dia juga
gak masalah harus membuat masalah kecil yang menyebabkan dia mendapat pinalti. Yeol
bahkan gak ambil pusing walaupun orang yang dihadapi adalah orang yang lebih
tua, misalnya kepala sekolah. Dia gak bisa dekat dengan Soo Ah karena Soo Ah
memiliki ambisi untuk mengalahkannya. Karena itu dia secara alamiah dekat
dengan Yeon Doo, yang bertolak belakang dengannya. Tapi memiliki rasa
kesetiakawanan yang sama sepertinya. Dia membenci ‘hukum rimba’ di sekolah, dan
menggunakan hal itu untuk menyindir ‘penguasa’ sekolah. Dia tahu karena dia
pintar dan punya ayah yang berpengaruh, maka pihak sekolah gak berani
macam-macam dengannya. Yeol yang awalnya
merasa bersimpati pada Yeon Doo, pada akhirnya tertarik pada gadis itu. Yeol merasa
ada hal yang harus dia perjuangkan dalam kehidupannya, selain juga
persahabatannya.
151017, 05.01 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar